Chap 43. Keciduk Polisi

467 29 4
                                    

"Sebenarnya kita mau kemana? " Tanyaku.

"Udah ikut aja, nanti aku cerita disana."

Saat ini aku sedang diboncengi rizal dengan r25nya, rizal melajukan motornya pelan di bawah lampu yang menyinari malam.

Ini laki kalau udah diberi jatah bakal mendadak romantis dah, setelah menghajarku semalaman sampai pagi, esoknya rizal menjadi semakin perhatian, tiba-tiba dia mau ngajak shoping atau lainya.

Sedangkan malam ini aku belum tau apa yang akan rizal lakukan, kami sampai keluar diam-diam dari rumah, dan menitipkan anak sama tiyas, untung saja tiyas sudah jadi bibi yang baik.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya rizal menghentikan motornya di wilayah kota, tepatnya di depan rumah kosong yang dalamnya diterangi dengan satu lampu yang menyala, kami pun turun dari motor.

"Kenapa kita kemari."

"Eghm, jadi gini, aku berencana mau beli rumah untuk kita, biar gak bolak-balik rumah orang tua, dan kebetulan aku lihat di postingan ada rumah ini, gimana?" Ucap rizal.

"Hah? beli rumah? Ya bagus sih, tapi emang sudah siap, kan anak kita masih kecil, kita masih sekolah juga, emang duitnya ada."

"Kalau anak mah kita titip pas sekolah aja, kalau duit mah aku udah nabung sejak lama."

"Ya terserah sih, aku ikut suami aja."

"Oke istri, ayo kita masuk lihat-lihat dulu."

"Eh, emang boleh."

"Boleh, aku udah ijin sama pemiliknya."

Aku pun mengikuti rizal masuk ke rumah, rumah ini terlihat sederhana tapi sudah bergaya modern, di dalamnya terlihat bersih dan tertata, mungkin ini rumah masih sering ditempati.

"Bagus gak? ya meskipun sederhana. "

"Bagus sih."

Kami keliling ruangan, melihat ada dua kamar, ada satu kamar mandi, dapur, ruang tamu dan juga ruang makan.

Untuk sekarang cuma lihat-lihat saja, dan belum memutuskan buntuk membelinya.

Setelah selesai cek ruangan kami segera keluar karena takut terlalu lama meninggalkan anak di rumah, namun ketika baru keluar rumah, kami didatangi dua polisi yang sepertinya sedang patroli.

"Selamat malam dek."

"Iya pak selamat malam."

"Apa yang kalian lakukan berduaan di rumah kosong ya dek."

"Kami sedang lihat-lihat rumah pak, rencana mau beli rumah ini."

Mendengar ucapan rizal, pak polisi terlihat menyipitkan mata, mereka mengamati kami berdua kemudian menghela nafas panjang.

"Dek, tidak boleh ya malam-malam gini berduaan di tempat sepi, ketika kalian berdua nanti ada setan yang jadi ketiganya, apalagi kalian masih kecil, pasti belum lulus SMA ya."

"Belum pak."

"Haduuuh, kasian orang tua kalian, kalau melihat anak mereka main dengan lawan jenis di tempat sepi, emang kalian gak takut dimarahi orang tua."

"Nggak pak, kami kan gak ngapa-ngapain, cuma cek rumah, lagian kami kan sudah menikah. " Ucap rizal, namun pak polisi jelas tidak percaya, anak sekecil itu katanya sudah menikah.

"Coba lihat kartu Identitas kalian."

"Gak bawa pak."

"Yaudah coba telfon orang tua kalian, biar beliau tau apa yang kalian lakukan."

Bukan Agus tapi AgustinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang