Eungh
Bunyi lenguhan menyadarkan mereka yang sedang mengobrol. "Nete, kamu tidak papa sayang?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan wajah khawatirnya.
Neta yang bangun dari pingsannya mengernyitkan dahinya bingung, ia melihat ke sekelilingnya. Lagi-lagi dimana dirinya? Kenapa semuanya sangat aneh, gue ga punya kamar semewah ini- pikir Neta. Ia melihat orang-orang yang menatapnya khawatir.
"Nete, jawab Bunda." Desaknya khawatir.
"Kalian..... Siapa?" Tanya Neta bingung.
Deg
Wanita yang tadi menanyakan dirinya menangis dipelukan pria paruh baya. Seakan tersadar dirinya memasuki novel buatannya sendiri, ia tertawa kaku membuat orang-orang yang ada disini terkejut.
"Pah, sepertinya kita harus membawa Nete ke rumah sakit. Bunda, tidak ingin terjadi sesuatu kepadanya." Ucap wanita itu.
"Bunda, tenang dulu semuanya pasti baik-baik saja."
"Ck drama." Cibir pria dengan dingin menatap tajam Neta.
"Nathan!" Tegur pria paruh baya, Nathan yang sudah muak dengan drama yang dibuat Nete pergi dari kamar itu.
Neta memandang tokoh utama dalam novelnya, kalo engga salah dirinya menamainya Jonathan Immanuel Robertson. Tokoh protagonis dengan sifatnya yang cool tapi kejam, ia tidak suka berbicara panjang jika tidak penting dan ketua geng motor.
"Nete, kamu ingat siapa kami?" Tanya pria paruh baya datar.
Neta tersenyum manis. "Kenal dong, kalian orangtuanya Neta ah maksudku Nete kan?" Jawabnya percaya diri, dirinya agak kurang nyaman dengan nama figuran yang dirinya buat. Bukankah jika didunia nya Nete itu artinya menyusui ya? Ck salahkan dirinya yang menamainya Nete, dulu dirinya berfikir jika nama figuran atau anteknya antagonis ngasal saja toh nanti tidak akan ada yang menyukai antagonis, itu pikirnya. Tapi sekarang, dirinya menyesal. Karena ia yang memasuki raga figuran yang bernama Nete.
Wanita paruh baya itu kembali menangis. "Nete, ini Bunda Serena ibunya Nathan dan ini suami Bunda yang bernama Xavier papahnya Nathan. Dan pria dingin itu tunangan kamu semenjak tiga hari yang lalu, namanya Nathan." Jelas Serena sambil menunjuk suami dan anaknya.
Neta Blang seketika, tunggu! Sejak kapan protagonis pria memiliki tunangan? Seingat gue novel ini tentang cinta segiempat deh- pikirnya.
Ahahaha lagi-lagi Neta tertawa canggung. "Iya Tante, maksud aku kalian ibunya tunangan aku yang udah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri iya gitu."
"Kamu beneran gapapa sayang? Kita ke rumah sakit aja ya? Atau Bunda telpon orangtua kamu?" Tanya Serena semakin khawatir.
"Tidak perlu!" Serunya spontan, hey dirinya tidak tahu siapa orangtua aslinya. Seakan tersadar kembali dirinya memasuki novel ia kembali tertawa canggung.
"Maksud aku, nanti biar Nete yang telpon mereka." Ucapnya sambil menggaruk pipinya.
Serena mengusap lembut rambut Neta. "Nak, jika kamu ada masalah cerita ke Bunda ya?" Ucapnya tulus, Neta kita sebut Nete ya mulai sekarang.
Nete yang diperlakukan seperti itu mematung, dikehidupan pertamanya belum ada orang yang memperlakukan dirinya dengan lembut seperti ini. Meskipun ia diasuh oleh bibi dan pamannya, tapi mereka selalu menyuruh dirinya menghasilkan uang dengan umur dirinya yang masih belia. Tak terasa air matanya menetes, ia menginginkan kehangatan seperti ini.
Serena yang melihat nete menangis membawanya ke pelukan hangatnya. "Kita tahu, kamu tidak menginginkan perjodohan ini. Tapi, nak orangtuamu dan kami ingin melakukan yang terbaik untuk kalian." Ucap Serena tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Menjadi Tunangan Protagonis
Dla nastolatkówAneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya menolak untuk meninggal dan lebih memilih memasuki novel yang dirinya buat untuk menyalurkan ke halu...