Chapter 19

1.7K 188 4
                                    


Aku berharap bahwa aku akan menghabiskan waktu yang berkualitas selama acara pernikahan ini. Aku salah. Ketika ibu ku ada di dekat ku, dia tidak akan membiarkan ku bernapas meskipun hanya sepuluh detik. Dia melihat pria seperti seekor pemangsa yang siap menyerang. Aku terlalu naif untuk berpikir bahwa dia akan mempercayai ku untuk menemukan cinta sejatiku seorang diri. Dia telah mengembangkan obsesi untuk menjadi seorang nenek sejak saudara laki-laki ku Taehyung pergi ke Prancis untuk belajar fotografi. Dia masih belajar di sana tetapi ibu ku selalu memintanya untuk datang menemuinya sebulan sekali.

"Bagaimana dengan dia?" kata ibuku kepada ku.
Aku menoleh dan melihat seorang pria yong sedang berbicara dengan pengantin pria. Jasnya yang ketat membuatnya terlihat kurus dan tinggi.

Selain senyumnya, aku tidak merasa dia cukup menarik untuk menjalin hubungan. Sejak putus dengan Jaden, aku sangat pemilih dalam memilih pasangan hidup ku. Faktanya, tanpa aku sadari, aku agak dingin dengan mereka yang ingin mendekati ku. Perilaku ini berasal dari rasa takut mengecewakan keluarga, teman, dan penggemar ku. Aku harus memiliki standar yang tinggi atau jika tidak, pasangan ku akan merasa tertinggal.

"Bukan tipe ku," jawab ku sambil meneguk minuman ku.

Ibu ku mengerutkan kening ke arah ku dengan tatapan tidak setuju, "Kau dan aku tidak pernah membicarakan hal ini. Sayang, aku ibumu. Aku perlu tahu apa yang terjadi dengan hidupmu." Aku memutar bola mata dan meletakkan gelas di atas meja.

"Mom, aku bahagia sendirian. Mommy tidak bisa memaksaku untuk aku menikah dan punya anak," aku menghela napas.

"Tentu saja, aku bisa," dia bercanda dan membuatku mengangkat alis. "Baiklah, aku akan membiarkanmu memilih. Tapi pria itu lebih baik harus tampan, kaya, baik hati, dan menawan." Aku terkekeh saat dia mencium keningku sebelum menuju ke Elijah. Meski aku senang Elijah menikah, aku tidak begitu suka pesta pernikahannya. Semua orang nampaknya agak terlalu mabuk dan ada sekelompok pria yang berisik dan menyebalkan. Mereka duduk di meja, tertawa terbahak-bahak dan menilai setiap wanita yang mereka pandang. Menurutku mereka dari keluarga Jack karena Elijah tidak mengundang keluarganya, kecuali Lisa dan orang tuanya.

Kebanyakan dari mereka adalah teman dan kenalan baiknya.

"Kamu tidak ingin berdansa?" Irene bertanya padaku dan duduk di sampingku.

Aku menyesap minumanku lagi dan mengamati orang-orang di lantai dansa. Chaeyoung dan Jisoo menari dan mereka melompat mengikuti irama.

Aku mengangkat bahu dan mataku memandangi orang-orang yang menari. "I'm not good at dancing."

 Seorang pria dari kelompok yang berisik menampar teman-temannya dan langsung tertawa histeris. Aku memutar mataku dan melihat ke lantai dansa. Sebelum kami makan, salah satu dari mereka menginginkan nomor telepon ku tetapi aku menolak tawarannya. Aku tidak ingin bergaul dengan remaja yang selalu merasa terangsang yang berpikir mereka bisa memiliki siapa pun.

"Kita tidak akan sering bertemu karena kau akan pergi ke Las Vegas besok. Aku.. aku ingin memberitahumu sesuatu," Irine mulai membuatku menatapnya.

Kami bangun dan berjalan ke tempat yang lebih tenang di luar, di bawah sinar bulan. Dia duduk di bangku taman dan dia memberi isyarat padaku untuk melakukan hal yang sama.

"Ini tentang Lisa, bukan?" Aku bertanya dan dia menggigit bibirnya.

Aku menggeretakkan gigi ku dan menoleh ke sekeliling. Aku merasa percakapan ini akan menjadi sangat buruk bagi ku.

"Tidak. Ini tentang ku," dia menggeleng.

Aku memiliki firasat buruk tentang apa yang akan dikatakannya kepada ku dan selalu ada Lisa dalam setiap skenario. Beberapa bulan terakhir ini, Irene menjauhi kami semua, kecuali gadis pirang itu. Sepertinya mereka berpacaran setidaknya selama sebulan.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang