Chapter 30.

56K 3.7K 151
                                    

"Amel Lo hutang penjelasan sama gue." Seru Agnes heboh, ia merasa syok tadi . Bayangkan sahabat yang ia kira dingin dan tidak suka dekat dengan lawan jenis malah sudah memiliki tunangan, bahkan dirinya saja belum punya.

"Dari tadi Lo bilang hutang penjelasan, gue aja ga tahu gue punya hutang sama Lo." Jawab Amel datar.

"Lo punya tunangan?" Tanya Rachel, wajah yang tadinya datar sekarang menampilkan raut terkejut. Tak lama tatapannya berubah tajam menatap Nete, karena hanya dia yang tahu ia sudah memiliki tunangan.

"Bukan gue." Jawab Nete memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap mata sahabatnya yang tajam seperti silet.

"Kalo bukan Lo, terus siapa?"

"Bokap gue." Sahut Nete lagi.

"Ck Om Jason sialan." Gumam Amel kesal setengah mati, tadinya ia tidak ingin memberitahukan kepada orang-orang bahwa dirinya punya tunangan. Ia akan memberitahukan saat dirinya sudah berhasil membatalkan pertunangan itu, tapi rencananya gagal total.

"Jadi, seriusan Lo punya tunangan Mel?" Tanya Rachel masih tidak percaya.

"Hemm." Dehem Amel pasrah sambil meminum jus miliknya, Nete dkk sekarang sedang berada dikantin. Tadinya Rachel dan Agnes ingin menanyakannya tadi sebelum masuk bel tapi tidak jadi karena Amel ternyata izin setengah hari.

"What! Ternyata sahabat dingin gue beneran punya tunangan. Oh iya! Kata Om Jason Tunangan Lo anaknya Mr. Virendra. Betul Mel?" Teriak Agnes, mereka menjadi pusat perhatian bahkan orang yang mendengarkan juga terkejut.

"Amel udah punya tunangan?"

"Gue ga nyangka, dia dingin ternyata masih doyan pria."

"Nama marganya kaya kenal deh."

"Bukannya Mr. Virendra itu nama belakangnya Barra? Berarti Amel tunangannya Barra dong." Ucapan seorang siswi membuat Kantin tambah heboh.

"Aaaa gue ga rela pangeran gue punya tunangan." Seketika kaum hawa merasa terpatahkan hatinya dan kaum Adam langsung mundur alon-alon mengejar Amel.

"Agnessss." Geram Amel emosi, ia tidak masalah jika sahabatnya tahu tapi semua murid sekarang menjadi tahu. Sial, sial, sial- pikir Amel.

"Sorry." Cicit Agnes takut.

Kantin kembali heboh karena ternyata Nathan dkk mendengar teriakkan Agnes tadi. Nathan dkk menatap tidak percaya kepada Barra, bahkan Bastian dan Bobby sudah heboh duluan. Berbeda dengan Barra yang bersikap tidak peduli, ia menaikkan kacamata nya dan berjalan mendekati meja Nete dkk lebih tepatnya mendekati Amel.

"Buat kamu." Ucap Barra menyodorkan kotak kecil.

Amel mengabaikan yang lainnya ia berusaha tenang. "Dari Bunda?" Tanya Amel, ia membuka kotak itu matanya langsung bergembira ternyata isinya pisau kecil yang kemarin dirinya inginkan.

"Dari aku." Jawab Barra, wajah Amel memerah karena blusing. Keduanya memang sepakat untuk menerima perjodohan ini dan berusaha menerima satu sama lain.

Teriakan penghuni sekolah menggema dikantin yang sunyi, ternyata orang yang dingin kalo lagi jatuh cinta lucu guys.

Agnes dan Rachel melongo melihat sahabatnya yang biasanya cuek sekarang blusing karena seorang pria.

"Gue ga salah lihat kan, dia Amel sahabat gue?" Ujar Rachel tidak percaya, kejadian ini seperti mustahil.

"Ternyata orang yang gue takutkan selama ini, bisa blusing juga." Ucap Agnes dengan wajah cengonya, berbeda dengan Nete yang tersenyum geli melihat keduanya. Ternyata kejadian waktu itu saat dikantin yang keduanya masih terkesan cuek sekarang sudah berubah menjadi hal yang romantis.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang