Chapter 14

1.8K 189 7
                                    


Ada suatu masa, aku ingin menjadi terkenal.

Di masa lalu, aku selalu terkesan dengan mereka yang mengalami kesuksesan yang luar biasa
walaupun jika mereka memulai dari nol. Orang tua ku melakukan segalanya untuk memastikan aku tidak melewatkan satu hal pun, tetapi aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa aku bisa menjadi sesuatu.

Aku ingin menunjukkan kepada mereka bahwa aku bisa menjadi seseorang.

Hanya itu yang aku impikan ketika aku masih remaja. Masa-masa SMA ku tidak terlalu menyenangkan. Orang-orang melihat ku sebagai seorang gadis yang cantik dan tidak lebih dari itu.

Aku lebih dari sekadar memiliki wajah cantik. Aku ingin menjadi seorang arkeolog, stylist, fotografer, musisi. Tetapi, mereka hanya mengingat satu hal - pekerjaan ku sebagai model. Mereka yang mengabaikan ku di sekolah telah mengubah perilaku mereka secara drastis terhadap ku. Tiba-tiba mereka menjadi lebih baik, lebih ramah, lebih sensitif. Pada awalnya, aku pikir mereka mengerti bahwa aku bukan hanya Jennie Kim, salah satu gadis cantik di SMA. Aku benar-benar berharap mereka berhenti melihat ku sebagai seorang gadis cantik.

Aku salah menilai mereka.

Mereka hanya ingin menjadi teman ku untuk membanggakan diri.

Elijah adalah satu-satunya orang yang tidak peduli dengan popularitas ku. Dia melihat ku sebagai seseorang yang suka makan mandu di tengah malam, bukan model terkenal.

Selama bertahun-tahun, aku menolak orang untuk bergaul dengannya. Oleh karena itu, aku bertemu dengan teman-temannya: Rosé dan Irene. Aku kesulitan memercayai mereka pada awalnya, tetapi mereka sabar terhadap ku. Lama-kelamaan, aku terbiasa dengan kehadiran mereka dan mulai merasa nyaman berada di dekat mereka. Jisoo datang ke dalam hidupku beberapa bulan kemudian. Dia adalah asistenku dan senyuman bidadarinya serta wajah polosnya membuatku ingin berteman dengannya.

Adapun Lisa, dia sudah ada di sini sejak awal. Aku tidak pernah mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengannya karena kami secara alami selalu saja memiliki pola fikir yang sama. Meskipun pengungkapannya tentang gaya hidupnya yang baru sangat menggangguku, dia bukanlah orang jahat. Aku melihatnya tumbuh dan harus aku akui bahwa aku kesulitan menyadari bahwa dia bukan bayi lagi. Aku dapat melihat bahwa dia bukan lagi gadis kecil yang suka menonton Frozen dengan boneka beruang lembut di pelukannya.

Dia menjadi lebih tinggi, lebih dewasa, dan yang terpenting, lebih cantik.

Minggu lalu manajer ku menggoda ku bahwa aku harus berhati-hati terhadap Lisa karena dia terus mendapatkan popularitas di kalangan remaja. Dia ada benarnya. Wajahnya mulai dikenal dan aku bahkan tidak heran jika orang mengatakan kecantikannya adalah berkat baru tahun ini.

aku telah melihat ratusan gadis cantik di seluruh dunia, tapi Lisa punya sesuatu yang lebih. Aku tidak tahu apakah itu berasal dari mata coklatnya yang besar atau bibirnya yang montok. Bagaimanapun, dia mudah dibedakan dari gadis-gadis lain, dan itu adalah aset terbaik yang bisa dimiliki seseorang ketika bekerja di agen model.

Aku seharusnya melihat Lisa sebagai saingan, tapi saat aku melihat matanya yang bulat, tubuhku menjadi rileks. Dan itulah yang terjadi saat ini.

Tatapanku melembut sementara Jaden mengencangkan cengkeramannya di pergelangan tanganku.

"Aku tidak mau bicara denganmu," dia melempar tatapan maut ke arah Lisa seolah-olah dia adalah salah satu dari para pria yang datang untuk menggodaku sebelum menyeretku untuk menabrak ke arah dadanya.

Mereka dulu rukun ketika aku berpacaran dengannya, namun sejak perselingkuhan itu terjadi, Lisa suka berkomentar miring tentangnya.
"Lepaskan aku. Kau menyakitiku," kataku pada Jaden dan mencoba mendorongnya.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang