Nete turun kebawah untuk sarapan. "Morning Mom, dad."
"Morning juga princess." Jawab keduanya Serempak.
"Loh princess, mana teman kamu?" Tanya Aneisha.
"Biasa mom perempuan, makeup dulu." Jawab Nete santai, ia duduk disamping Daddy nya.
"Ini Om, tante kopinya." Sahut seorang pria meletakkan kopi kepada Jason.
"Aduduh mantu idaman mommy banget." Ujar Aneisha kagum, Nathan pagi-pagi memang datang kerumahnya katanya izin berangkat sekolah bersama. Awalnya Jason menolak dengan tegas, tapi Aneisha mengancamnya dan ya seperti inilah jadinya. Nathan disuruh membuatkan kopi untuk Jason, jika suka maka Jason akan menyetujuinya.
"Nathan, Lo ngapain disini." Seru Nete panik dan rasa malu yang semalam pun jadi hilang.
"Jemput tunangan." Jawab Nathan santai. "Gimana om, boleh aku berangkat sama Nete?" Tanya Nathan saat melihat Jason meminum kopi buatannya.
"Hemm, tapi ingat jangan modus dan jagain princess Om." Jason menatap tajam Nathan, ia masih kesal sama calon mantunya.
"Siap Om." Nathan memberikan hormat kepada Jason, Nete sedari tadi terus melihat kearah lift takut Agnes datang.
"Ayo Nathan duduk, kita sarapan bersama." Ajak Aneisha.
"Iya Tante." Tadinya Nathan memanggilnya mommy tapi Jason melarangnya katanya nanti kalo sudah jadi mantu beneran baru manggil mommy, kalo sekarang hanya orang asing saja. Saat Nathan akan duduk, tangannya ditarik oleh tunangan, membuat ia berdiri kembali.
"Mom, dad. Nete berangkat sekolah sekarang aja." Ujar Nete terburu-buru, Nete mencium kedua orangtuanya.
"Loh princess sarapan dulu, nanti kamu sakit." Titah Aneisha khawatir.
"Nanti aja mom dijalan. Nete pamit dad, mom." Nete menarik tangan Nathan keluar.
"Kamu ga berangkat sama sahabat kamu?" Seru Aneisha.
"Engga mom, oh iya mom. Nanti kalo mereka nanyain Nete, bilang aja Nete ada urusan disekolah maaf juga." Seru Nete tak kalah kencang.
"Om, Tante. Nathan berangkat, maaf ga sungkeman dulu anaknya yang narik Nathan." Seru Nathan, Nete langsung mencubit perut sixpack Nathan.
"Diam Nathan, berisik!"
Sepeninggalan keduanya, Agnes dan Amel datang dan keduanya bingung tidak melihat Nete disini.
"Pagi Om, Tante." Seru Agnes semangat, sedangkan Amel bicara santai.
"Pagi." Sahut keduanya, Amel duduk disamping kursi Nete tadi sedangkan Agnes disamping Aneisha. Meskipun Nete tidak ikut sarapan, kursi makan itu khusus untuk Nete tidak boleh ditempati siapapun.
"Nete kemana Tante? Bukannya tadi dia udah turun ya?" Tanya Agnes kepo, ia bahkan melihat ke sekelilingnya.
"Udah duluan, katanya ada urusan maaf tadi ga sempet kabarin kalian katanya." Sahut Aneisha.
"Ah anak itu, kita kesini dia berangkat duluan. Tapi, gapapa ko Tante." Agnes tersenyum manis, ia mendekatkan duduknya disamping Aneisha.
"Agnes, awas Lo bikin malu gue." Ujar Amel datar.
"Engga janji wlee." Agnes meleletkan lidahnya mengejek sahabatnya, Amel mendengus melihat kelakuan Agnes.
"Gapapa Om, Tante. Kalo engga ada Nete, Agnes ikhlas ko jadi anaknya kalian untuk pagi ini." Lanjut Agnes tidak tahu malu, Amel menutupi wajahnya dengan piring ia nyesel membawa Agnes kesini.
"Saya yang ga ikhlas punya anak kaya kamu." Jawab Jason, Amel tertawa mendengarnya begitupun Aneisha sedangkan Agnes memanyunkan bibirnya.
"Mas, ga boleh gitu." Ujar Aneisha disela tawanya, suaminya memang sering menjahili teman anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Menjadi Tunangan Protagonis
Teen FictionAneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya menolak untuk meninggal dan lebih memilih memasuki novel yang dirinya buat untuk menyalurkan ke halu...