Chapter 11

2.1K 202 7
                                    


Pada hari ketiga kami di Santa Monica, kami memutuskan untuk berbelanja di mal kota. Aku membutuhkan gaun untuk pernikahan Elijah dan aku tidak punya banyak waktu lagi. Aku masih tidak percaya bahwa hari itu akan segera tiba. Sahabat ku akhirnya akan menikah dengan kekasihnya yang sudah lama dipacarinya dan ini akan menjadi yang pertama kalinya aku menjadi pengiring pengantin.

Mereka akan menjadi orang tua yang paling keren saat anak pertama mereka lahir.

Aku tidak pernah meragukan hubungan mereka karena Jack selalu menjadi teman baik ku sebelum mereka berpacaran. Dia menunjukkan kepada ku di berbagai kesempatan bahwa dia layak menikahi sahabatku.

"Shit," bisik ku dalam hati setelah mendapat telepon dari Irene.

Aku menghabiskan seluruh pagi ku di tempat tidur ku dan aku menikmati setiap detiknya. Percakapan larut malam yang aku lakukan dengan ibu ku benar-benar menguras energi ku. Selama aku bermalas-malasan, para gadis pergi untuk berjalan-jalan di kota. Aku terbangun beberapa menit yang lalu karena Irene menelepon ku. Dia terus berteriak-teriak di telepon dan aku tidak punya pilihan selain segera bangun dan meninggalkan rumah dengan piyama.

Aku sangat mengantuk sehingga aku lupa membawa jaket untuk melindungi diri ku dan itu adalah kesalahan yang bodoh. Segera setelah aku menyadari bahwa aku belum siap untuk keluar, taksi sudah menyelesaikan perjalanannya. Tanpa riasan wajah dan tanpa jaket, aku pergi ke tempat pertemuan, aku menemukan mereka sedang mengobrol dengan gembira di sekitar meja.

Masih kedinginan, aku menggosok lengan ku yang telanjang dengan telapak tangan untuk menghangatkan diri. Ini adalah terakhir kalinya aku keluar rumah dengan mengenakan piyama, yang pada dasarnya hanya berupa kaos simple dan celana pendek mini.

Ketika aku memasuki mal, aku menerima beberapa wajah menyeramkan dari orang asing. Mereka tersenyum kepada ku seolah-olah aku seperti seonggok daging. Aku merasa seperti telanjang di bawah tatapan mesum mereka dan itu sangat membuat ku frustrasi. Kaos merah muda ku nyaman dipakai untuk tidur tetapi sangat ketat, aku merasa malu dan bodoh diwaktu yang bersamaan.

Jika seorang paparazzi melihat ku dengan pakaian ini di tengah musim semi, aku yakin para manusia maya akan mengolok-olok ku karena ceroboh.

Dengan tersipu malu, aku berjalan menghampiri para gadis - mengabaikan tatapan penasaran orang-orang di sekitar ku.

"Itu dia! Siapa yang kau coba rayu, Nini? Tidakkah kau lihat betapa dinginnya hari ini? Di mana mantelmu?" Irene bertanya sambil tersenyum.

"Aku lupa karena ada orang yang mengancam akan membunuh ku saat tidur jika aku tidak bergegas kesini."

Aku duduk di sebelah Jisoo yang menatapku dengan geli. Masih merasakan tatapan yang menarik pada ku, aku menyilangkan tangan untuk menyembunyikan dada dan meremas lengan ku sekali lagi.

"Kau melewatkan suatu kejadian yang keren, dasar pemalas. Seseorang memegang pantat Elijah dan Lisa mulai menjadi sangat jahat," Jisoo memberitahu ku dengan mata berbinar.

"Dia pantas mendapatkannya," Lisa menambahkan dengan dingin sebelum meminum kopinya.

Aku menatapnya dengan mata lebar, tetapi perhatiannya masih tertuju pada minuman berkafeinnya. Aku tahu Lisa bukanlah seseorang yang bisa kau buat kesal. Pertama kali aku tahu bahwa dia bisa sangat protektif adalah ketika dia berkelahi dengan seorang anak laki-laki yang mencium ku tanpa persetujuan ku di perguruan tinggi. Dia mendapati dirinya dengan beberapa memar di tubuhnya, tetapi dia senang telah menghancurkan wajah laki-laki itu juga. Chaeyoung pernah bercerita bahwa ketika pacar pertamanya berselingkuh, Lisa mengintimidasi pacarnya sampai pacarnya meminta maaf selama satu jam.

Meskipun dia telah menunjukkan kepada ku puluhan kali bahwa dia tidak lemah, aku terus membayangkannya sebagai gadis kecil yang perlu dilindungi dengan cara apa pun.

Stra8Circle (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang