Chapter 36.

48.9K 3.5K 296
                                    

"Dan mengorbankan kebahagiaan Lo?"

"Iya, itu yang gue lakuin. Gue emang bodoh masih percaya sama mama yang jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaanya kepada gue sedari kecil, gue bodoh karena terus berpura-pura tidak tahu dan menyangkal kejahatan mama. Tapi, apa gue salah Nate.... Memperjuangkan kasih sayang seorang ibu yang dari kecil tidak pernah gue dapatkan. Apa gue salah?" Nathan mendongak menatap Nete.

Nete terpaku melihat tatapan ke frustasian dari Nathan, ia baru pertama kali melihat Nathan seperti ini.

"Dulu, gue selalu iri melihat anak-anak yang disayang ibunya. Dimanjakan, diberi makan kesukaannya, diajak main, gue rindu semuanya, tapi semua itu tidak terjadi sama gue. Gue selalu sendiri saat itu, disaat orang-orang tertawa dengan keluarganya. Gue menangis sendirian di kegelapan, hanya keheningan yang menemani gue. Dan saat tahu mamah mulai mendekati gue, gue Seneng baanget meskipun telat tapi rasanya menghangatkan dihati gue." Nathan tersenyum simpul membayangkan Bella pertama kalinya menghampiri dirinya degan senyuman.

"Ada bokap Lo." Ujar Nete datar.

Nathan terkekeh. "Bokap gue sibuk kerja atau mungkin selingkuh sama Tante Serena."

"Apa maksud Lo?" Nete tidak percaya, Serena orang baik tidak mungkin menjadi pelakor.

"Saat kecil gue ga sengaja lihat mereka pelukan, awalnya gue ga tahu apa-apa karena masih kecil. Tapi semakin gue dewasa gue sadar semuanya, saat papah sering bertemu dengannya gue selalu ikut di bagasi mobilnya dan sekarang terbukti mereka menikah."

Nete mengerti sekarang kenapa Nathan membenci Serena, tapi apa mungkin Serena seperti itu? Ia masih tidak percaya.

"Bunda Serena bilang dulu Lo tidak masalah soal pernikahannya, tapi kenapa sekarang berbeda. Apa ada seseorang yang bilang sesuatu sama Lo?"

"Ya, Mama yang bilang."

"Dan Lo percaya?"

"Awalnya tidak, tapi mamah nunjukin bukti-bukti perselingkuhan mereka."

"Lo percaya sama mamah Lo sedangkan Lo ga percaya sama sahabat Lo yang selalu menunjukkan bukti, Lo gila Nathan!"

Nathan tertawa kencang tapi air matanya menetes. "Ya, gue gila. Makanya gue menolak bukti itu, agar gue ga tambah gila!"

Nathan berdiri mendekati Nete dan Nete memundurkan langkahnya, ia takut Nathan berbuat macam-macam kepadanya.

"Lo tahu net? Mamah pernah kecelakaan dan ginjalnya rusak, gue kesana-kemari mencari ginjal yang cocok buat mamah tapi ga ada yang cocok. Tapi, apa papah ada disana? Tidak Nete, Mama sendirian disana. Sampai akhirnya Eve datang menawarkan bantuan dengan syarat harus menjadikannya ratu di hidup gue dan juga silent boom, awalnya gue tolak dan membiarkan ginjal gue yang diambil. Tapi saat itu darah gue ga sama sama mamah, karena waktu itu Mama sangat membutuhkan ginjalnya dan jika tidak dapat maka Mama akan kehilangan nyawanya. Akhirnya gue terima tawaran Eve, dan seperti inilah." Jelas Nathan, Nete tidak tahu harus berbicara apa. Ia terus mundur ke belakang karena Nathan mendekatinya.

"A-apa nyokap l-lo tahu?" Nathan menggelengkan, Bella memang tidak tahu makanya waktu itu dirinya bertemu ibunya ia mengucapkan 'Lalu bagaimana jika seorang keluarga memberikan hidupnya kepada orang lain hanya untuk mama, tapi mama tidak tahu. Apa yang akan mama lakukan?'

"Jangan takut Nete, gue ga akan lukain Lo." Nathan tersenyum manis, Nete berhenti mundur benar juga Nathan tidak mungkin menyakitinya.

Nathan kembali memeluk Nete, ia mengecup rambut Nete berkali-kali. "Gue udah percaya sama Lo."

"Setelah semuanya seperti ini, Lo percaya sama gue? Telat Nathan, gue ga akan balik lagi sama Lo."

"Sebelum kejadian ini."

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang