Chapter 25

1.6K 169 2
                                    



JENNIE

Jantung berdegup kencang dan tangan gemetar, aku memejamkan mata. Aku tidak ingin mendengarnya. Aroma baru yang tersisa di udara adalah campuran buah persik dan aroma asing. Itu membuat ku merasa pusing dan aku tidak berpikir itu adalah efek dari alkohol yang berkeliaran di pembuluh darah ku. Aku mencengkeram rambut ku ketika rasa panik tiba-tiba mencengkeram ku.

Aku tidak ingin pergi ke sana.

Dia hanyalah seorang anak kecil, aku terus berkata pada diri ku sendiri, namun jauh di lubuk hati ku, aku tahu dia bukan anak kecil lagi..

Siapa yang aku bodohi sekarang? Aku sudah tahu jawabannya.

Sebagian dari diri ku mengatakan bahwa dia masih gadis yang sama yang selama ini aku kenal, tetapi sebagian dari diri ku yang lain mengatakan kepada ku untuk berhenti membodohi diri sendiri.

Setelah bertahun-tahun mengawasinya tumbuh, aku berharap dia akan tetap menjadi gadis kecil yang sama yang suka menghabiskan waktu bersama aku.

Tenggorokan ku terasa panas, aku mengatakan pada diri ku sendiri sesuatu yang tidak pernah aku akui: Lisa bukan anak kecil. Suara familiar yang aku dengar tadi adalah suaranya, tidak diragukan lagi. Setelah sekian lama, aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, ternyata aku terlalu berlebihan. Dia tidak menangis minta tolong, bahkan tidak sedikit pun.

Dia mengerang kenikmatan.

Berharap kalau tebakanku mungkin salah, aku menggeser tirai ke samping tapi itu adalah tindakan paling bodoh yang kulakukan sepanjang hidupku. Kegelapan ruangan diterangi dengan lampu malam di lantai yang membuat ruangan sedikit lebih nyaman meski memiliki satu tempat tidur single.

Aku kehabisan napas saat melihat punggung telanjang Lisa di tengah tempat tidur dengan helaian rambut pirang halusnya tergerai di bahu lembutnya. Gelombang keterkejutan yang hebat melanda diriku ketika aku melihatnya memantul dengan irama yang stabil membuat lekukan tulang belikatnya lebih terlihat. Nafas kecil yang keluar dari mulutku tertutup oleh suara dengusan dan rintihan mereka.

Sebuah hentakan membalikkan perutku saat aku meninggalkan ruangan dan berlari menuju pintu keluar. Aku membuka pintu dan itu membuat takut sang penjaga, dia memanggil ku tetapi aku terus berjalan. Sambil menghela nafas panjang, aku mengusap wajahku dan menampar pipiku untuk melupakan hal yang baru saja kulihat.

Itu hanya punggung feminin yang telanjang, aku juga punya.

Seharusnya aku tidak bingung, tapi memikirkannya saja dan mengetahui bahwa itu adalah punggung Lisa, sudah memperburuk keadaan. Aku duduk di konter bar dan aku sudah merasakan tatapan mata Jackson dan pelayan bar itu tertuju padaku.

"Dua gelas gin," aku memesan dan lelaki bercelemek itu menganggukkan kepalanya.

"Apakah kamu baik-baik saja ?" Jackson bertanya padaku.

Aku mengejek, "Ya, kenapa?" Aku membalas dan menghabiskan gelas penuh alkohol transparan.

"Karena wajahmu memerah."

Aku terbatuk mendengar komentarnya dan menepuk dadaku untuk berhenti. Dia membuatku lengah, aku tidak menduga hal ini sama sekali. Aku tidak tersipu! Itu karena alkohol, itu pasti alkohol..

"Hai teman-teman !" Niki menyapa kami dengan senyuman lalu melihat sekeliling kami. "Apakah kau melihat Lisa?"

"Tidak," jawab Jackson.

"Dia sedang bercinta dengan seorang pria." Kali ini aku menyesap minumanku.

Kedua model itu menatapku dengan mata dan mulut terbuka lebar. Niki bergegas duduk di sampingku tapi aku tidak bisa membaca tatapannya. Aku tidak tahu apakah dia kesal atau senang karenanya. Mungkin, dia diam-diam jatuh cinta pada Lisa karena, maksudku... lihat dia.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang