Chapter 32.

49.4K 3.5K 118
                                    

Nathan melongo melihat barang-barang dihadapannya, wajahnya yang biasanya datar dan dingin sekarang memerah malu sampai telinga tenggorokannya juga terasa gatal.

"Ahemm, Astaga kenapa barangnya warna-warni semua." Nathan spontan langsung membalikkan badannya menghadap pintu yang tadi ditutup Nete, apakah harus seperti ini, Nete menggoda dirinya? Membiarkan seorang pria yang belum menikah dengannya melihat barang berharga seorang wanita.

Nathan mati-matian menahan dirinya agar tidak menengok ke belakang dan melihat barang haram itu, tapi sesekali matanya melihat karena penasaran juga.

Berbeda dengan Nete yang sekarang berusaha tenang, ia membuka pintunya dan terlihatlah kedua sahabatnya.

"Hoammm, ngapain kalian kesini?" Ujar Nete sambil pura-pura menguap.

"Lama banget sih Net buka pintunya, kaki gue keram ini berdiri terus." Gerutu Agnes.

"Sorry, tadi gue ketiduran."

"Tumben banget tidur jam delapan, biasanya tidur malam banget." Cibir Agnes, sedangkan Amel sudah masuk duluan tanpa diperintah.

Mata Amel memicing menatap kasur yang terlihat masih rapih, apakah orang tidur tidak bergerak sama sekali sampai kasurnya saja masih terlihat rapih.

"Yakin Lo tidur, Net?" Ujar Amel datar, dirinya masih kesal dengan sahabat satunya lagi.

"Iyalah, ngapain juga gue bohong sama Lo." Jawab Nete cepat.

"Oh, kasurnya rapih banget ya?" Sindir Amel, mata Nete melotot. Memang benar dirinya tidak bisa berbohong jika bersama Amel dan ia harus hati-hati mulai sekarang.

"Gue tidur di sofa tadi, ngomong-ngomong kalian mau ngapain kesini?" Tanya Nete mengalihkan pembicaraan, ia melihat Agnes yang membawa bonekanya.

Amel mendengus melihat Nete yang mengalihkan pembicaraan.

"Gue kesini mau nginep di rumah Lo." Seru Agnes semangat, berbeda dengan mata Nete yang melotot.

"Jangan!" Seru Nete tak kalah kencang, bisa gawat jika keduanya tahu disini ada Nathan yang ada sahabatnya memikirkan yang aneh-aneh tentang dirinya terus nanti laporan kepada orang tuanya.

"Loh, kenapa? Biasanya juga dulu gue sering nginep tapi Lo ga masalah tuh." Ujar Agnes, Amel memicingkan matanya curiga.

Nete menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia harus jawab apa sekarang. "Bu-bukan gitu, tapi ya gue pengen sendiri dulu aja. Kalo kalian mau nginep ya silahkan, gue ga larang ko."

"Nah gitu dong." Agnes langsung tiduran di kasur tanpa permisi, berbeda dengan Amel yang malah semakin curiga kepada Nete.

"Ngapain Lo lihatin gue kaya gitu, ada yang aneh diwajah gue?" Tanya Nete karena Amel masih memperhatikan dirinya.

"Enggak." Jawab Amel lalu duduk di sofa, Nete yang tahu Amel masih marah kepadanya mendekatinya ia duduk disamping sahabatnya.

"Lo marah sama gue?" Tanya Nete dengan wajah memelas.

"Ngapain gue marah sama Lo."

"Soal tunangan Lo, tapi serius Mel bukan gue yang bongkar. Kalo Lo mau marah, marah sama Daddy aja soalnya dia yang ga bisa jaga rahasia." Ucap Nete sambil merangkul tangan Amel.

"Yang ada gue punya tunangan dua." Ucap Amel, Nete terkekeh. Daddy nya memang sangat royal tapi jika marah sungguh menyeramkan dan suka melakukan sesuatu tanpa kompromi, itu yang mommy nya katakan padanya.

"Terus, Lo masih marah sama gue?"

"Gue ga marah, cuman kesal aja."

"Maafin dong Mel, nanti gue marahi Daddy deh." Amel berdehem, ia rebahan di sofa tapi tangannya tidak sengaja memegang benda persegi empat ia melihatnya aneh.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang