Chapter 29

1.6K 176 4
                                    


JENNIE


Ketika kita mencapai usia dewasa, kita menyembunyikan kecemasan, kesepian, ketakutan, dan kesedihan yang ada di dalam diri kita.

Kita bersembunyi karena menangis dianggap sebagai tanda kelemahan. Kita bersembunyi agar tidak membuat orang yang kita sayangi khawatir.

Kita bersembunyi dengan harapan akan menemukan sesuatu yang dapat meringankan rasa sakit kita. Kita bersembunyi karena kita tidak dapat mengandalkan orang lain untuk menghibur kita.

Ada begitu banyak alasan yang dapat menjelaskan mengapa saat kita tumbuh dewasa, kita bersembunyi di balik kebohongan yang indah.

"Aku baik-baik saja."

"Aku bahagia."

"Ini bukan salahnya."

Ibu ku adalah pembohong terbesar dan terbaik di antara semuanya.

Dia takut pada ayah ku tetapi dia menyimpannya sendiri. Ketika aku masih kecil, aku melihat memar-memarnya tapi Aku tidak bertanya darimana mereka berasal.

Sepanjang hidup ku, dia mengatakan kepada ku untuk berhenti mengkhawatirkannya, tetapi matanya yang sembab mengkhianatinya. Aku melihat air matanya. Aku melihat semuanya tetapi aku tetap diam karena aku tahu jauh di lubuk hati ku bahwa dia akan marah kepada ku jika aku memberi tahu seseorang tentang apa yang terjadi di balik foto keluarga kecil kami yang sempurna.

Aku tidak pernah mengerti mengapa hidupnya begitu menyedihkan.

Dia adalah wanita yang luar biasa dan cantik dengan keluarga yang layak, tetapi apakah dia bahagia? Dia terus mengatakan kepada ku bahwa hidupnya sangat baik, tapi aku merasa dia ingin aku menjauh dari masalahnya.

Anak-anak tidak dapat menyembunyikan perasaan mereka, mereka tidak memiliki niat untuk menyembunyikannya. Itulah sebabnya mereka menangis untuk segala sesuatu, bahkan untuk hal-hal yang paling sepele sekalipun. Lisa dulu juga seperti itu.

Dia tidak takut untuk mengatakan kekhawatirannya, dan aku mengaguminya karena kejujurannya.

Di rumah ku, kami menyimpan segala sesuatu untuk diri kami sendiri. Sikap penuh kasih sayang dan nama panggilan yang manis tidak ada dalam kosakata orang tua ku.

Ketika Lisa memeluk ku saat aku memberinya hadiah untuk ulang tahunnya yang ke-17, itu adalah pelukan pertama dalam hidup ku. Itu juga merupakan momen ketika aku menyadari bahwa dia berbeda. Dia tidak seperti orang tua ku yang konservatif. Dia seperti... bola sinar matahari yang penuh dengan kasih sayang dan kebaikan.

Aku selalu bisa mengandalkan dia untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi sekarang.. Aku merasa semuanya telah berubah dalam dirinya.

Mungkin dia berpura-pura tulus, padahal sebenarnya dia menyembunyikan rahasia yang tidak akan pernah terungkap.

Aku tidak tahu.

Mungkin aku pikir aku mengenalnya.

Jika aku melihat kembali semua momen yang kami bagikan bersama, aku jadi lebih memahaminya.

Dia seperti Bulan, sebagian dari dirinya selalu tersembunyi.

Terakhir kali aku melihatnya, kami sedang makan malam yang menyenangkan bersama para gadis. Kami telah mendiskusikan banyak topik: mulai dari politik hingga masakan Thailand dan pacar barunya.

Dia tampak berseri-seri ketika dia berbicara kepada ku tentang Somi dan aku mengangguk pada setiap kalimatnya. Semakin aku memikirkannya, aku semakin bingung.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang