Chapter 39.

43.8K 3.2K 247
                                    

Nathan sudah pulang ke rumah, ia meringkuk di kamarnya karena sakit perut yang dirinya alami. Sudah 10 kali ia bulak balik kamar mandi, bahkan sekarang wajahnya sudah pucat dan tubuhnya sangat lemas.

"Sok jadi pahlawan sih, ga bisa makan pedas masih aja dipaksain." Cibir Xavier menatap anaknya tajam.

"Pah, udah. Anaknya lagi sakit juga bukannya disayang malah dimarahin terus." Ujar Serena memarahi suaminya.

"Tuman Bun tuman."

"Kalian berisik, sana keluar." Usir Nathan tidak tahu diri, sudah tahu ia sedang sakit dan tidak ingin diganggu.

"Yyeee ga tau terimakasih, udah ayo Bun kita keluar. Biarin anak ga tahu diri itu sakit sendirian, biar tahu rasa."

"Tapi pah--"

"Udah ayo." Keduanya keluar, Xavier menuju ruangan kerjanya sedangkan Serena menelpon seseorang yang pastinya Nathan butuhkan sekarang.

"Halo Nete." Sapa Serena.

"Iya Bun?"

"Bisa Bunda minta tolong sama kamu?" Ucap Serena.

"Bisa Bunda, kenapa?"

"Tolong datang kesini ya Net, Bunda butuh kamu." Tanpa menunggu persetujuan Nete, Serena mematikan panggilannya dengan senyuman misterius. Serena kembali masuk ke kamar Nathan, ia ingin melihat apakah Nathan masih bulak balik kamar mandi.

Saat Serena masuk Nathan tidak ada dikamar, mungkin sedang dikamar mandi. Tak lama Nathan keluar dengan wajah lesu nya, Serena tidak tega melihatnya.

"Nak, kita ke rumah sakit yuk." Ajak Serena membantu memapah anaknya, tapi Nathan menolaknya.

"Ngapain kesini? Sana sama suami Lo." Nathan berucap sinis.

"Bunda khawatir sama kamu, udah dari tadi kamu bulak balik kamar mandi. Kita ke rumah sakit ya?"

"Engga."

"Yaudah, Bunda bikin bubur dulu buat kamu." Serena mengusap rambut anaknya dengan lembut, lalu keluar menuju dapur. Tatapan Nathan mengarah ke punggung Serena sampai menghilang, Nathan memalingkan wajahnya.

Nathan kembali tiduran dengan tangan memegang perutnya, tak lama ia tertidur pulas.

Serena yang sedang membuat bubur terkejut dengan kedatangan Nete yang mengangetkan nya, Serena tersenyum menatap calon mantunya.

"Halo Bun." Sapa Nete cengengesan.

"Kamu bikin Bunda kaget aja."

"Maaf Bun, jadi. Ada perlu apa Bunda nyuruh Nete kesini?" Tanya Nete membantu Serena menuangkan bubur ke mangkuk.

"Nathan Sakit--"

Awss

Nete tidak sengaja menyentuh bubur yang masih panas, ia meniup nya.

"Yaa ampun sayang, kamu gapapa?" Khawatir Serena membantu Nete mencuci tangannya agar tidak melepuh nanti.

Nete tidak menjawab, pikirannya kembali mengingat wajah merah Nathan yang penuh keringat dikantin tadi pagi.

"Sejak kapan Nathan sakit, Bun?" Tanya Nete.

"Tadi pagi, sekolah aja dia pulang duluan karena perutnya sakit. Bunda minta tolong, boleh?"

"Apa Bun?"

"Bawain bubur ini buat Nathan, terus nanti obatnya suruh dia minum." Serena tersenyum menatap calon mantunya.

Nete terdiam, akhirnya ia mengangguk. "Iya Bun." Semuanya salahnya membuat Nathan jadi seperti ini, tapi bukan dirinya yang menyuruh Nathan memakan bakso miliknya.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang