Chapter 15.

64K 4.4K 210
                                    

Nete sudah sampai dirumah, ia ingin masuk tapi seseorang menarik tangannya dan memeluknya erat. Nete kenal dengan parfum ini, ia ingin protes.

"Nathan, lepas-"

"Please, hanya sebentar." Lagi-lagi Nete luluh, apalagi melihat nafas Nathan yang tidak teratur seperti menahan emosi.

Puk puk puk

Nete menepuk-nepuk punggung Nathan. "Jangan marah, gue tepuk punggung Lo buat redain emosi."

Nathan terkekeh, meredakan emosi tapi menepuk punggungnya sangat kencang. Ini sih seperti balas dendam bukan menenangkan dirinya dan tepat sekali Nete memang memikirkan balas dendam. Rasain gue tepuk punggungnya kenceng, itung-itung balasan dari gue- itulah pikiran jahat Nete.

"Lo udah ketawa, jadi lepasin gue." Dengan patuh Nathan melepaskannya.

"Terimakasih." Nathan mengusap lembut rambut Nete lalu pergi dengan senyuman manis milik Nathan sampai lesung Pipinya terlihat.

Nete Blang melihat senyuman manis Nathan untuk pertama kalinya, tiba-tiba matanya melotot dirinya sadar sekarang. "Nathan sialan! Setelah peluk gue dia langsung pergi gitu aja, emangnya gue cewek apaan. Awas Lo!"

Nete menghentakkan kakinya kesal, dirinya dipermainkan lagi oleh Nathan. Tapi tunggu! Kenapa tadi dirinya melihat sudut bibir dan kening Nathan lebam, apa dia berkelahi? Nete mengejar Nathan sampai kamarnya.

Nathan yang sadar ada yang mengikutinya berbalik menghadap nete. "Kenapa, berubah pikiran mau tidur sama gue?" Tanya Nathan tersenyum miring.

Bukannya menjawab Nete menarik tangan Nathan untuk masuk ke kamar pemuda itu, wah! Satu kata yang Nete ucapkan saat masuk kamar Nathan yang terawat, bersih, dan tercium juga wangi maskulin Nathan yang dirinya sukai.

Nete mendudukkan Nathan dikasur. "Dimana p3k?" Tanya Nete, Nathan mengangkat alisnya sebelah tapi ia menjawab.

"Tuh." Nete melihat lemari kecil yang ditunjuk Nathan, ia mengambilnya dan menghampiri Nathan lagi.

Posisinya Nete berdiri dihadapan Nathan yang duduk, dengan taletan Nete mengobati luka di wajah tunangannya.

"Kenapa bisa kaya gini?" Tanya Nete, tapi Tidak ada jawaban karena sedang fokus melihat wajah Nete yang serius mengobatinya. Keduanya saling pandang dengan jantung yang berdetak kencang, Nete yang sadar tak sengaja menekan luka disudut bibirnya membuat Nathan meringis.

Akhhh

"Makanya kalo ada orang yang nanya itu jawab." Sindir Nete, ia menempelkan plester di jidat Nathan.

"Kata-kata gue hilang karena lihat wajah cantik Lo." Bukannya blusing Nete malah terkekeh lucu.

"Dapet gombal darimana tuh, wajah Lo ga cocok gombal kaya gitu." Bagaimana tidak Nathan berucap dengan wajah datar, Nathan memeluk pinggang Nete dan menariknya membuat Nete berhadapan sangat dekat dengan Nathan.

"Ngapain sih, lepas!" Nathan menggelengkan kepalanya.

"Perasaan Lo doyan banget deh peluk gue."

"Karena nyaman." Nathan menempelkan kepalanya di dada Nete, ia memang nyaman memeluk Nete.

"Modus." Sindir Nete Malas, tapi tak urung dirinya mengelus rambut Nathan yang sangat halus ditangannya.

"Mau cerita?" Tanya Nete.

"Lo balik kamar aja, takut khilaf gue atau mau tidur disini aja sama gue?" Nete memukul kepala Nathan, lagi-lagi hanya Nete yang berani seperti itu.

"Maunya Lo." Nathan melepaskan pelukannya.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang