Chapter 37.

48.5K 3.3K 159
                                    

Keduanya sudah berada dimobil, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. "Jadi, Lo mau bilang apa?"

"Lo salah paham tentang Nathan."

"Maksudnya? Bukannya sudah jelas dia nyakitin gue."

Aska menghela nafasnya sebelum bercerita. "Karena Lo udah bantuin gue sama Rachel, sekarang giliran gue yang bantuin Lo."

"Jadi?"

"Nathan lakuin semuanya karena dia ingin melindungi Lo."

"Dengan cara menyakiti hati gue dan mempermalukan gue, itu maksud Lo melindungi?"

"Intinya Nathan melakukan itu karena Bokap Lo."

"Daddy, apa hubungannya dengan dia? Ceritakan semuanya Aska."

"Daddy Lo nyuruh Nathan menjauhkan Lo dari Nathan untuk sementara, entah apa tujuan bokap Lo yang pasti Nathan melakukan semua ini untuk Lo." Jelas Aska, Nete terdiam sebenarnya apa yang Daddy-nya rencanakan. Apa agar Nathan menyadari perasaannya?-- pikir Nete.

"Apa lagi yang Lo tahu?" Tanya Nete.

"Gue salut sama Lo, semenjak Nathan kenal Lo dia banyak berubah. Dia ga dingin lagi kaya dulu, bahkan sekarang dia mau berinteraksi dengan Bunda Serena padahal dulu Nathan selalu mengabaikan ucapan Bunda Serena. Dan Lo tahu? Waktu itu Nathan ke rumah gue malam-malam Hanya untuk bertanya tentang bukti ibu kandungnya, awalnya gue syok dia mau melihat semuanya karena waktu gue sama sahabat gue nunjukin bukti-bukti dia ga mau lihat. Tapi dia cerita sama gue, katanya Lo yang buat dia mau lihat yang sebenarnya."

Nete terpaku, apakah Nathan sebegitu percaya kepadanya? Ia bahkan merelakan semuanya karena takut ia tinggalkan.

"Dia juga bilang, akan menerima semua keadaannya. Jadi, gue mohon sama Lo Nete tolong jangan tinggalin Nathan. Gue tahu Nathan bodoh karena menyakiti hati Lo, tapi itu bukan kemauan dia dan Nathan.... dia orang yang sangat baik yang pernah gue kenal di dunia ini. Gue mohon tetap berada disamping Nathan dan cintai dia, gue mohon." Aska tidak tahu kenapa harus memohon, tapi ia yakin jika Nete meninggalkannya Nathan maka Nathan mungkin akan gila beneran.

"Gue akan kasih dia kesempatan kedua, tapi--" Nete menjeda ucapannya, ia menyeringai.

"Tapi?"

"Tapi, tergantung kemampuan dia berjuang dapatkan gue."

"Maksudnya, Lo?" Aska mengerti maksud Nete, ia sangat bersyukur.

"Ya, gue ingin lihat... Seperti apa perjuangan dia buat gue." Keduanya saling tatap menyiratkan sesuatu dan Aska juga menunggu kebucinan ketuanya.

********
Malam hari

Nathan masih kesal mengingat Jason mengerjai dirinya, kenapa dirinya juga tidak merasa curiga. Bukankah Jason bisa membinasakan Eve tanpa harus dirinya yang turun tangan dan juga kenapa ia tidak merasa aneh kalo Jason takut dengan anak ingusan seperti Eve.

"Sial banget gue, udah bikin Nete menjauh. Sekarang harus berurusan dengan Eve, sangat menyebalkan. Jika tahu akan seperti ini, harusnya tadi pagi ia bongkar saja jika Nete tunangannya maka semuanya akan beres, aarrggg mertua sialan! Ga gue panggil Daddy baru tahu rasa Lo!" Nathan terus menggerutu sepanjang jalan, ia harus mengakhiri semuanya.

Nathan sudah sampai di taman, dirinya akan bertemu Eve sekarang. Dapat ia lihat Eve sedang berdiri melihat bunga, Nathan menghela nafasnya pasrah entah kenapa dirinya sangat malas bertemu Eve.

"Kamu sudah datang kak." Ujar Eve antusias dengan suara lembutnya, keduanya saling berhadapan.

"Gue mau ngomong sesuatu sama Lo." Nathan berucap datar.

"Iya kak." Eve tersenyum manis, ia mengira Nathan ingin mengeluarkan kata-kata romantis untuk dirinya.

"Kita putus."

Deg

Senyum Eve langsung menghilang mendengarnya, matanya berkaca-kaca. "Apa maksud kakak?"

"Gue bilang kita putus dan mulai sekarang jauhin gue dan anggota Silent Boom."

Tangan Eve ingin memegang tangan Nathan, tapi dengan cepat Nathan menghindarinya.

"Jangan sentuh gue."

Eve mengepalkan tangannya dengan air mata yang mulai mengalir. "Tapi kenapa kak? Sebenarnya apa yang terjadi, apa aku buat kesalahan sama Kakak? Aku Mohon, aku ga mau putus sama kakak."

"Keputusan gue sudah bulat." Nathan berbalik ingin pergi tapi seruan Eve menghentikan langkahnya.

"APA KARENA KAK NETE, KAKAK MUTUSIN AKU!" Seru Eve marah, jika memang Nete merebut Nathan darinya Maka ia tidak akan segan lagi padanya.

"Bukan urusan Lo."

"AKU UDAH DONORIN GINJAL AKU BUAT MAMAH KAKAK, KAK NATHAN JUGA SEPAKAT MENJADIKAN AKU RATU. APA SEPERTI INI BALASAN KAKAK KEPADA ORANG YANG SUDAH MENYELAMATKAN HIDUP ORANG YANG KAKAK SAYANGI? AKU GA TERIMA DAN AKU GA MAU PUTUS KAK!!" Seru Eve menggema di keheningan malam, Nathan mengepalkan tangannya erat sampai uratnya menonjol.

Nathan jadi teringat dengan kebodohan yang ia lakukan, jika waktu bisa diulang ia tidak akan melakukan itu. "Gue udah berubah pikiran, jika Lo mau ginjal Lo kembali minta sama nyokap gue."

"Baik, jika Kakak putusin aku. MAKA AKU AKAN BUAT KAK NETE CELAKA!" Ucap Eve diakhir dengan seruan, wajah Nathan memerah marah. Tangannya mengepal kuat dan tatapannya berubah setajam silet menatap Eve, Nathan seperti melihat mangsa dihadapannya.

Dengan sekejap Nathan sudah berada dihadapan Eve, bahkan tangannya mence*ik leher Eve erat sampai Eve kesulitan bernafas. Dengan wajah datar dan dingin Nathan mendekati wajah Eve, aura Nathan saat ini sungguh menyeramkan.

"K-kak sa-sakit." Ringis Eve dengan suara tidak jelas.

"Lo sentuh dia, Lo mati di tangan gue." Nathan menghempaskan tubuh Eve sampai terjatuh lalu pergi dari sana meninggalkan Eve yang menangis dan juga marah.

"Aku ga akan biarin kamu bersama kak Nete, kamu hanya milik aku kak Nathan. Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak akan bisa. Camkan itu!" Eve mengepalkan tangannya ke Tanah, ia menatap tajam ke bawah.

Eve menelpon seseorang. "Dad, Eve akan membawa dia kehadapan Daddy." Setelah mengatakan itu sambungan telepon terputus.

"Kamu, akan menderita Anette Ephnane Rayyanza." Gumam Eve menyeringai kejam.

Bersambung...

|F M T P|
Rabu, 12 Juni 2024
_nmh_

Kasih saran author lagi dong guys, harus seperti apa Nathan berjuang mendapatkan Nete?

Contohnya: tertembak pistol😁

Terimakasih semuanya🙏❤️❤️❤️❤️🔥🔥🔥🔥

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang