Aku terjaga, terus menerus, sepanjang malam karena semua pikiranku berbeda tentang Lisa dan ketertarikannya yang aneh pada wanita. Dia seperti bulan, sebagian dari dirinya tersembunyi dan menurutku itu akan tetap menjadi misteri. Aku sudah mencoba memahaminya, tapi aku mendapati banyak sekali pertanyaan yang belum terselesaikan di kepalaku.
Dengan ekspresi gelap di wajahku, aku bangun dari tempat tidur untuk penerbangan pagi. Aku dan para gadis telah mempersiapkan segalanya untuk pesta lajang Elijah.
Tidak ada kesempatan baginya untuk menghabiskan empat malam terbaik dalam hidupnya. Kami memesan sebuah vila di dekat daerah birunya Santa Monica, di Amerika Serikat. Itu menghabiskan banyak uang untukku, tapi aku tidak peduli dengan uang jika menyangkut kebahagiaan sahabatku. Dia selalu ada untukku jadi perjalanan ini adalah cara untuk berterima kasih padanya.
"Hai bitch, kau terlihat lelah sekali!" Cole berkata kepadaku saat aku memasuki mobilnya.
Untuk sesaat, aku berharap dia akan tumbuh menjadi pria dewasa tapi dia tetaplah saudara laki-laki Jisoo yang menyebalkan. Aku memutar mataku dan melihat ke jalan untuk memberi isyarat agar dia menyalakan mesin. Ada suatu masa, aku berpikir dia menarik tapi itu berubah ketika aku mengetahui bahwa dia agak bodoh. Kami rukun, meskipun aku telah berkali-kali menolak ajakannya.
Dia pria yang baik tapi aku tidak ingin berkencan dengan seseorang yang memiliki otak seperti anak-anak.
"Bisakah kita mampir untuk membeli kopi? Aku tidak...benar-benar tidur tadi malam," desahku menyebabkan dia mengangkat salah satu alisnya dan menyeringai.
Astaga, setiap aku berbicara dengannya, dia selalu memikirkan tentang seks. Sudah lama sejak kami tidak berbicara dengan serius dan aku mulai merindukannya.
"Bukan seperti yang kau pikirkan, dasar mesum." Aku menyilangkan tanganku saat dia tertawa geli.
"Masih single?"
"Dan kau? Masih mencoba masuk ke dalam celanaku?"
"Siapa yang tidak mau? Kau seksi sekali, impian terbesarku adalah mencapainya." Para perayu ku selalu laki-laki dengan taktik lugas untuk merayu ku. Menurut mereka itu akan berfungsi sekali. Sekarang, hal itu tidak berpengaruh pada ku. Tampaknya semuanya sama saja. Tidak ada seorang pun yang berbeda satu sama lain.
Mereka semua ingin berkencan dengan ku atau tidur dengan ku sehingga mereka dapat membual tentang hal itu kepada teman-teman mereka.
"Belok kiri," kataku mengabaikan keterusterangannya.
Sebagai sopir kami, Cole harus menjemput semua orang agar kami bisa berangkat bersama ke bandara. Dia memarkir mobilnya di dekat sebuah rumah dan setelah pesan terkirim, Chaeyoung berlari ke arah kami dengan sebuah koper tertinggal di belakangnya. Lalu, kami menjemput Jisoo dan Irene.
Keduanya tidak reaktif seperti Chaeyoung jadi kami menunggu lebih lama di dalam mobil. Mobil Cole adalah mobil monospace yang nyaman sehingga kami memiliki cukup ruang untuk mengistirahatkan kaki tanpa menyentuh bagasi. Merupakan sebuah tantangan untuk meyakinkan dia menjadi pengemudi kami karena Cole selalu menginginkan sesuatu sebagai imbalan. Jisoo memerasnya dan di sinilah kita, di dalam mobil mahalnya.
"Ya ampun, berhentilah membuatku stres. Kita sedang dalam perjalanan," Jisoo memutar matanya saat dia berbicara dengan Elijah di telepon.
Kami harus tiba di bandara dalam waktu kurang dari dua jam agar kami dapat mendaftarkan bagasi kami. Sayangnya, kami sedikit terlambat karena Jisoo sedang mencari kacamata hitamnya dan dia tidak mau pergi sampai dia menemukannya. Setelah dua puluh menit melakukan pencarian secara intensif di apartemennya, kami menemukan kacamata itu dan sekarang kami berkendara ke rumah Lisa dan Elijah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stra8Circle (JENLISA)
Fanfictiongxg Sebagai salah satu model tersexy dan terkenal di Korea Selatan dengan sekelompok teman yang hebat, Jennie Kim tidak ingin mengubah apa pun dalam hidupnya. Untuk pesta lajang sahabatnya, Jennie adalah si penyelenggara dan dia ingin semuanya sempu...