Chapter 20.

61.4K 4.4K 134
                                    

Flashback
Saat Nete dimobil.

Nete gusar ingin menelpon Daddy pemilik asli atau tidak, tapi dirinya harus bereaksi seperti apa nanti? Tapi dirinya membutuhkan bantuannya sekarang, ah masa bodo telpon saja dulu. Nete mulai menelpon, dirinya berusaha bersikap tenang padahal jantungnya berdetak kencang.

"Halo Princess nya Daddy." Sapa riang seorang pria paruh baya diseberang, hati Nete menghangat mendengarnya. Meskipun sapaan itu bukan untuknya, tapi dirinya tetap bahagia karena semasa hidupnya dirinya tidak mempunyai orang tua.

"Hey princess, kenapa baru nelpon Daddy. Apakah princess sudah tidak menginginkan Daddy lagi? Ah sial harusnya aku tidak menjodohkan mu dengan anak ingusan itu. Dia pasti ingin merebut princess dari Daddy, Daddy sangat sedih sekarang." Cerocos pria paruh baya dengan wajah disedihkan, namanya Jason Aldric Rayyanza.

"Halo." Lirih Nete dengan suara bergetar, Jason yang ingin pura-pura marah terhadap Nete tidak jadi karena mendengar suara anaknya yang bergetar.

"Oh princess Daddy, ada apa dengan mu? Apakah seseorang menyakitimu, bilang sama Daddy. Siapa yang berani menyakiti princess Daddy?" Ucap Jason khawatir.

"Tidak ada yang menyakitiku, Dad. Nete hanya merindukan Daddy." Ucap Nete menghapus air matanya.

Terdengar suara tawa bahagia diseberang sana. "Kau lihat itu Ris, putriku merindukankan ku hahaha." Ucap Jason bahagia, bahkan memamerkannya kepada sekretarisnya sendiri.

Sangat kekanakan- itulah pikiran Nete terhadap Jason, tapi hatinya menghangat.

"Maaf Pak, hari ini ada meeting dengan orang penting." Ucap Aris yang Nete dengar.

"Diamlah, putriku sedang berbicara denganku." Seru Jason, membuat Aris menghela nafasnya pasrah melihat boss nya seperti hello Kitty dihadapan anak semata wayangnya.

"Apakah princess membutuhkan bantuan Daddy?"

Satu kata lagi untuk Jason, sangat pengertian- pikir Nete dan rasanya tidak buruk juga.

"Ya, aku membutuhkan Daddy. Apakah Daddy bekerja sama dengan perusahaan Jovita?" Tanya Nete.

"Sebentar princess, Aris apakah saya bekerja sama dengan perusahaan Jovita?" Tanya Jason kepada sekretarisnya.

"Ya, Pak. Anda bekerja sama, bahkan setengah dari perusahaan itu milik anda." Sahut Aris, dirinya sudah biasa mendengar Jason yang selalu melupakan orang yang bekerja sama dengannya. Katanya 'untuk apa mengingat mereka, yang penting uangnya mengalir ke rekening saya' itulah ucapan Jason.

"Kau dengar itu princess, Daddy bekerja sama. Jadi, apa yang kamu butuhkan?"

"Aku ingin Daddy memberikan pelajaran kepada keluarga Jovita, dia sudah menyakiti sahabat baikku. Apakah bisa Dad?"

"Tentu bisa princess, apapun untuk princess Daddy." Tanpa berpikir terlebih dahulu Jason langsung menyetujuinya, lagi-lagi Aris menghela nafasnya melihat boss nya seperti itu.

"Terimakasih Dad, Nete sayang Daddy. Kalo begitu Nete tutup dulu ya dad, ada urusan yang harus Nete kerjakan." Ucap Nete.

"Hati-hati princess."

"Ya, tolong salamkan kepada mommy...  Nete juga merindukannya." Setelah itu Nete mematikan teleponnya.

Flashback end.

Setelah panggilan itu dimatikan, wajah Jason kembali dingin dan datar. "Aris, cari tahu apa yang keluarga Jovita lakukan terhadap princess saya."

"Baik Pak." Boss nya sangat keren, bisa merubah wajah dari lembut menjadi garang dalam waktu satu detik.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang