8-9

5.8K 366 11
                                    

Di sebuah ruangan vvip tepat nya di lantai atas sebuah cafe mewah di isi oleh kumpulan para pengusaha muda yang wajah nya mampu memikat hati para perempuan yang memandang. Di usia yang sudah matang, mereka tampak semakin memancarkan aura ke lelakian mereka.

Beberapa menit kemudian datang Seno dengan keadaan yang sedikit berantakan.

"Sorry, gue telat." Seno pun langsung duduk di tempat yang kosong sembari menyampirkan jas nya di punggung sofa.

"Kenapa lo?"
Ibra pun bertanya.

"Nggak sengaja tadi ketumpahan minum di bawah sama pelayan."
Seno mengibas baju nya yang masih basah.

"Kapan lagi seorang Arseno mendapatkan kesialan ringan seperti ini. Ya kan?" Timpal Akash tertawa. Seno pun mendelik lalu menghela nafas. Ia pun menyandarkan punggung nya pada sofa.

"Kucel amat tuh muka. Mau dengar informasi dari gue nggak. Gue jamin tuh muka kembali bersinar layaknya lo sedang berada di bawah bulan purnama," ujar Maulana senyum-senyum.

"Informasi apa tuh. Penasaran gue,"celetuk Ibra. For your information, Seno, Ibra dan Maulana ini sudah berteman sejak mereka duduk di bangku perkuliahan sampai sekarang umur mereka sudah kepala tiga. Maulana dan Ibra sudah menikah. Maulana sudah punya anak dua. Ibra baru beberapa bulan siap menikah dan masih kategori pengantin baru.

Sedangkan Seno tentu saja sudah pernah menikah dan menjadi duda hot yang di incar para gadis dan janda di muka bumi ini.

"Lo nggak penasaran, Sen?"

Seno menyeruput minuman yang baru saja di antar pelayan. "Informasi dari lo nggak ada yang berfaedah semua."

Ibra tertawa. Sedangan Maulana tersenyum miring. "Lo yakin? Sesekali informasi gue ini bisa mengubah jalan hidup lo."

"Memang apa?"

Maulana menatap Seno. Ia memajukan badan nya sedikit ke arah Seno.

"Istri gue, Maura baru saja ketemu sama Syahdu."

Teng!

Mendadak tubuh Seno kaku dan terkejut mendengar ucapan Maulana. Dada nya langsung berdebar kencang saat mendengar nama perempuan yang baru saja di gaungkan Maulana tersebut.

"Syahdu? Syahdu mantan nya Seno maksud lo?"

"Hm. Tepat sekali," sahut Maulana mengangguk. Seno langsung melayangkan tatapan tajam dan mematikan kepada Ibra.

"Santai dong, Sen. Takut gue sama tatapan laser lo."

"Syahdu masih istri gue. Lo bisa cari di pengadilan ada nggak nama gue di sana. Tidak ada perceraian di antara kami, dan lo tahu itu."

Ibra meneguk ludah. "Ya, ya, salah ngomong gue barusan. Gue ralat, Syahdu istri nya Arseno. Puas lo?"

Seno memalingkan wajah nya kepada Maulana yang terbahak.

"Lo nggak bohong kan, Mau?"

Maulana menggeleng. Ia berdehem sejenak. "Semalam mereka ketemu dan sempat duduk bicara sebentar. Namun Maura nggak mau ngasih tahu alamat nya. Gue udah usaha buat ngerayu istri gue demi lo, Sen. Tapi Maura kekeh nggak mau ngasih tahu dimana keberadaan Syahdu. Tapi lo harus tetap bersyukur karena Syahdu ada di sini. Lo bisa cari lagi deh."

Jantung Seno seperti menggila mendengar nama Syahdu.

"Gue mau ketemu sama Maura."

"Ngapain? Percuma. Gue aja yang suami nya nggak di kasih tahu. Apalagi lo."

"Gue beda sama lo. Mulut lo seperti comberan."

Maulana tidak terima dikatai barusan. "Kampret lo. Kalau nggak karena mulut comberan gue ini. Nggak bakal tahu lo info dari gue kan."

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang