Chapter 13.

68.3K 3.7K 108
                                    

"kenapa?" Tanya Nathan.

Nete mendengus. "Lo masih bisa tanya gue kenapa? Sedangkan semua masalah disebabkan oleh Lo."

"Soal yang tadi?"

"Bukan, tapi soal masa depan." Ketua Nete ngasal.

"Oohh, soal masa depan Lo sama gue?"

"Iiss Nathan, Lo nyebelin ya!" Seru Nete kesal, sudah tahu dirinya lagi bingung karena rencananya merevisi cerita hampir gagal.

"Bukan nyebelin, tapi beruntung karena gue cuman ngomong panjang lebar sama Lo." Nete memutar matanya malas, tapi dirinya membenarkan ucapan Nathan karena sikap protagonis pria memang sangat dingin.

"Bulshit, buktinya Lo gini juga sama Eve."

"Cemburu?" Karena sedang lampu merah, Nathan menghadap nete dan menatapnya.

"Ngapain gue cemburu, Lo bukan siapa-siapa gue." Nathan menatap Nete tidak suka.

"Lo tunangan gue."

"Tapi kita ga ngakuin, lagian Lo juga udah punya pacar. Gue sih ogah punya tunangan yang sudah punya pacar, ga level." Sindir Nete sengaja, dirinya ingin lihat kebucinan protagonis pria kepada Eve.

"Oke, gue putusin. Tapi, kasih gue waktu." Nathan tidak bisa langsung memutuskan Eve, karena dirinya membuat janji dengannya.

Mata Nete melotot terkejut. "Gue bercanda."

"Gue serius."

"Gila Lo Nat!" Seru Nete tidak percaya, Nathan hanya mengangkat bahunya acuh.

"Turun." Titah Nathan, Nete langsung turun dan menutup pintu mobil dengan kencang karena masih kesal.

Sepertinya yang Nathan ucapkan diparkiran, dia mengajak Nete membeli ponsel baru dan disinilah keduanya berada. Tunggu! Nete melihat ke sekelilingnya dan ternyata keduanya berada di apartemen, Nete menatap tajam Nathan.

"Ngapain Lo bawa gue kesini?" Seru Nete was-was, jika ada pria yang mengajak perempuan ke apartemen/ hotel berdua saja mereka mau ngapain? Otak Nete sudah berpikiran yang tidak-tidak.

"Tidur."

"Jangan macam-macam Nathan!" Seru Nete lagi, Nathan yang tahu otak Nete mengarah kemanapun menjitak dahinya.

Tak

"Sakitttt."

"Makannya jangan berpikiran negatif terus sama gue." Nathan mengelus dahi nete lembut.

"Gimana gue ga kepikiran yang aneh-aneh, muka Lo aja mencurigakan."

"Orang pertama yang bilang wajah gue mencurigakan, biasanya mereka bilang wajah gue tampan." Nete berlagak ingin muntah mendengar ucapan Nathan.

"Narsis."

Nathan tersenyum tipis, dirinya tidak tahu kenapa bisa bersikap konyol seperti tadi dan ini untuk pertama kalinya dirinya bersikap seperti ini dan semua yang dirinya lakukan demi Gadis dihadapannya. Sepertinya Nathan mulai merasakan perasaan yang dirinya belum pernah rasakan dan ternyata sangat menyenangkan, hatinya terasa menghangat.

"Malah bengong, kita ngapain disini?" Ujar Nete ngegas.

"Gue ngantuk."

"Ya pulanglah, ngapain kita kesini?" Tanya Nete lagi.

"Kita di apartemen dulu, gue ngantuk."

"Ga mau, gue mau pulang." Ucapan Nete tidak didengar oleh Nathan, ia malah berjalan masuk.

"Nathan! Gue mau pulang." Nete menghentakkan kakinya kesal, akhirnya ia mengikuti Nathan masuk.

Keduanya sudah sampai di apartemen paling atas, tempat pemilik apartemen ini. Saat Nete masuk, dirinya terpana dengan kemewahan didalamnya.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang