Chapter 28

1.6K 180 4
                                    

(Warning: angst)

JENNIE


"Aku senang kita melakukan ini," aku Elijah sebelum menguap.

Aku menghabiskan sepanjang hari bersantai di apartemen baru yang ia tempati bersama Jack.

Senang sekali bisa bertemu dengannya dan mendengar bahwa dia baik-baik saja. Jack adalah seorang pria sejati dan dia sangat mencintainya.

Kadang-kadang, aku bertanya-tanya apakah aku akan menemukan seseorang yang cukup aku cintai untuk menghabiskan hari-hari ku. Aku mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain, tetapi aku sedang mengusahakannya. Aku ingin menjadi ibu yang baik suatu hari nanti dan memiliki hubungan yang sehat.

"Aku selalu senang bertemu denganmu, Jennie," Jack tersenyum padaku sambil mencuci piring.

"Jadi, apa kabar?" Elijah bertanya kepada ku sebelum mengambil piring ku dan menaruhnya di wastafel.

Empat bulan telah berlalu sejak terakhir kali aku berada di Las Vegas dan bulan lalu merupakan salah satu bulan tersulit yang ku lalui. Aku bekerja lebih keras dari yang seharusnya karena aku harus menjaga pikiran ku tetap sibuk.

Jiyong berkali-kali meminta ku untuk beristirahat, namun aku menolaknya. Bahkan sekarang, jadwal ku untuk tiga minggu ke depan sudah penuh. Aku membutuhkan ini karena bekerja adalah satu-satunya hal yang dapat meringankan rasa sakit di hatiku karena kehilangan Irene meskipun hanya sedikit rasa sakitku bisa hilang. Nasibnya sudah ditentukan sejak awal, aku tidak bisa menyelamatkannya meskipun aku telah menghabiskan ribuan dolar untuk pengobatannya.

Irene menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat malam dengan hujan yang menyelimuti suasana dihari itu. Aku mengunjunginya di pagi hari dan dia tahu bahwa dia tidak memiliki banyak waktu sehingga kami saling berpelukan seolah-olah itu adalah yang terakhir.

Sayangnya, itu adalah benar-benar yang terakhir bagi kami.

Semua orang mengucapkan selamat tinggal padanya - kecuali Lisa karena dia sedang berada di Paris untuk menghadiri fashion week. Aku rasa dialah yang paling terpukul karena kehilangan teman kami karena dia tidak memiliki kesempatan untuk memeluk Irene untuk yang terakhir kalinya.

Ketika dia naik ke pesawat, namun sudah terlambat, Irene sudah pergi... selamanya.

Tuhan, aku merindukannya.

Aku tidak percaya dia tidak mau mengetuk pintu rumah ku untuk pergi ke gym bersama. Aku merasa tidak enak memikirkan bahwa dia sudah tidak ada di dunia ini lagi. Aku tidak akan bisa lagi meminum smoothie stroberi yang lezat dan mendengarkan anekdot-anekdot kecilnya.

Tuhan, aku sangat merindukannya.

Aku harap dia beristirahat dengan tenang.

"Aku telah bekerja... sangat banyak bekerja," kata ku yang membuatnya menatap ku dengan tidak setuju. "It's distracting, dan aku mencintai pekerjaan ku," lanjut ku sambil berharap dia tidak menghakimi ku, tapi aku rasa itu sia-sia.

"Itu tidak sehat. Kau perlu beristirahat."

"Aku tidak butuh istirahat."

Elijah menyilangkan tangannya di dada dan mengerutkan alisnya, "bitch, jangan main-main denganku, aku tahu kau tidak baik-baik saja. Kamu terlalu banyak bekerja sejak kepergian Irene. Aku mengerti apa yang kau rasakan saat ini karena aku juga merasakan hal yang sama beberapa minggu yang lalu. Irene adalah sahabatku juga. Aku sulit menerima kenyataan bahwa dia tidak akan kembali. Kau harus menghadapi kenyataan, Jennie. Aku mencoba membantumu, oke?" dia mengakui saat aku menunduk.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang