Chapter 10

2.4K 201 2
                                    

.

Aku tidak pernah ingin menjadi penyebab penderitaannya. Aku sadar bahwa satu-satunya cara untuk membuatnya merasa lebih baik adalah dengan menerima seksualitasnya, namun orang tua ku tidak akan memaafkan aku jika aku melakukan hal ini. Menghela napas panjang, aku jatuh di sofa dan menatap cerobong asap. Sudah hampir jam dua pagi tapi karena jetlag, ibu ku pasti sedang bersantai dengan teman-temannya. Aku mengambil ponsel dan memutuskan untuk meneleponnya. Setelah beberapa detik, aku bisa mendengar suara merdunya melalui telepon.

"Jennie? Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.

Aku menggaruk leherku dan bergeser dengan tidak nyaman di sofa. Sudah beberapa tahun sejak aku meneleponnya. Kami jarang saling menelepon karena dia lebih suka bertemu langsung dengan ku dan telepon terakhir yang kami lakukan tidak menyenangkan.

Saat itu sangat kacau dan mengerikan.

Aku ingat bahwa aku menangis sepanjang waktu dan telah mengucapkan kata-kata yang bisa membuat siapa pun ketakutan.

"-Aku baik-baik saja. Aku hanya... aku hanya ingin berbicara denganmu." Aku berkata dengan suara kecil. "Bagaimana Perancis?"

Aku merindukan ibu ku, tetapi aku senang dia meluangkan waktu untuk bersenang-senang.

"Great! Aku sudah makan croissant sepanjang hari! Bagaimana denganmu? Apa kamu bersenang-senang di Santa Monica?" tanyanya pada saya, tapi saya bisa merasakan bahwa dia takut jawaban saya akan negatif.

"Ya, kami pergi ke pantai pada hari ini. Teman-temanku bermain permainan bola tawanan. Sangat menyenangkan," saya tersenyum sendiri mengingat semua momen bahagia yang saya alami di pantai.

"Ya Tuhan, mereka terlalu sembrono. Anak-anak zaman sekarang tidak peduli dan tidak punya pikiran. Aku dengar ada anak yang digigit hiu bulan lalu karena dia tidak mengikuti aturan, bisakah kau percaya hal itu? Jika Elijah selalu ingin melakukan hal-hal gila, biarkan saja, tapi jangan ikuti dia."

Aku menggigit bibir sambil mendengarkan ibuku memarahi para gadis karena berenang di laut. Dia sudah pernah bertemu dengan Elijah yang memiliki beberapa tindikan di telinga dan dandanan yang tebal. Hal itu tidak meninggalkan kesan yang baik pada pertemuan pertama mereka. Meskipun aku terus mengatakan kepadanya bahwa dia tidak memberikan pengaruh buruk pada ku, setiap kali aku berbicara tentang Elijah, ibu ku selalu menggaris bawahi setiap hal kecil yang dia lakukan.

"Mom, berenang bukanlah hal yang gila." Aku menghela napas dan aku bisa mendengar suara tarikan napas kecil dari bibirnya.

"Aku tidak suka dengan nada bicaramu! Dia mengacaukan otakmu, aku tahu itu! Kamu harus berhenti bergaul dengannya," katanya kepada ku.

Aku memutar mata dan mengusap-usap rambut cokelat panjang ku. Aku tidak akan berhenti menemui Elijah, dia adalah teman terlama ku dan di atas segalanya, teman terbaik ku. Kami telah melewati masa-masa sulit dan senang, namun dia tidak pernah meninggalkan ku.

"Kamu tidak bersungguh-sungguh mengatakan hal itu, Mom. Kau tetap menyukainya meskipun dia suka mengganggu mu."

Pada awalnya, ibu ku mengalami kesulitan untuk menyukai Elijah. Seiring berjalannya waktu, mereka belajar untuk saling menghargai satu sama lain karena Elijah adalah teman yang baik dan ibu ku ingin aku dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dengan ku. Mereka menjadi akrab setelah aku masuk rumah sakit dan dari waktu ke waktu, Elijah mengundang mereka ke apartemennya untuk makan malam.

"Anak ini... Aku masih menunggu undangan," geram ibu saya dan saya tertawa kecil.

"Aku akan memberitahunya, jadi mommy lebih baik membeli gaun terbaik yang bisa mommy temukan di Prancis."

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang