Dor
Aneta yang terkena tembakan itu terkejut, dirinya melihat kebagian jantung yang tertembak. Dapat dirinya lihat darah O miliknya yang segar mengalir membasahi baju yang dirinya pakai. Novel yang dirinya bawa, ia gunakan untuk menutupi lukanya membuat novel itu terkena darah O nya.
Bruk
Aneta ambruk, ia menatap langit-langit yang sangat cerah. Dirinya sedang berpikir, sebenarnya apa yang terjadi?
Aneta Almeera, umurnya menginjak 18 tahun. Tapi dirinya sebatang kara karena ia tidak tahu siapa orangtuanya, dirinya diasuh oleh bibi dan pamannya yang menemukan ia di sungai. Aneta adalah seorang penulis novel legendaris, Ia sudah menerbitkan beberapa karyanya ke penerbit, dan sekarang saat dirinya ingin memberikan novelnya kepada sahabatnya untuk melihat bagaimana reaksi sahabatnya saat membaca novel miliknya.
Tapi, naas kejadian tak terduga dirinya hadapi. Ia yang akan menyebrang jalan malah tertembak oleh polisi yang salah sasaran, kebetulan dirinya berada dibelakang penjahat itu dan akhirnya malah dirinya yang tertembak. Apakah ini akhir hidupnya?
"Tuhan, jika memang ini akhir hidupku. Aku ikhlas karena memang aku tidak bahagia disini, jika ada kesempatan kedua aku ingin memiliki orang tua yang sangat menyayangiku dan tidak membuang ku." Setelah mengatakan itu, matanya terpejam.
Aneta Almeera sang penulis terkenal meninggal dunia, pada usia 18 tahun pukul 13:47 WIB.
*******
Didunia yang berbeda..Terdengar dentuman musik yang sangat keras memenuhi seluruh ruangan yang kelap-kelip.
Ketiga sahabat sejati dan satu orang pengganggu sedang tidak sadarkan diri karena mabuk berat, satu orang dari mereka terbangun dengan raut bingung.
"Gue, dimana?" Tanyanya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah tapi dirinya tidak tahu ini dimana.
Ia yang teringat kejadian yang menimpanya, spontan melihat kearah bawah. Dirinya meraba bagian jantung tapi tidak ada yang terluka. "Bukannya gue tertebak, ko lukanya udah ga ada. Ajaib benar, apa jangan-jangan gue punya kekuatan?" Tanyanya linglung.
"Terus gue dimana? Kenapa lampunya kelap-kelip kaya gini, bikin gue tambah pusing aja." Cibirnya, ia memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
Ia melihat orang-orang disini dengan tatapan jijik, heyy mereka sedang melakukan apa? Kenapa pada tumpuk tumpukan. "Ih jijik banget" Hoek ia muntah melihat orang-orang yang sedang bercumbu.
"Sebenarnya gue dimana sih? Woy!" Panggil Aneta, ya dia Aneta yang tadi terkejut karena tertembak salah sasaran. Neta memanggil orang yang sedang bergoyang untuk menghampirinya.
"Kenapa sayang?" Jawab pria itu yang linglung.
"Ini dimana sih?" Tanya Neta polos.
Pria itu tertawa terbahak-bahak. "Sayang, jadi kamu mau tidur sama aku." Pria tadi mencolek dagu Neta genit, Neta yang tidak terima seseorang yang tidak dirinya kenal menyentuh pun menendang alat vital laki-laki itu.
"Sialan!" Teriak pria itu emosi sambil meringis, pria itu mendorong Neta sampai kepala Neta terbentur meja dan mengeluarkan darah.
"Awss, wah mau main-main nih pria sama gue." Saat Neta ingin menarik lengan bajunya untuk bertarung, dirinya tidak menemukannya. Ia melihat lengannya dan ternyata ia memakai baju yang sangat seksi tanpa lengan.
"Baju apaan kaya gini!" Seru Neta syok, ia menutupi bajunya yang memperlihatkan belahan dadanya. Neta baru sadar ternyata orang-orang disini memakai baju yang kurang bahan.
Saat Neta sedang linglung pria itu memeluknya, Neta dengan spontan meninju perut orang itu lalu memukul kepalanya. Setelah terbebas ia pergi menuju jalan keluar, ia putar-putar tempat saking leganya tempat ini. Butuh waktu satu jam ia keluar dari tempat terkutuk itu, Neta bernafas lega.
Ia melihat sekeliling. "Sebenarnya gue dimana sih, awss kepala gue sakit banget lagi." Lirihnya, memegang kepalanya yang berdarah karena benturan tadi.
Neta terus menyusuri jalan, ia tidak tahu harus kemana. Dirinya juga tidak nyaman dengan baju yang dipakainya, saat sedang melamun sebuah deruman motor terdengar nyaring mendekatinya dan berhenti dihadapannya.
"Naik." Titah seorang pria, dengan suara serak dan bass nya.
Neta spontan mundur. "Siapa Lo?"
"Jangan pura-pura bego."
"Gue emang ga tau siapa Lo!" Seru Neta mulai kesal.
"Naik atau gue tinggal disini?" Ancam pria itu, meskipun Neta tidak melihat wajah pria itu karena memakai helm tapi ia yakin pria itu sedang menatap tajam dirinya.
Neta yang tidak tahu harus kemana pun akhirnya mengikuti pria yang tidak dikenalnya. "Susah naiknya." Ucap Neta polos, pria itu memberikan jaketnya.
"Jaketnya buat nutupin paha gue apa pundak gue?" Tanya Neta bingung.
"Terserah." Akhirnya Neta pake untuk pundaknya, karena dirinya merasa kedinginan. Keduanya sudah sampai di mansion mewah entah milik siapa.
Pria itu mulai membuka helmnya, Neta terpesona melihat wajah pria itu. Seperti wajah idolanya, dan sekarang dirinya melihat langsung. "Nama Lo Siapa?"
Pria itu menatap Neta yang sedang mangap kepadanya dengan pandangan datar. "Nathan."
Neta yang tersadar mengatupkan bibirnya malu, ia kembali menatap Nathan dengan pandangan intens, dirinya seperti mengenal dengan visualnya tapi siapa?
"Boleh gue tau nama lengkap Lo?" Nathan tidak menggubris Ucapan dirinya.
"Nat-"
"Lain kali kalo mau pergi, bilang sama gue." Setelah mengatakan itu Nathan pergi, tapi suara ringisan Neta menghentikannya.
Akhss
Entah kenapa ingatan seseorang muncul di kepalanya, rasanya sungguh sakit seperti kepalanya ingin pecah. Kenapa ingatannya tidak asing, seperti novel yang dirinya buat sebelum meninggal yang berjudul 'Evelyn Is Mine'
"Jadi, gue masuk ke dalam novel buatan gue sendiri dan menjadi figuran yang namanya Annette Ephnane Rayyanza?" Gumam Neta sepelan mungkin dirinya sangat syok, Tapi kenapa ingatannya tidak lengkap dan semuanya samar-samar.
"Gapapa?" Tanya Nathan dingin, saat Neta ingin menjawab kepalanya kembali sakit akhirnya ia tidak sadarkan diri kembali.
Bersambung...
|F M T P|
Jum'at, 01 Maret 2024
_nmh_Halo guys author kembali dengan cerita baru lagi, tentang transmigrasi. Jangan lupa tinggalkan jejaknya bestyyy🥰
Oh iya! Jangan lupa follow author SecretNmh05 terimakasih🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Menjadi Tunangan Protagonis
Teen FictionAneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya menolak untuk meninggal dan lebih memilih memasuki novel yang dirinya buat untuk menyalurkan ke halu...