Chap 25. Bertemu Kembali

464 29 10
                                    

Kota semarang di hari minggu pagi, udara panas mulai masuk ke beberapa rumah.

Dalam sebuah kamar terlihat gadis yang sedang berbaring sambil main hp, dia sedang memikirkan banyak hal yang mengganggu pikiranya.

"Kenapa agus harus memutuskanku, padahal selama ini hubungan kami baik-baik saja, bahkan aku selalu mendukung apa yang dia lakukan, kenapa sampai dia tega seperti ini."

Di sampingnya ada sekotak tisu yang kerap ia gunakan untuk menyeka air matanya, hadeh cengeng.

"Sejak agus pindah ke wonosobo dia jarang mengabariku, bahkan chat dariku lama dia balas, aku sampai berpikir kalau agus sakit itu cuma bohong, apa mungkin dia sudah punya cewek lain."

"Aku yakin agus masih menyayangiku, jadi aku harus mengetahui alasanya."

Dia pun membuka hp dan mengirim pesan ke seberang.

"Katanya mau kasih penjelasan."

Dia masih menunggu jawaban, namun sampai lama ia tunggu tidak kunjung ada balasan, hatinya mulai resah.

"Ayolah balas, aku tau sebenarnya kamu masih menyayangiku gus."

Setelah beberapa jam akhirnya hp berbunyi tanda datang juga balasan dari seberang, dengan cepat gadis itu membukanya.

"Besok senin tanggal merah, aku akan pergi ke semarang untuk menemuimu."

Akhirnya gadis itu mendapatkan cahaya kembali.

"Agus mau menemuiku? apa memang seserius itu masalahnya." Gadis itu mulai khawatir.

"Ketemuan dimana?"

"Di caffe tempat kita pernah makan berdua waktu itu, soalnya disana lumayan sepi."

"Oh, oke aku tunggu besok."

"Mmm."

Karena terlalu lama diam di kamar, orang tua di luar semakin tidak tahan, pintu terbuka dan masuklah seorang emak-emak.

"Sari, kamu sebenarnya kenapa si, kasih tau mama dong."

"Gak ada apa kok ma."

"Haduh kami ni, sudah berapa hari kamu murung gini, apalagi gak mau makan."

"Sari gak lapar ma."

"Gak lapar apa bosen masakan mama."

"Bener deh ma."

"Yaudah makan ayok, jangan bikin mama sedih."

"Iya ma."

.

Esok hari tiba, hari yang ditunggu oleh sari akhirnya datang.

Pada pagi hari ini sari bersiap untuk bertemu sama agus, ia dandan secantik mungkin dengan harap agus tidak jadi minta putus.

"Kamu udah berangkat apa belum." Sari mengirim pesan, dan tidak lama balasan pun datang.

"Belum, aku masih dandan dulu." Pesan dari agus yang segera berganti lain.

"Pesan ini telah dihapus."

"Aku sedang siap-siap dulu, mungkin jam sembilan aku sudah sampai semarang." Yea, jarak tempuh dengan motor memang sekitar dua jam dari wonosobo ke semarang.

'Perasaan tadi dia bilang dandan, ah, mungkin aku salah baca.'

Selagi menunggu jam, sari bantu-bantu beres rumah dulu, dan sebelum waktu janjian datang sari sudah lebih dulu pergi untuk sekedar cari angin.

Setelah beberapa waktu berlalu sari lakukan untuk jalan-jalan, akhirnya waktu menunjukan pukul sembilan kurang, dan sari segera menuju kafe tempat ia janjian.

Sari mencari tempat duduk yang cocok untuk ngobrol, yaitu tempat yang sedikit orangnya, pojokan tentu saja.

"Aku duduk di pojok paling jauh dari pintu." Sari mengirim pesan.

Ketika sedang menunggu, sari merasa semakin berdebar, sudah beberapa bulan sari tidak ketemu agus, dan sekarang mereka akan bertemu namun dengan membawa masalah.

"Aduh gimana ini."

Ketika sari sedang celingukan melihat kanan kiri, ia melihat seorang gadis yang sendirian masuk ke kafe, gadis itu memakai dress panjang lengan panjang, jilbab dan juga tas kecil di tangan kirinya, sari merasa familiar dengan gadis itu, namun ia seperti lupa siapa dia.

"Dia siapa ya, kok kaya kenal."

Ketika sari sedang mengamati gadis itu, tak disangka gadis itu juga menoleh pada sari dan juga tersenyum.

"Kok aku merasa aneh gini si, dia memang cantik tapi bukan karena itu."

Sari masih menatap gadis itu, dan gadis itu berjalan mendekati sari.

'Kenapa dia kemari?' Bingung sari.

Sari semakin gelisah dengan kedatangnya, ada rasa takut dan juga khawatir, perasaan tidak jelas itu bercampur di tubuh sari, sangat tidak ramah lambung.

"Akhirnya kita bertemu juga, sari." Ucap gadis itu yang membuat sari terkejut.

"Hah? kamu, kamu pacar barunya agus?"

Mendapat pertanyaan sari tentu saja gadis itu terkejut, namun tergantikan dengan senyuman penuh arti.

"Eh bukan.... agus? kamu agus? kamu, kamu kok..... " Air mata seketika mengalir di wajah sari.

"Mmm." Angguk gadis itu yang sebenarnya adalah agus.

"Kenapa kamu dandan kaya cewek lagi, atau tidak, eh, ini lain, ini, ini? " Sari tidak bisa berkata jelas, sari semakin bingung dengan apa yang ada di depanya.

"Yea, ini memang aku, hehe, kamu hari ini sangat cantik sar, aku tau perasaanmu, tapi kita malah adu mekanik."

.

.

.

Bersambung...

Bukan Agus tapi AgustinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang