Chapter 24.

75.3K 4.6K 82
                                    

"Tapi, Nathan mau ngomong sesuatu sama mama." Lanjut Nathan, Bella menghela nafasnya lega ia kira Nathan mau ucap apa.

"Apa?"

"Jika ada seorang teman yang memberikan sesuatu berharga kepada keluarga temannya, apakah mama akan meninggalkannya?" Tanya Nathan dengan suara lemas.

"Tergantung, jika sesuatu itu sangat berharga maka mama akan mempertahankannya. Tapi, jika sesuatu itu berharga dan teman kamu mau meminta imbalan kehidupanmu maka mama akan meninggalkannya."

"Kenapa?"

"Karena mama tidak ingin menyerahkan hidup mama hanya untuk sesuatu yang tidak untuk mama."

Nathan terdiam, ia sekarang mengerti. Tetapi kenapa dirinya ingin menyangkal semuanya.

"Lalu bagaimana jika seorang keluarga memberikan hidupnya kepada orang lain hanya untuk mama, tapi mama tidak tahu. Apa yang akan mama lakukan?"

Sekarang Bella terdiam, ia menatap anaknya yang bertanya berbelit-belit dengan tatapan tajamnya dan dirinya sangat tidak suka tatapan itu.

"Kenapa kamu menatap tajam mama? Kamu tahu, mama tidak suka karena tatapan kamu mengingatkan mama kepada papah kamu yang menyuruh mama pergi demi selingkuhannya." Lirih Bella dengan wajah takut.

Nathan tersadar kembali, ia menatap mamanya lembut. "Maaf mah."

"Iya gapapa." Bella melihat jamnya ternyata sudah pukul 2 siang. "Nathan, mama harus pulang nak. Maaf ya mama ga bisa antar kamu. Kamu bisa pulang sendiri kan?"

"Nathan mau disini dulu mah."

"Yaudah, mama pulang ya. Jangan lupa pikirin apa yang mama ucapkan tadi." Setelah mengatakan itu Bella pergi tanpa memeluk ataupun mencium kening anaknya terlebih dahulu, Nathan menatap punggung ibunya dengan tatapan sendu.

Sekarang Nathan benar-benar sendiri disini, wajahnya sudah pucat. Ia menghubungi seseorang tidak tahu siapa karena matanya sudah berkunang-kunang.

"Jemput gue di cafe xxxxx." Setelah mengatakan itu Nathan mematikan panggilannya, ia bahkan tidak tahu siapa yang dirinya telpon.

Nathan menenggelamkan wajahnya ke lipatan tangan, ia memikirkan kejadian tadi. Sebenarnya dirinya tahu ibunya tidak menyukai dirinya, tapi Nathan selalu menyangkalnya karena dirinya butuh sosok ibu. Tapi soal Serena yang merebut papanya dia percaya, karena saat Xavier masih berstatus suami dari Bella ia saat itu mengikutinya diam-diam. Tadinya ia ingin bermain keluar karena dirinya tidak diperbolehkan main keluar oleh Bella, makannya ia bersembunyi di bagasi mobil milik Xavier.

Nathan yang saat itu umurnya 8 tahun mengikuti papahnya yang ternyata pergi ke taman, dan di sanalah dirinya melihat Xavier dan Serena sedang berpelukan. Nathan yang saat itu tidak tahu hubungan dewasa membiarkannya saja, tapi saat dirinya bertambah dewasa dan keluarganya menjadi hancur. Ia mengerti bahwa Xavier selingkuh dengan Serena membuat Bella marah dan menyakiti Serena, Xavier yang tidak terima langsung menceraikan Bella dihadapannya. Itulah yang Nathan tahu, dan dirinya anggap semua yang dirinya lihat benar.

Orangtuanya bercerai saat dirinya berusia 13 tahun, Nathan tahu ibunya tidak menyukainya saat dirinya masih kecil. Ia dulu selalu menempel kepada ibunya tapi Bella malah membentaknya saat tidak ada Xavier, saat itu Nathan pikir Bella bersikap seperti itu karena bentuk rasa sayangnya kepada anaknya. Tapi semakin Nathan dewasa ia tahu semuanya, sampai umurnya 15 dan Bella hadir dan menyainginya. Nathan langsung luluh karena dirinya memang membutuhkan figur seorang ibu dan dirinya selalu berharap Bella menerima dirinya dan sekarang semua keinginannya terwujud.

Tapi sekarang Nathan sadar, Bella seperti itu karena ingin memanfaatkannya dan Nathan tidak masalah itu selagi Bella masih berpura-pura baik kepadanya. Nathan tertawa miris, ia menertawakan kehidupannya.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang