Keesokan harinya Nathan sudah siap dengan motor ninja nya, ia mengendarai motornya menuju rumah Nete. Nathan langsung masuk ke rumah Nete, karena dirinya sudah diberi akses masuk oleh Aneisha.
"Nyari siapa Lo?" Ucap Rachel, tadinya ia ingin turun tapi ada siluet tubuh yang dirinya kenal dan mulai sekarang dirinya tinggal bersama Nete.
Nathan melihat Rachel. "Dimana Nete?"
"Telat, dia udah berangkat." Jawab Rachel santai, ia masih kesal dengan Nathan yang memperlakukan Nete seperti itu.
"Sama siapa?"
"Mungkin, pacar barunya?"
Prangg
Nathan menjatuhkan gelas dengan kasar, ia tidak terima jika Nete pergi bersama pria lain.
"SUARA SIAPA SAYANG?" Teriak seseorang dari arah toilet.
"Ada hantu kali."
Aska tersenyum gemas melihat Rachel yang bersikap judes. "Pagi, sayang." Sapa Aska, mencium bibir Rachel sekilas tanpa tahu ada orang lain disini.
Rachel mengerutkan keningnya bingung menatap Aska, tidak biasanya Aska bersikap romantis seperti ini biasanya harus ia pancing dulu. Keduanya memang sudah jadian dua hari yang lalu, akhirnya penantian Aska terbayar. "Pagi As."
Awalnya Nathan terkejut melihat Aska yang hampir sebelas dua belas sepertinya, bersikap seperti itu kepada orang yang dulu mengejar dirinya. Tapi ia tidak peduli sekarang, nanti saja ia tanya saat di markas. Nathan yang merasa panas melihat keduanya ingin pergi, tapi seruan Rachel menghentikannya.
"Tunggu!"
Aska menoleh mendengar suara langkah kaki, matanya melotot terkejut melihat ketuanya ada disini. Aska berusaha bersikap cool menutupi sifat malunya yang tadi mencium kekasihnya padahal telinganya sudah memerah karena malu.
"Eh ada Lo Nathan, gue ga tahu." Ujarnya kikuk.
Rachel menghampiri Nathan dan berdiri di hadapannya, Aska tidak tahu apa yang akan dilakukan pacarnya. Tidak mungkin kembali mengejar Nathan kan? Ah tidak mungkin, Rachel sudah terpesona dengan ketampanannya.
Plak
Mata Aska melotot, selain Nete yang berani menampar Nathan. Sekarang pacarnya juga berani? Ia ingin bertepuk tangan, tapi takut pacarnya di eksekusi oleh ketuanya.
"Lo-" seru Nathan emosi.
"Apa, mau marah?! Silahkan, itu belum seberapa sama rasa sakit yang sahabat gue rasakan." Rachel tak kalah menatap tajam mata Nathan, Aska yang was-was takut pacarnya menyorot emosi Nathan menghampirinya dan membiarkan tubuh tegapnya melindungi pacarnya. Jadi, Rachel berada dibelakang Aska.
"Sorry Nathan, jangan marah oke? Dia cewek bro dan dia sahabat tunangan Lo, kalo Lo macam-macam nanti Nete marah." Aska sengaja mengucapkan itu, siapa tahu amarah Nathan bisa reda.
Nathan berdecak. "Urusin pacar Lo." Setelah mengatakan itu Nathan pergi meninggalkan Aska yang menggaruk kepalanya seperti orang bodoh.
"Aihh jadi ketauan kan kalo gue udah punya pacar."
"Emangnya kenapa?! Malu Lo punya pacar kaya gue!" Ngegas Rachel kesal.
"Enggak sayang, aku bersyukur banget punya kamu." Panik Aska, ia memeluk Rachel erat.
"Lepasin."
"Yang, kamu kalo lagi kesal sama orang. Jangan kesal juga dong sama aku, aku kan ga salah apa-apa." Ucap Aska lembut.
Rachel menghela nafasnya menenangkan dirinya. "Iya maaf, abisnya aku kesal banget Nathan sakitin Nete."
"Kamu belum tahu ceritanya gimana sayang, jangan asal menyimpulkan. Oke?" Aska tersenyum lembut, Rachel menganggukkan kepalanya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Menjadi Tunangan Protagonis
Ficção AdolescenteAneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya menolak untuk meninggal dan lebih memilih memasuki novel yang dirinya buat untuk menyalurkan ke halu...