Chapter 44

1.4K 156 16
                                    







LISA


Keluarga Jack adalah orang-orang terbaik yang pernah aku temui dalam hidup ku. Mereka tidak ragu untuk bersikap hangat terhadap ku dan memperlakukan aku seperti orang normal.

Rasanya menyenangkan berada di sekitar orang-orang yang tidak menghakimi setiap langkah yang aku ambil atau makanan yang aku makan.

Sudah lewat tengah malam dan kedua gadis yang bergelantungan di pohon belum juga turun. Aku bertanya-tanya mengapa mereka begitu lama. Aku tahu mereka dekat dan sudah lama tidak bertemu, tapi aku mulai khawatir.

Bagaimana jika mereka terjebak di sana?

Karena Chaeyoung ikut terlibat, ada kemungkinan besar mereka melakukan percakapan yang mendalam tentang kehidupan secara umum atau mereka makan chicken wings dan minum bir. Mungkin, mereka melakukan keduanya, aku tidak akan pernah tahu.

"Apa kamu baik-baik saja? Kamu terlihat sedikit kurang sehat," tanya nenek Jack kepada ku.

Aku memberinya senyuman kecil dan menggelengkan kepala.

"Aku sedang memikirkan seseorang," kata ku kepadanya dan hal itu membuatnya mengernyitkan alisnya.

Kami baru saling kenal kurang dari lima jam, tapi dia sudah merasa nyaman dengan ku untuk menggoda aku.

"Seperti apa pria itu?"

Aku mencubit bibir ku dan menatapnya sebelum memberikan senyum kecil di wajah ku.

"Dia adalah wanita yang paling menakjubkan yang pernah aku lihat."

Tidak perlu banyak waktu baginya untuk memproses informasi bahwa aku tidak tertarik pada seorang pria. Dia membuka mulutnya dan menatap ku, rasa bersalah terpancar di wajahnya. Aku tidak tersinggung dengan fakta bahwa dia mengira aku seorang heteroseksual karena aku pernah berkencan dengan pria dan menyukai mereka di masa lalu. Aku hanya berpikir bahwa ada lebih banyak hal dalam diri seseorang terlepas dari jenis kelaminnya, itulah mengapa aku tidak terpaku pada satu jenis kelamin.

"Maaf," dia meminta maaf yang membuat aku menggelengkan kepala. "Hum.. seperti apa gadis itu?" dia segera mengoreksi dirinya sendiri.

Memikirkan Jennie membuat ku tersenyum.

Aku menoleh ke arah cerobong asap dan merasakan pipi ku berubah menjadi merah.

"Dia... Aku tidak punya cukup kata-kata untuk mengatakan betapa cantiknya dia," kata ku sambil membayangkan Jennie di benak ku. "Dia memiliki kebiasaan lama mengernyitkan hidungnya saat tertawa dan itu adalah hal yang paling menggemaskan di dunia. Ketika dia sedih, dia selalu memiliki senyum cerah di wajahnya karena dia tidak ingin orang lain melihat kesedihannya. Ini tidak mengesankan, tapi aku merasa itu menawan. Pikirannya seperti samudra pikiran yang membuat ku ingin sekali tenggelam di dalamnya. Tidak ada satu hari pun di mana aku merasa dia membosankan. Setiap kali aku melihatnya, jantung ku berdetak kencang. Dia membuat ku merasa istimewa dan aku hanya ingin dia selalu bahagia sebagai balasannya."

Ada keheningan yang hening sampai nenek Jack memecahnya.

"Kau harus menemuinya sekarang dan mengulangi kata-kata yang sama."

Aku menahan tawa dan menatapnya dengan senyuman geli. Dia tampak serius dan itu membuat ku mengerutkan kening padanya.

"Oh, anda serius."

"Tentu saja, sayangku. Hidup ini terlalu singkat untuk menahan diri. Jadilah berani dan tunjukkan nilai diri mu untuknya."

"Tapi dia masih melihat aku sebagai adik perempuan sahabatnya. Kami tidak bisa bersama," kataku padanya.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang