Chapter 42

1.5K 165 17
                                    


LISA

"Mau pasta lagi?" Jack bertanya kepada ku dengan nada polos dalam suaranya.

"Tidak, terima kasih. Aku sudah kenyang," jawab ku sambil memberikan senyum kecil kepadanya sementara Elijah mengobrol dengan bibi kami. "Aku tidak tahu kalau kau adalah koki yang hebat. Kau harus menanggalkan jubah pengacaramu dan membuka restoran."

Untuk merayakan kehamilan kakak perempuan ku, Elijah dan Jack mengumpulkan keluarga dan teman-teman mereka untuk sebuah pesta kecil.

Aku sangat senang karena aku akan memiliki keponakan dalam waktu kurang dari setahun. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya dan memanjakan mereka dengan banyak hadiah. Aku yakin mereka akan menjadi orang tua yang hebat.

Elijah selalu menjadi figur seorang ibu bagi ku dan Jack adalah salah satu pria terbaik yang pernah aku temui.

"Kau sungguh konyol," Jack tertawa kecil dan meneguk birnya lagi. "Elijah bilang padaku kalau kau sering bertemu dengan adiknya Jennie. Apa ada sesuatu yang tidak kau ceritakan padaku?"

Aku tidak terkejut mendengar bahwa saudara perempuan ku berbicara tentang diri ku kepada suaminya. Aku telah mengenal Jack sejak berusia tujuh belas tahun dan dia selalu bersikap manis kepada ku. Dia menganggap aku sebagai adik perempuannya dan aku senang memilikinya sebagai kakak ipar. Aku mengatakan kepadanya tentang orientasi seksual ku ketika aku berusia dua puluh satu tahun. Aku takut dia akan melihat ku secara berbeda, tetapi ternyata tidak. Dia memberi ku senyuman hangat dan mengatakan bahwa dia adalah seorang panseksual yang sangat mengejutkan ku.

"Dia hanya teman baik ku, tapi aku kira Elijah berpikir semua pria dan wanita seusia ku ingin berkencan dengan ku."

Sejak aku putus dengan Somi, kakak ku menginginkan aku menemukan kebangkitan diri ku kembali karena, menurutnya, itu adalah cara terbaik untuk menemukan kebahagiaan. Dia melakukan hal yang sama dengan Jisoo dan Jennie. Kecuali mereka, Elijah hanya memperkenalkan pria kepada mereka. Begitulah cara Jennie dan mantan pacarnya, Jaden, bertemu. Aku senang hal itu tidak berhasil di antara mereka karena mereka jelas tidak ditakdirkan untuk bersama.

Kakak ku mengira bahwa diri nya adalah seorang cupid dan dalam kenyataannya dia payah dalam hal itu.

Namun, Elijah bukanlah orang yang jahat. Dia hanya ingin kita bahagia dan baginya, definisi kebahagiaan abadi adalah memiliki seseorang yang akan kita cintai sampai akhir hayat di sisi kita. Itulah sebabnya dia bertekad untuk menemukan seseorang yang dapat memenangkan hati ku. 

Sedikit yang dia tahu bahwa sahabatnya lah yang telah memenangkan hati ku.

"Bukankah begitu?" tanya Jack membuat ku tertawa kecil. Dia meletakkan birnya di atas meja dan memberiku senyuman hangat. "Aku berani bertaruh lima puluh dolar Jennie versi laki-laki pasti mencintaimu."

Aku mengerjapkan mata dengan geli dan menggelengkan kepala.

"Kau konyol sekali. Itu tidak mungkin," kata ku kepadanya, tetapi Jack tampak tidak yakin.

"Percayalah, itu tidak mungkin. Satu-satunya hal yang mustahil adalah kamu dan Jennie berpacaran. Gadis itu lebih lurus dari penggaris," canda Jack membuat ku terdiam ketika mendengar namanya.

Dia telah mencapai titik yang paling menyakitkan.

Aku memaksakan senyum, dan dia tampaknya tidak curiga bahwa aku menjadi kaku setelah leluconnya.

"Aku harus ke kamar mandi," aku beralasan.

Dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada ku, "Ya, silakan. Aku akan mengambil bir lagi."

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang