Chap 33. Salah Paham

508 38 11
                                    

Beberapa hari setelahnya, kupikir bukan sakit perut karena akan menstruasi, tapi memang karena lagi sakit, soalnya setelah keram beberapa hari sekarang sudah sembuh.

Hanya saja aku sering merasa lelah, kenapa? karena hampir setiap hari rizal minta gituan, agak nyesel si waktu itu aku yang minta duluan, kan aku jadi ngantuk mulu kalau di kelas.

Ya meskipun aku juga mulai ketagihan, padahal awalnya mah sakit sama pegel-pegel, apalagi rizal membuatku susah nafas cuma bisa ah ah ah doang.

"Kamu kenapa tin, kok lesu gitu." Ucap kawanku di kelas.

"Auk ah, lelah, ngantuk." Ucapku kurang bersemangat.

"Emang tadi malem kamu diapain sama rizal, ditusuk ya? " Tanya dia yang seketika membuatku melotot.

"Heh, bocil jangan banyak tau."

"Iya iya bu tina, serem amat sih, cuma nanya doang juga."

Tidak seperti biasanya, hari ini aku di kelas kadang ketiduran, sampai dimarahi guru killer baru itu, apalagi pelajaranya fisika, haduh.

"Gustin! kamu dengar tidak." Ucap pak bowo.

Awalnya aku kurang dengar, tapi setelah disenggol lilis akhirnya bangun juga.

"Eh iya pa."

"Uiiih papa dong." Ucap kawan sekelas.

"Iya pak." Aku sampai reflek panggil papa di kelas, untung saja kawan sekelasku cuma tertawa.

"Coba kamu kerjakan soal di depan." Lanjut pak bowo.

Aku seketika glagapan, paham juga tidak, habis bangun langsung suruh ngerjain soal.

Karena aku tidak bisa mengerjakan akhirnya dimarahi juga, jadi kurang respek sama papa bowo.

Setelah pelajaran berlalu kulalui dengan lesu, akhirnya jam istirahat datang juga, aku dan kawanku segera menuju kantin karena kurasa sudah sangat lapar, ternyata rizal juga ikut.

"Tumben zal, ikut ke kantin bareng kita." Ucap lilis.

"Tina kayaknya gak bertenaga, aku khawatir aja."

"Makanya jangan dipaksa main terus." Ucap resti.

Hmm, aku selalu geram ketika mereka bercanda kotor denganku, bikin aku makin pusing saja, bahkan aku sampai males dengernya.

Dan benar saja, saat kami sedang berjalan ke kantin, tiba-tba pandanganku kabur, kurasa badanku seperti lepas kendali, dan..

"Brug!"

"Eh tin! " Teriak kawanku yang melihatku tumbang ke lantai, perlahan aku mulai hilang kesadaran.

.

Melihat gustin knock, rizal dengan sigap membopong gustin ala bridal dan membawanya ke UKS, banyak anak yang melihat kejadian itu tapi rizal tidak peduli, yang penting gustin bisa tertolong.

"Tin, bertahanlah, kita ambil med kit."

Setelah sampai di UKS, rizal langsung menyerahkan gustin pada petugas.

"Bu tolong periksa ist... gustin, tadi tiba-tiba pingsan saat mau ke kantin."

"Taruh di kasur zal."

"Iya bu."

Rizal menaruh gustin di kasur, kemudian keluar agar petugas bisa nyaman memeriksa gustin.

Setelah menunggu sebentar, petugas keluar dengan muka lega.

"Gimana bu keadaanya? " Tanya rizal panik.

"Iya bu, bagaimana keadaan teman kami."

"Tenang saja, cewekmu cuma kelelahan kok, biar istirahat sebentar saja nanti pulih lagi."

Bukan Agus tapi AgustinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang