Chapter 35

1.5K 175 25
                                    



JENNIE


Mengatakan bahwa saudara laki-laki ku tidak berada dalam kondisi pikiran yang jernih adalah sebuah fakta.

Sepanjang perjalanan panjang menuju rumah ku, dia tidak bisa diam di tempat duduknya. Dia menyanyikan lagu-lagu berbahasa Prancis dan menengadahkan kepalanya ke luar jendela karena menurutnya, itu sangat menyenangkan. Aku tidak terlalu memperhatikannya.

Sementara dia bersikap bodoh dan ceroboh di kursi penumpangnya, semua pikiran ku tertuju pada Lisa.

Mengapa Lisa ingin bersama orang asing yang baru saja dia temui beberapa jam yang lalu, bukannya dengan ku? Aku adalah teman lamanya, demi Tuhan!

Yang dia lakukan hanyalah bertingkah seperti gadis bodoh yang arrogant. Aku tidak mengerti. Dia tahu aku bisa memperlakukannya dengan lebih baik, tapi kurasa, dia mengira aku marah padanya.

Itu tidak benar. Aku hanya kecewa karena dia terlalu mabuk untuk menyadari bahaya di sekitarnya. Dia mengingatkan ku pada diri ku yang dulu. Aku dulu sering nongkrong di bar bersama teman-temanku. Saat itu, aku ceroboh dan oleh karena itu, seorang pria mencoba memanfaatkan ku. Elijah datang untuk menyelamatkan ku dan tanpa dia, aku pikir aku akan diperkosa saat itu.

Aku tidak ingin Lisa berada dalam situasi yang sama seperti ku karena hal itu dapat menghancurkan kehidupan ini.

Gadis ini harus hidup panjang dan bahagia. Aku tidak peduli jika aku terlalu protektif dengannya, aku hanya... tidak ingin dia terluka.

"Lisa gadis yang baik," Taehyung memulai sebelum aku membuka pintu. "Dia bukan tipe gadis jalang yang suka membuatmu kesal."

Aku melempar tasku ke sofa dan meletakkan mantel hitam panjangku di gantungan baju. Taehyung melakukan hal yang sama dengan jaket kulitnya dan menatapku untuk mendapatkan jawaban.

Aku menghela napas, "aku tahu dan aku merasa tidak enak karena berbicara dengannya seperti dia anak kecil."

Taehyung tersenyum pada ku dan menepuk bahu ku.
"Jangan terlalu keras padanya. Saat dia datang, jangan langsung memarahinya, oke? Tunggu besok."

Aku benci membentak Lisa, dan melihat ekspresinya yang menyakitkan sulit untuk dilihat. Aku temannya, bukan ibunya. Dia gadis yang cerdas. Aku tahu aku tidak perlu khawatir tentang dia karena dia orang yang dapat dipercaya.

"Apakah kau ingin minum air?" Aku bertanya kepadanya.

Dia menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah minum beberapa gelas di bar dan aku kelelahan! Aku akan pingsan begitu kepala ku membentur bantal."

"Tidurlah yang nyenyak," kataku padanya sambil berjalan ke arah kamar tamu.

Ketika Taehyung sudah tidak terlihat, aku menggigit bibir dan melihat ke pintu depan. Lisa akan datang ke sini setiap saat karena dia memiliki kunci untuk membuka pintu ku. Jantungku mulai berdetak lebih cepat saat aku mengantisipasi kedatangannya. Aku menarik napas dalam-dalam dan berjalan ke dapur.

Aku menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya sekali teguk. Aku semakin tidak sabar. Karena frustrasi, aku mengerang pelan dan berjalan mondar-mandir di ruang tamu.

Setelah sepuluh menit yang panjang, aku mendengar pintu terbuka. Tanpa ragu-ragu, aku bergegas menuju lorong dan bertatap muka dengan Lisa.

"Kau menungguku dari tadi?" tanyanya padaku saat aku mundur selangkah.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang