Chap 24. Mencin Taimu

534 34 4
                                    

Hari ini hari minggu, sesuai rencana di pagi ini kami bersiap untuk pindah rumah.

"Kalian sudah siap." Tanya mama.

"Udah ma."

Kulihat-lihat ternyata mama andin juga sudah tampil beda.

"Mama mau kemana, kok gak seperti biasa."

"Mama ikut kalian lah, kan mau jenguk adek kamu." Ucap mama yang membuatku bingung.

"Lho, emang tiyas kenapa ma."

"Eh, kamu kok tidak tau, kan mamamu hamil."

"Eh."

"Eh."

"Haduh, bisa-bisanya kamu gak tau. "

"Soalnya gak diberi tahu ma."

"Yaudah ayo berangkat."

"Yok."

Kami sekeluarga berempat pergi bersama, maksudnya papa sama mama naik mobil, sedangkan aku sama rizal naik motor, karena motor rizal harus dibawa untuk pergi sekolah.

Sekitar setengah jam kami menempuh perjalanan akhirnya sampai di komplekku, dan di depan rumah ternyata sudah disambut oleh tiyas, mama desti dan juga papa raji.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, kalian sampai juga."

Mama menghampiriku, memelukku dan menciumku.

"Mmh, anak mama makin cantik aja."

"Ih mama, aku udah besar tau."

"Bagi mama kamu itu bayi kecilku."

Kami masuk ke rumah dan melakukan banyak obrolan mengenai kandungan mama desti dan juga seminggu sejak aku menikah dengan rizal, namun karena aku tidak betah jadi aku milih menata barang bawaan kami.

"Tin, ajak suamimu ke kamar juga."

"Iya."

Hmm akhirnya rizal juga disuruh membantuku menata barang ke kamarku, eghm, maksudnya kamar kami sekarang.

"Waah, feminim baget kamarmu." Ucap rizal.

Aku juga bingung kenapa kamarku bisa berubah drastis seperti ini, sepertinya mama sama tiyas yang sudah merubahnya.

"Wah nyaman banget, baunya harum, aku mau tiduran ah." Ucap rizal yang sedang berbaring di kasur.

"Terserah, aku mau ngumpul sama mereka."

Aku pergi meninggalkan rizal di kamar menuju ruang tamu.

"Mana suamimu tin."

"Tiduran, mungkin lelah, terus papa kemana ma." Akupun duduk bareng mereka.

"Kedua bapak-bapak itu lagi diluar. "

"Ooh."

"Tin, mama sudah hamil lagi adikmu, kamu sendiri udah ada rencana belum."

"Haduh ma, aku kan masih sekolah, kalau hamil yang ada diusir dari sekolah."

"Tapi kalian sudah pernah nglakuin itu."

"Lah ma, kok bahas gituan, kan ada tiyas. "

"Biarin, tiyas belum paham kok, gimana, udah pernah?"

"Belum lah, kami masih terlalu muda, kan gawat kalau aku hamil."

"Ih, kan bisa pakai pengaman."

"Iya, padahal mama lihat kalian susah saling mencintai." Ucap mama andin.

Bukan Agus tapi AgustinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang