Chap 37. Terbongkar

367 23 10
                                    

Hari semakin dekat dengan pentas, namun kulihat gustin sepertinya belum juga bisa memerankan juliet, kupikir gustin memang tidak bisa akting atau dia sangat kelelahan, bahkan ketika sedang berlatih dia terlihat lelah, namun aku merasa ada yang aneh denganya.

"Tin, kamu gak papa, kok akhir-akhir ini kamu sering terlihat lemah? " Tanyaku pada gustin.

"Gak papa kok sar, banyak mikir aja mungkin."

Hari ini ketika mau pulang dari latihan, niatnya aku mau ngajak dia buat main gitar di rumahku, namun tiba-tiba gustin terjatuh ketika sedang berjalan.

"Tin! gustin!" Aku seketika panik melihatnya.

"Tin bangun." Aku menggoyangkan badan gustin yang terbarik di tanah.

"Tin ayolah."

Aku melihat sekitar ternyata anak-anak sudah banyak yang pulang, cuma tinggal anak yang lagi main aja, tapi untungnya masih ada kawanku disana jadi aku memanggilnya.

"Lilis! resti! afti! tolong tina! " Teriakku yang mereka dengar sehingga mereka mendekat.

"Gustin kenapa, kok tiduran."

"Aku gak tau, sepertinya dia sakit, soalnya hari ini kelihatan lemah banget."

"Yaudah kita bawa ke UKS."

"Tapi kita gak kuat."

"Telfon rizal, kayaknya dia masih rapat osis."

"Iya."

Aku menelfon rizal dan memberi tahu keadaan gustin, sepertinya rizal sangat panik karena langsung menutup telfon.

Benar tidak sampai lama rizal datang sambil berlari, wajahnya terlihat panik, tanpa berkata apapun dia langsung membopong gustin dan membawanya ke UKS, kami pun mengikutinya.

Sampainya di UKS untung saja disana masih ada petugas, jadi gustin bisa langsung diatasi, kami pun menunggu di luar.

.

Beberapa menit stelahnya petugas keluar dan kami langsung grecep.

"Gimana bu dengan tina."

Bu petugas itu mengamati kami satu persatu kemudian mengambil nafas.

"Kalian siapanya dia? "

Mendengar itu kami saling pandang, kemudian kami menoleh pada rizal.

"Kami teman dekat gustin bu."

"Ooh, apa kalian tau rahasia besar yang dia miliki."

Kami bingung dengan ucapanya, rahasia? kami tentu tau kalau gustin sudah menikah, mungkin itu rahasia terbesarnya, eh tunggu.

"Kami tau bu."

"Mari ke tempat yang aman."

Bu petugas mengajak kami ke ruang pribadinya.

"Kalian tau? dia sedang hamil." Ucap bu petugas yang membuat kami terkejut, tapi tidak dengan rizal.

"Tau bu, saya suaminya, kami sudah menikah hampir setahun, jadi bagaimana keadaanya dan juga keadaan anak kami bu." Ucap rizal yang membuat bu petugas kaget dan bingung, namun sebagai professional bu petugas lebih memikirkan keadaanya pasien.

"Hmmm, dia baik-baik saja, cuma kelelahan, jangan beri dia pekerjaan berat seperti angkat beban, dan beri dia banyak air mineral sama buah-buahan agar menjaga dia dan kandunganya, dan juga jangan terlalu banyak begadang." Jelas bu petugas.

"Hehe, jadi ini salahku ya." Ucap rizal.

"Hadeeeh, dasar anak muda, kamu harus pengertian sama istrimu zal."

Bukan Agus tapi AgustinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang