Alaram berbunyi tanda kami harus bangun tidur, kumatikan alaram dan ternyata rizal masih nyenyak sambil menganggapku sebagai gulingnya.
"Bangun." Aku goyangkan badan rizal, kuulangi berulang kali hingga dia membuka mata.
"Morning kiss." Ucap rizal.
Sejak aku mengakui perasaanku rizal juga semakin berani samaku, dan itu kulakukan meskipun masih canggung.
"Udah ya, kita bangun."
"Eh sayang."
"Mmm."
"Aku boleh gak minta itu.... mmm anu." Aku paham dengan ucapan rizal, namun aku merasa masih belum siap jadi maaf saja.
"Nggak lah, pasti kamu belum siap." Lanjut rizal, kasian juga aku melihatnya seperti itu.
"Yaudah ayo bangun."
Karena tanggal merah sudah berakhir, pagi hari ini setelah selesai sholat subuh berjamaah dan tadarus sedikit kami seperti biasa bersiap untuk sekolah.
"Kami berangkat ya, assalamu'alaikum."
"Iya hati-hati, wa'alaikumsalam."
Kami salim dulu sama orang tua kemudian berangkat.
Sampai di sekolah aku langsung menuju kelas karena waktu sudah mepet.
"Teeet teeet teeet. " Dan benar saja bel masuk langsung bunyi.
Pelajaran dimulai, masuklah seorang guru wali kelas kami yaitu pak adit, setelah ia memberi salam ia lanjutkan dengan pengumuman.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru jadi tolong perlakukan dia dengan baik ya."
"Ada yang baru lagi."
"Silahkan masuk." Panggil pak adit, setelah itu masuklah cewek cantik yang tak berkerudung.
"Wuhuuu." Teriak para siswa, kecuali rizal yang sudah tau sebelumnya.
"Perkenalkan namaku sari suwanti, aku pindahan dari semarang, salam kenal semua. " Ucap sari didepan, sari terus melihatku sambil tersenyum.
"Suuuuuu!!"
"Eh, panggil aku sari saja."
"Oke cukup perenalanya. " Ucap pak adit.
Pak adit menoleh kanan kiri mencari bangku kosong.
"Mmm, bangku kosong tinggal satu disebelah rizal, untuk sementara kamu duduk disana dulu." Lanjutnya.
"Eh? "
Sari pun menuju kursi disebelah rizal, tepatnya dibelalangku sama lilis.
"Kita ketemu lagi zal, haha." Ucap sari.
"Iya, kok cepet banget kamu pindahnya."
Baru masuk kelas sari terus ngobrol sama rizal, entah sengaja apa tidak sari tidak menyapaku dulu, tentu aku kesal.
"Yang di belakangku, kalian bisa diam gak." Ucapku dengan lembut.
"Kekasihmu cemburu zal."
"Haa! " Sari mengucapkannya lumayan keras, membuat seisi kelas mendengarnya dan beberapa dari mereka pun terkejut.
"Diam semua, pelajaran kita mulai."
Pelajaran pun dimulai, semua siswa semangat belajar karena masih jam pagi, sampai tak terasa jam istirahat pertama datang juga.
Lilis mengajakku buru-buru ke kantin sambil menarikku, sedangkan sari yang hendak dikerubungi teman sekelas malah mengikuti kami.
Sampainya di kantin, kami sudah berkumpul sama resti dan afti, dari tadi lilis terus menatap sinis pada sari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Agus tapi Agustina
Romance"Ma, aku gak mau jadi cewek." itulah masa depanku. Sebelumnya namaku Agus, ketika SD aku dibuat mainan sma mamaku, aku didandani seperti anak cewek, dipakein rok dsb. ketika smp aku tau apa yang dilakukan mamaku adalah buruk, jadi aku sering marah-m...