Chap 34. Dedek Bayi

581 35 8
                                    

"Ayo cepetan, mama sudah nungguin di rumah sakit." Ucap rizal.

"Iya bentar, ini hampir selesai." Ucap gustin sambil menyelesaikan tugas di kelas meskipun jam pelajaran sudah usai.

Setelah selesai dengan tugas, rizal mengumpulkannya ke ruang guru, sedangkan gustin langsung menuju parkiran.

Ya, seperti yang mereka rencanakan sebelumnya, hari ini hari sabtu gustin akan cek kandungan, apakah memang isi.

Setelah rizal selesai dari ruang guru ia segera menuju parkiran.

"Ayo langsung aja ke RS."

"Gak pulang dulu ganti baju, masa masih pake seragam mau cek."

"Gak papa, soalnya udah ditungguin."

Gustin dan rizal naik motor dan menuju RS bersama.

Sampainya di RS mereka bertemu papa raji dan juga mama desti yang sudah menunggu.

"Ayok masuk, tadi mama sudah ambil nomor antrian juga untuk kamu." Ucap desti pada gustin.

"Iya."

Mereka masuk RS dan menunggu di depan poli kandungan.

Karena papa sudah mendaftar sebelumnya jadi gustin tidak butuh waktu lama untuk masuk, nomor antrian gustin adalah 74 sedangkan mama 75.

"Bu agustina, silahkan masuk." Panggil dokter poli kandungan, empat orang itu pun langsung masuk bersama.

Ketika masuk sedikit membuat dokter berpikir.

"Lho kok yang nganter banyak sekali bu, anaknya ikut nganter juga." Ucap dokter.

"Iya nih dok, karena nomor antrian kami bersebelahan jadi sekalian aja." Ucap desti.

"Kami? " Bingung dokter,  namun segera menepis pikiranya itu.

"Yaudah silahkan bu tina berbaring ya, biar kita USG." Ucap dokter.

"Iya dok." Gustin segera berbaring di kasur, seketika dokter semakin bingung, karena ada bu desti yang perutnya sudah besar tapi cuma berdiri, sedangkan gustin yang perutnya datar apalagi masih dengan seragam pramuka malah berbaring.

"Lho dek, kok kamu yang tiduran." Ucap dokter.

"Nama saya Agustina dok, dan saya juga mau cek kandungan."

"Eh? " Dokter menatap bu desti.

"Iya dok, 7 bulan lalu saya menjodohkan anak saya, awalnya sih mereka cuma bertengkar, tapi tak disangka malah bikin anak juga, ini suaminya." Ucap desti sambil menunjuk rizal.

'Anak masih kaya bayi sudah dinikahkan, emang nih ibu-ibu.' Pikir dokter.

"Memangnya sudah telat berapa hari dek." Tanya dokter.

"Telat? "

"Telat datang ke bulan maksudnya."

"Ooh, eee, sekitar sebulan."

"Ooh, oke."

"Hah, telat sebulan, berarti kalian bikin langsung jadi ya, haha, padahal dulu kami nunggu tahunan lho, kamu hebat zal." Ucap raji sambil memberi rizal jempol.

"Iya dong, menantu papa kan hebat."

Dokter dibuat geleng-geleng mendengar ucapan mereka.

Dokter menaruh gel di perut gustin, menjalankan gel itu dan melihat monitor di samping.

"Wah iya, ini janinya sudah berumur tiga minggu."

"Jadi saya benar hamil dok?"

"Iya." Dokter tersenyum namun gustin dibuat bengong.

Bukan Agus tapi AgustinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang