Serena sangat terharu melihat Nathan yang sekarang makan di suapi olehnya, tangannya sampai gemetaran karena tidak percaya semuanya. Lagi-lagi ia menghapus air matanya yang turun, dirinya sungguh sangat bahagia semoga Nathan bisa menerima dirinya.
"Nathan, Bunda sangat bahagia kamu mau makan disuapi oleh Bunda." Serena tersenyum tulus kepada anaknya.
"Terpaksa."
"Tidak masalah, Bunda yakin suatu hari nanti kamu pasti terima Bunda dan kita akan hidup bahagia bersama keluarga kecil kita." Serena tidak ingin kalah, ia harus mengambil hati anaknya.
"Mimpi, gue lakuin ini karena Nete."
"Bunda tahu, nanti kamu sendiri yang akan minta sama Bunda aaaaa." Nathan mendengus, jika saja Nete tidak menyuruhnya dan mengancam akan meninggalkannya ia tidak mau menerima suapan dari wanita penghancur dihadapannya.
Nathan memalingkan wajahnya kesamping dan tepat sekali ia bertatapan dengan mata Nete yang melotot kepadanya, Nathan menghela nafasnya pasrah. "Oke, hanya hari ini gue nurut." Nathan kembali makan bubur buatan Serena.
"Habisss, sekarang kamu minum obat terus istirahat."
"Engg--"
"Ehemm, tenggorokan gue sakit. Apa gue pergi aja ya?" Gumam Nete sengaja, lagi-lagi Nathan pasrah.
"Oke."
Setelah selesai dan Nathan istirahat, Nete dan Serena pamit pulang dan dikawal beberapa anggota silent boom.
******
Keesokan harinya Ephnane School dihebohkan karena kedatangan murid baru yang tampan tapi musuh dari geng Silent Boom."Perkenalkan nama gue Edgar." Ucap murid baru yang tak lain adalah Edgar membuat murid yang ada dikelas terpesona dan menjadi heboh, berbeda dengan Nete dkk yang hanya diam bahkan Nete menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya.
"Baik, kamu boleh duduk dibelakang Nete. Nete angkat tangan kamu." Titah Bu guru, tapi tidak digubris Nete.
Rachel yang duduk dengan Nete, mengangkat siku Nete dari bawah agar Nete mengacungkan tangannya. Rachel tidak habis pikir kepada sahabatnya, jika sedang tidak mood maka semuanya tidak ia respon.
Edgar mengerutkan keningnya mendengar nama yang dirinya kenal, tapi ia menyangkalnya karena nama itu tidak hanya satu di dunia ini. Pelajaran kembali berlanjut sampai jam istirahat berbunyi, semua murid dikelas IPS berhamburan keluar tinggal Nete dkk.
"Nete, ke kantin ga?" Tanya Rachel.
"Males." Jawab Nete dengan wajah lesu, entah kenapa hari ini dirinya tidak semangat. Mungkin karena datang bulan membuat mood dirinya anjlok.
"Udah kantin aja, ayo." Ajak Agnes Langsung menggandeng tangan Nete, dengan malas Nete berjalan.
"Nete, tadi Lo lihat wajah anak baru itu ga? Gilaa cakep banget, boleh lah gue Gebet." Seru Agnes menceritakan tentang kedatangan murid baru tadi, tapi Nete hanya merespon dengan deheman.
"Ah Lo ga asik, gue lagi cerita juga." Agnes mengerutkan bibirnya kesal.
"Salah Lo juga, udah tahu Nete lagi ga mood malah diajak cerita." Cibir Amel, Nete dkk sudah duduk ditengah dan mereka memesan makanan.
Dikantin yang sama tapi beda tempat duduk, seorang pria sedang makan makanannya dengan santai. Meskipun banyak yang membicarakan dirinya tapi ia tidak peduli, sampai bunyi notifikasi dari ponselnya berbunyi dan mengalihkan perhatiannya dari makanan.
Cintaku😘
Cewek yang duduk ditengah, pake kardigan coklat dan earphone. Dia ceweknya, aku mau kamu hancurin dia dan aku jadi milik kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Menjadi Tunangan Protagonis
Teen FictionAneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya menolak untuk meninggal dan lebih memilih memasuki novel yang dirinya buat untuk menyalurkan ke halu...