Ketika kawan sekelasku sedang ngobrol, aku segera duduk dikursiku sebelum mereka menyadari anehnya cara berjalanku.
"Hey gustin, kok jalanmu kegitu, habis open BO ya?, hahaha"
Anjir, ternyata ada anak cowok yang melihatku.
Aku pura-pura tidak dengar saja dari pada mereka makin ngelunjak.
"Kok BO, kan gustin sama rizal udah pacaran." Ucap anak lain.
"Haha, iya deng, aku lupa."
Mereka terus ngomongin aku, tidak bisa lagi aku untuk pura-pura tidak dengar, jelas aku merasa mereka sedang mengejekku, bikin jengkel saja.
Heran sih, sejak berita hubunganku dengan rizal menyebar banyak orang yang ngomongin kami, mungkin karena rizal punya banyak fans kali ya, dulu kan geng rizal mendominasi SMP, meskipun dia sudah tobat sejak papa bowo sama mama andin mulai perhatian ketika rizal baru masuk SMA.
Atau mungkin karena gengku juga terkenal di SMA, kan ada trio kawanku yang sudah terkenal sejak SMP, yang jelas kehidupanku di sekolah semakin terganggu.
"Iya juga ya, gimana zal, pacaran ama gustin, oke gak." Lanjut mereka.
"Yea, oke oke." Angguk rizal.
Ni anak juga biasa aja, tau gak sih kalau aku gak suka diomongin jorok kaya gitu.
Sebenarnya aku ingin minta bantuan sama rizal dan bertingkah maja karena sudah terlanjur tersebar hubungan kami, tapi gak enak soalnya ada sari yang duduk disebelahnya, terpaksa aku tahan.
"Teeet teeet teeet." Bel masuk berdering tanda masuk jam pelajaran.
Tidak sampai lama datang kepala sekolah yang masuk ke kelas kami sambil membawa setumpuk lembaran kertas, namanya pak bowo.
'Lho, kok papa bowo masuk kelas 10, bukanya papa itu cuma ngajar kelas IPA.' Pikirku.
Ya, di sekolah swasta kami, kelas 10 belum ada jurusan, sedangkan kelas 11 dan 12 dibagi menjadi tiga, ada IPA, IPS dan Agama.
Pak bowo menyampaikan salam, kemudian memberi pemberitahuan alasan kedatanganya.
"Hari ini dan beberapa bulan kedepan bu siti tidak bisa berangkat karena sedang hamil, jadi pelajaran fisika akan bapak gantikan untuk sementara." Ucap pak bowo dengan muka datar.
"Siapa ketua kelas disini? " Tanya pak bowo.
"Rizal pak."
"Oke rizal, tolong bagikan lembaran ini ya." Perintah pak bowo kemudian dikerjakan oleh rizal.
Setelah semuanya terbagi pak bowo melanjutkan ucapanya.
"Silahkan kerjakan sola yang ada, nanti sebelum pulang harus sudah selesai ya, saya hari ini dobel jadi tidak bisa menemani kalian, selamat mengerjakan."
Waduh, ternyata papa bowo killer juga kalau mode ngajar, cuma nyuruh kerjakan soal terus pamit aja.
Karena kelas kami masih asing dengan pak bowo, akhirnya kami pun tidak berani membantahnya, dan kami langsung mengerjakan semua soal itu yang bisa dibilang banyak juga.
.
.
Pelajaran berlanjut sampai jam istirahat datang, perutku mulai kesemutan karena menahan lapar, sampai ada rasa nyeri di dalam sana.
"Kantin yok."
"Ayok."
Aku hendak pergi bersama mereka, namun sepertinya ada yang kelupaan, oh iya, itu.
"Duit." Ucapku sambil menyodorkan tangan di hadapan rizal.
"Kok ketus lagi sikapmu, ulangi dong." Ucap rizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Agus tapi Agustina
Romance"Ma, aku gak mau jadi cewek." itulah masa depanku. Sebelumnya namaku Agus, ketika SD aku dibuat mainan sma mamaku, aku didandani seperti anak cewek, dipakein rok dsb. ketika smp aku tau apa yang dilakukan mamaku adalah buruk, jadi aku sering marah-m...