Chapter 31.

55K 3.8K 155
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan komentarnya yaa guys, bisakan hargai penulis? Gratis ko tidak bayar, hanya modal jari saja untuk membuat author semangat ngetiknya. Terimakasih semuanya ☺️

Happy Reading...


Nete kembali ke kelasnya, saat ia masuk keningnya berkerut karena didalam kelas tidak ada sahabatnya. Mungkin masih di kantin itu pikir Nete, ia masuk dan duduk di bangkunya.

Saat sedang asik memegang ponsel, tiba-tiba ada yang mencoleknya dari belakang. Dengan malas Nete menoleh ke belakang, matanya membulat terkejut.

"Hai." Sapa seorang pria.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Nete ketus, pria ini yang dirinya hindari tadi.

Edgar terkekeh. "Lucu banget, gue sekelas sama Lo."

"What!" Seru Nete, jadi pria ini yang kemarin Agnes bilang ganteng. Aisss bagaimana ia bisa menjauhinya jika dia saja sekelas dengannya, Nete harus cepat-cepat menyusun rencana agar dirinya tidak resah lagi.

"Kenapa muka Lo kaya gitu, kaya lihat hantu aja."

"Bukan hantu tapi monster."

Bukannya marah Edgar malah tertawa, ternyata gadis dihadapannya ini lucu juga. "Oh iya! Karena Lo nolak ajakan makan bareng gue, gimana sebagai balas Budi pulang nanti gue anterin Lo."

Nete memicingkan kan wajahnya curiga. "Sebenarnya, apa tujuan Lo?"

"Tujuan apa, gue sekolah."

"Bukan itu, ngapain Lo deketin gue? Seingat gue saat malam gue selamatin Lo, sikap Lo ke gue ga kaya sekarang." Nete punya curiga yang mendalam buat Edgar.

"Mungkin, karena gue pengen balas Budi."

Nete terdiam, Nete sungguh malu karena terlalu percaya diri. Ia kira Edgar Ingin mendekatinya tapi ternyata hanya ingin balas Budi.

"Dan...  Pengen deket juga sama Lo." Ucap Edgar lagi, Nete menatap Edgar yang sedang tersenyum manis kepadanya dengan pandangan terkejut.

Tuh kan benar, karena firasat dirinya tidak pernah salah-- pikir Nete. Ia akui wajah Edgar memang tampan, tapi ia tidak suka karena Edgar bodoh dan juga terlalu ambisi. Sifat seperti itu sangat tidak cocok untuknya, ia tidak ingin terlalu ditekan oleh seorang pria.

"Bolehkan?" Tanya Edgar.

"Gue ga larang Lo dekat sama gue, tapi jangan terlalu berharap karena gue ga mungkin suka sama Lo " karena dihati gue sudah ada seseorang-- lanjut Nete didalam hati, ia membalikkan badannya melihat ke depan.

"Nete." Seru Agnes baru datang diikuti kedua sahabatnya.

"Eh ada Edgar juga, halo Edgar." Sapa Agnes dengan wajah di imut-imutkan, sahabatnya hanya mengelus dada melihat tingkah laku Agnes yang tidak ada malunya sama sekali. Edgar membalasnya dengan senyuman, Agnes mundur sempoyongan dan kedua sahabatnya menangkap tubuh Agnes.

"Lo kenapa?" Tanya Rachel khawatir.

Agnes menatap atap sekolahnya dengan linglung. "Gue ga kuat sama senyumannya Edgar."

Spontan Rachel dan Amel melepaskan tubuh Agnes sampai terjatuh ke lantai.

"Awsss jahat banget sih kalian, sakit tauuuu." Ringis Agnes mengusap-usap pantatnya.

"Makanya jangan lebay." Sahut Rachel dan Amel barengan, Agnes mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Nete yang melihat kejadian itu tertawa dan Edgar yang terus menatap Nete tanpa berkedip.

*******
Malam harinya seperti yang Nete ucapkan, ia akan tinggal di kamarnya untuk memikirkan ide rencana kedepannya yang harus Nete lakukan. Nete memutar-mutar balpoin dengan tangan kiri memegang dagunya, ia sedang berpikir.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang