Chapter 48.

33.3K 2.4K 329
                                    

Satu Minggu sudah berlalu, Nete sedang duduk di taman dan melihat anak-anak sedang bermain bersama. Senyumnya merekah melihat anak-anak bermain dan saling mengejar, Nete menghela nafasnya lega. Ia sungguh bahagia bisa membantu tokoh-tokoh novel buatannya, dari mulai Nete asli, Rachel, Nathan, dan Bunda Serena. Tapi, satu yang belum Nete urus yaitu seorang Protagonis yang berubah menjadi antagonis.

Semalam Nete mendapatkan ingatan tentang dirinya saat berusia 8 tahun, saat dirinya di culik oleh baby sitter nya yang tak lain adalah ibunya Eve. Sungguh Nete takut melihat semuanya, apalagi saat seorang pria dewasa berusaha melecehkannya, Untung saja dirinya bisa melarikan diri ke hutan dan di sanalah dirinya tidak sadarkan diri karena kelaparan. Tangan Nete mengepal mengingat semuanya, jika saja dirinya tidak kabur mungkin saja pemilik tubuh ini sudah meninggal dunia.

Nete ingat saat Eve mengatakan jika ibunya di bunuh oleh keluarganya, mungkin saja benar karena ibunya menculik dirinya. Nete memejamkan matanya membiarkan matahari menyinari wajahnya dan agar pikirannya menjadi tenang, tapi saat Sinar matahari tidak menyinari wajahnya keningnya mengerut. Ia membuka matanya dan terlihat sesosok pria berdiri dihadapannya dengan senyuman yang sangat dirinya sukai.

"Ngapain disini?" Tanya pria itu yang tak lain adalah Nathan.

"Lagi lihat anak-anak main." Jawab Nete dengan senyuman, Nathan duduk disamping Nete.

"Mau ga?" Tanya Nathan menyodorkan coklat Silverqueen, Nete melihatnya dan menatap Nathan lagi.

"Katanya, coklat bisa mengembalikan mood orang." Ucap Nathan, Nete terkekeh tapi tangannya mengambil coklat itu.

"Kamu mau?" Tawar Nete.

"Tadinya ga mau, tapi kalo kamu yang suapin aku mau." Ujar Nathan, Nete menyuapinya dan dengan senang hati Nathan menerimanya.

"Kamu belum jawab, ngapain disini?" Tanya Nathan lagi.

"Bukannya aku udah jawab, lihat anak-anak main?"

"Tapi jawaban kamu bukan itu, mau cerita?" Ujar Nathan, Nete terdiam menatap anak-anak yang bermain bola.

"Aku sudah mengingat kenanganku saat berusia 8 tahun." Ujar Nete tiba-tiba, spontan Nathan langsung melihat Nete terkejut dan terlihatlah tangan Nete sedikit gemetar saat mengucapkan itu. Nathan langsung membawa Nete ke pelukannya, ia tidak tahu apa yang terjadi tapi dari respon Nete yang tadi Nathan tahu kalo ingatan itu sangat menyakitkan.

"Jangan di ceritakan, jika kamu sakit." Dan Nete menurut, ia membalas pelukan Nathan tak kalah erat. Dirinya ingin ketenangan sekarang, entah kenapa hatinya terasa gusar.

"Nathan, jika sesuatu terjadi kepadaku. Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Nete tiba-tiba.

"Aku akan melindungi kamu, karena aku ga mau terjadi apapun sama kamu."

"Kalo aku tidak-" ucapan Nete terhenti karena Nathan menatapnya datar dan tidak suka.

"Jangan ucapkan itu, aku ga suka. Jika pun itu terjadi, aku ikut kamu." Jawab Nathan datar, Nete menatap Nathan terenyuh.

Nete tersenyum manis. "Jangan natap aku kaya gitu, aku bercanda."

"Nanti, jangan pernah ucapkan itu lagi." Nete menganggukkan kepalanya.

"Iya sayang, aku mau pulang." Ucap Nete manja.

"Ayo, aku antar." Keduanya beranjak dari duduknya, dengan tangan saling genggam keduanya berjalan menuju motor Nathan berada.

"Kamu kesini naik motor?" Tanya Nete.

"Hemm, biar di peluk kamu." Nete menabok lengan Nathan, ia menaiki motornya.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang