LISASeharusnya aku tahu bahwa bertemu dengan ibu dari Jennie akan menjadi bencana. Jauh di lubuk hati ku, aku tahu bahwa ibu nya tidak akan mencoba memahami aku dan itulah yang terjadi. Dia memelototi ku dengan putus asa sepanjang waktu, tetapi aku tidak mempermasalahkannya.
Aku melakukannya untuk Jennie. Dia ingin aku bertemu dengan ibunya, dan aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya pada si mata kucing yang indah itu.
"Kau sangat menyebalkan," kata Jisoo sebelum menyenggol bahu kiriku.
Aku memutar bola mataku dan melihat sekeliling.
Sejak Taehyung kembali ke kota, dia selalu memintaku untuk mengajak teman-temanku dan berkumpul bersamanya di apartemen kakaknya.
Aku meminta Jisoo untuk ikut bersamaku, dan di sinilah dia, menggodaku tentang cintaku yang bertepuk sebelah tangan dengan Jennie Kim.
"Tidak," jawab ku sambil meneguk bir di tangan ku.
Ini adalah pesta ketiga ku hanya dalam waktu tiga hari dan aku yakin akan ada lebih banyak lagi.
Taehyung terlalu asyik bersantai dengan teman-temannya yang datang jauh-jauh dari Perancis.
Jisoo menempel di sampingku karena dia tidak tahu harus menjawab apa jika ada pria yang berbicara dengannya dalam bahasa Prancis.
Beberapa orang mencoba berbicara dengan kami, tetapi Jisoo merasa tidak nyaman karena dia tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan mereka.
"Tu veux que je te prenne un autre verre ? (Apakah kau ingin aku mengambilkan minuman lagi?)" tanya seorang pria berkacamata bulat kepada ku sambil tersenyum.
"Non merci, ça ira. (Tidak, terima kasih, aku baik-baik saja.)" Aku menjawab yang membuatnya mengangguk dan berjalan pergi.
Teman-teman Taehyung semuanya baik, tapi aku lebih suka tinggal bersama Jisoo sepanjang malam daripada menggoda orang-orang yang mungkin tidak akan pernah aku temui lagi.
"Bagaimana kau bisa belajar bahasa Prancis?" Jisoo bertanya kepada saya dengan tatapan penasaran.
Aku mengangkat bahu, "Taehyung memberikan buku catatannya di mana dia menulis dasar-dasar bahasanya, dan aku menonton film untuk menjadi lebih baik."
"Aku tidak mengerti mengapa semua orang belajar bahasa Prancis. Bukankah bahasa Inggris sudah cukup bagi mu?"
Aku tertawa kecil dan meletakkan bir ku di meja bagian bawah.
"Aku satu-satunya dalam kelompok kita yang belajar bahasa Prancis."
"Jennie juga mempelajarinya," jawabnya yang membuat aku mengernyitkan dahi. "Berbicara tentang dia, dia mengatakan padaku kemarin bahwa kamu menghindarinya sejak kamu bertemu dengan ibunya. Apakah seburuk itu?"
Sejujurnya, hal itu sangat mengerikan. Aku tahu ibu nya Jennie bukanlah wanita yang paling berpikiran terbuka di dunia, jadi aku sudah menduga sikap dinginnya terhadap ku. Namun, aku berharap Jennie akan mencoba membela ku, tapi aku kira aku bodoh karena berpikir bahwa Jennie akan berada di sisi ku. Dia tetap diam sementara ibunya menghina aku tanpa menahan diri. Kata-katanya tidak menyakiti ku, faktanya Jennie tidak melakukan apa pun yang menyakiti ku.
"Ya," jawab ku dengan santai sambil menghabiskan bir ku. "Aku akan minum lagi, apa kau mau?"
"Aku yang akan mengantarmu pulang, bodoh."
Aku tertawa kecil dan bangkit dari sofa yang nyaman. Musik yang keras di sekelilingnya tidak mengganggu ku lagi dan bau alkohol sepertinya bercampur dengan udara. Semua orang di sini terlihat berkelas dan dari kalangan yang baik-baik. Aku merasa nyaman berada di sekitar mereka karena aku tahu mereka adalah teman-teman Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stra8Circle (JENLISA)
Fanfictiongxg Sebagai salah satu model tersexy dan terkenal di Korea Selatan dengan sekelompok teman yang hebat, Jennie Kim tidak ingin mengubah apa pun dalam hidupnya. Untuk pesta lajang sahabatnya, Jennie adalah si penyelenggara dan dia ingin semuanya sempu...