Chapter 37

1.4K 165 9
                                    

JENNIE

Hal terakhir yang aku harapkan untuk didengar adalah bahwa Lisa tidak ingat kapan dia menyatakan perasaannya kepada ku. Awalnya aku tidak percaya, tetapi dia tampak tidak mengerti dan bingung. Aku kira kehilangan ingatannya yang sementara itu membuat kami tidak bisa berbicara dengan nyaman.

Aku tidak pernah memiliki masalah dalam menolak pria karena mereka selalu datang entah dari mana dengan ucapan mereka di mana kami ditakdirkan untuk bersama. Lisa berbeda dengan mereka karena kami telah berteman selama bertahun-tahun dan aku tahu bahwa dia menganggap serius kata-kata "I love you".

Dia mencintaiku, dan aku tidak tahu itu sampai tadi malam. Itu... semacam masalah. Kami berteman dan mustahil bagiku untuk membalas perasaannya. Ada banyak alasan mengapa kami tidak bisa bersama. Seluruh karir ku akan hancur, orang tua ku akan marah, dan teman-teman ku akan kecewa.

"JENNIE! KITA PERLU BERBICARA," teriak ibu ku yang membuat aku membelalakkan mata.

Aku yakin dia datang ke sini untuk memarahi ku dan aku tidak berminat untuk mendengarnya menceramahi ku. Lisa menggigit bibir bawahnya dan memberikan senyum kecil.

"Um... Mungkin aku harus pergi," katanya, tapi aku menggeleng.

"Tidak, tidak, tidak. Tetaplah di sini," jawab ku.

Dia menghela napas dan mengusap rambutnya yang panjang keemasan, "Dia mungkin akan mengajukan pertanyaan yang tidak pantas."

Setelah tinggal bersamanya selama bertahun-tahun, aku dapat mengatakan bahwa ibu ku suka mengajukan banyak pertanyaan tentang sesuatu yang dia tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Dia tidak menerimanya dengan baik ketika dia mengetahui tentang seksualitas Lisa dan kemungkinan besar dia akan mencoba untuk berubah pikiran.

"Semua akan baik-baik saja," aku mengangkat bahu.

Dia melebarkan matanya dan menatap ku seolah-olah aku memiliki mata ketiga di wajah ku.

"Dia akan membunuhku," jawab Lisa dengan segera.

Aku mengerutkan alis saat dia mulai gugup. Dia cenderung menggigit bibir dan menggosok-gosokkan tangannya ketika dia cemas tentang sesuatu. Aku pikir akan sangat tidak sopan jika dia tidak ingin bertemu dengan ibu ku karena mereka dulu rukun.

"Kamu terlalu banyak bergaul dengan adikku. Kamu mulai berbicara seperti dia," aku mendesah dan meraih pergelangan tangannya yang membuatnya mengerutkan kening padaku. "Ayo, ayo kita pergi."

Dia mengerang, tetapi aku tidak mempermasalahkan sikapnya yang dingin dan menyeretnya ke dapur di mana ibu ku berdiri di dekat meja dapur.

Aku melepaskan tangan ku dari Lisa dan berjalan ke arah ibu ku. Dia tersenyum saat melihat ku, tapi senyumnya memudar begitu matanya melirik ke arah bahu ku.

"Apa yang dia lakukan di sini?"

Taehyung memutar bola matanya dan menaruh gelasnya yang penuh dengan jus jeruk di atas meja, "Mom, hentikan. Mommy bersikap tidak sopan."

"Dia tidak diterima di sini," tambah ibu ku.

Lisa menatapku seolah-olah dia diam-diam mengatakan padaku, 'Sudah kubilang'. Aku berharap ibu ku akan bersikap dingin padanya, tetapi aku pikir mereka bisa menyelesaikan perbedaan mereka jika mereka berbicara.

"Sepertinya aku harus pergi," Lisa tersenyum dan mulai berjalan pergi.

Aku memegang bahu kirinya dan memaksanya untuk berhenti. Lisa menghela napas panjang dan berbalik dengan ekspresi kesal. Ibu ku menatapnya dengan tatapan tidak setuju dan kemudian, menyilangkan tangannya.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang