42

4.2K 494 52
                                    

Mahligai Syahdu udah masuk extra part di karyakarsa yaa gaess.

Dinda datang ke kantor Seno. Ia memaksa untuk bertemu dengan Seno. Bahkan ia membuat kegaduhan di kantor Seno yang membuat nya jadi bahan perhatian oleh para pegawai.

"TEGA KAMU SENO. TEGA KAMU MENGHANCURKAN KARIRKU." Dinda berteriak. Ia tidak peduli ada yang mendengar suara nya atau tidak. Tapi untung nya  ruangan Seno kedap suara.

Lidya berdiri di sudut ruangan melihat dan mendengar ucapan Dinda. Ia di suruh Seno untuk tetap berdiri di sana.

"Kamu yang membuat karirmu hancur. Kenapa harus menyalahkan orang lain?"

"BOHONG. KAMU JAHAT! DEMI PEREMPUAN MURAHAN ITU KAMU MELAKUKAN INI KEPADAKU?"

Mata Seno langsung menatap tajam kepada Dinda. "Sudah saya peringatkan untuk tidak main-main. Nyata nya kamu tidak mendengar. Terima saja nasib kamu sekarang Dinda. Silahkan kamu hidup menggelandang di jalanan saya tidak peduli."

"AAARGGHHHH!!!!"

Dinda marah. Ia mengacak isi meja Seno sampai berantakan. Seno membiarkan. Lidya segera mengangguk saat Seno memberi kode.

"Aku mohon, tolong jangan lakukan ini, please! Tolong kamu ingat Laras. Bagaimana pun Laras anak kamu."

"Anak haram kamu lebit tepat nya. Harus kah saya perjelas kalau saya tidak pernah meniduri kamu sekalipun. Jangan membual lagi. Atau saya akan seret kamu keluar."

Dinda menggeleng. Ia menangis. Pipi nya basah oleh air mata.

"Tolong maafkan aku, Mas! Aku minta maaf!"

"Bahkan kamu menipu saya dengan mengatakan Laras anak saya. Padahal saya memang tidak pernah tidur dengan wanita licik seperti kamu. Dan sial nya kamu bersama tante Wulan menipu saya. Kurang baik apa saya selama ini membiarkan kamu bebas hah?"

Dinda bersujud minta maaf namun Seno enggan untuk melihat nya.

Tiba-tiba security datang berbarengan dengan Syahdu. Saat melihat Dinda, Syahdu langsung menghampiri Dinda dan langsung menampar nya

Plak!

Plak!

Dinda terlampau terkejut dengan kedatangan Syahdu dan tidak siap saat Syahdu menamparnya dua kali.

Dinda merasa telinga nya berdenging. Ia akan pura-pura tersakiti di depan Seno. Berharap Seno akan iba melihat nya dan berbalik membenci Syahdu.

"Itu tamparan buat perempuan seperti kamu." tunjuk Syahdu marah. Ia menjambak rambut Dinda yang pasrah dan tidak melawan.

"Tolong didik anak kamu supaya tidak selalu mencari masalah dengan anak saya, Paham?"

"Sssttt," Dinda meringis saat badan nya terdorong ke depan.

"Apa maksud kamu Syahdu. Aku tidak mengerti."

"Nggak usah sok baik kamu di depan saya. Kamu sama anak kamu itu sama saja. Suka mencari masalah."

Dinda mengepalkan tangan nya benci melihat Syahdu. Andai tidak ada Seno sudah ia balas perbuatan Syahdu. Tidak akan ia sudi lemah seperti ini.

"Gara-gara perbuatan kamu saya harus pisah sama suami saya. Anak saya tidak tahu siapa ayah nya. Semua itu gara-gara kamu wanita murahan."

Syahdu kembali menggila dan menjambak rambut Dinda yang terduduk di lantai.

Seno diam menyaksikan. Sedangkan Lidya dan Security tampak  tercengang melihat bagaimana beringas nya Syahdu.

"Sudah sayang. Cukup!"

Seno menarik tangan Syahdu. "Nggak. Sakit hati aku belum tuntas sama perempuan ular ini, Mas. Dia sama anak nya sama saja. Sama-sama hina." ujar Syahdu dengan nafas terengah.

Dinda sudah menghapus air mata nya. Ia sama sekali tidak peduli apa yang di rasakan Syahdu.

"Kamu tahu Mas hari ini Rembulan bertengkar lagi dengan anak perempuan ini. Si Laras itu tiba-tiba datang mengganggu Rembulan sampai wajah anakku terluka. Cukup sudah aku bersabar selama ini. Kali ini aku tidak akan tinggal diam."

Syahdu memandang lekat kepada Dinda. "Jika kamu kedapatan mencari masalah lagi. Lihat! Apa yang bisa saya lakukan sama kamu Dinda. Camkan itu!"

Seno menghela nafas lelah. "Kamu dengar Dinda? Lebih baik kamu jangan pernah menampakkan muka kamu lagi di hadapan kami. Paham kamu?"

Dinda kembali menangis. Ia menatap Seno memelas. "Tolong Mas jangan perlakukan aku begini. Aku minta maaf. Aku janji. Aku akan berubah. Tolong kembalikan karirku Mas."

"Pak tolong bawa perempuan ini keluar!" Suruh Seno.

"Baik, Pak!"

"Nggak. Jangan Mas. Aku belum selesai, Mas. Kamu harus kembalikan karirku. Aku nggak bisa hidup miskin."

Dinda memberontak. "Mari Buk. Saya antar keluar!"

"TIDAK LEPASKAN SAYA!" DindA berusaha melepaskan tangan nya yang di pegang pak security.

"SENOOOO." Dinda berteriak marah.

Lidya terdiam kaku karena masih shock melihat kejadian barusan.

"Lidya mau sampai kapan kamu berdiri di situ?"

Lidya tersentak mendengar suara Seno. "Ah ya, Pak. Saya keluar." Lidya segera keluar dari ruangan Seno dan menutup pintu.

Tinggal Seno dan Syahdu berdua.

"Sini duduk dulu!" Seno menghela Syahdu duduk di sofa. Ia mengambil air putih dan memberikan kepada Syahdu.

"Minum dulu!"

Syahdu menerima dan menghabiskan satu gelas penuh air minum tersebut.

"Sudah tenang?"

Syahdu mengangguk. Seno merapikan rambut Syahdu yang sedikit berantakan.

"Mas cukup terkejut loh melihat kamu datang terus tiba-tiba menampar Dinda."

Syahdu memutar bola mata nya. "Habis aku langsung emosi melihat nya. Muak aku sama dia, Mas."

"Kenapa? Biasa nya kamu sabar lho. Nggak suka keributan kayak tadi."

"Aku tuh udah marah dari rumah gara-gara anaknya  si Laras itu cari gara-gara sama anakku. Kesini tuh juga minta antarin ketemu sama Mak lampir itu. Ternyata dia di sini sedang bersujud sama kamu. Yaudah langsung naik emosiku, Mas."

Seno mengangguk. "Terus Rembulan dimana sekarang. Dia nggak papa kan?"

Syahdu mengangguk. "Lagi di rumah. Aku tinggql sebentar tadi."

"Ada yang luka?"

"Wajah nya seperti kena cakar gitu. Sesering sering nya Rembulan berantem sama orang. Baru kali ini dia pulang dengan wajah seperti itu. Ya jelas terkejut aku sebagai ibu nya."

Syahdu kemudian menatap Seno. "Kamu beneran hancurin karir nya si Dinda itu?"

Seno mengangguk. "Mas udah terlalu baik sama dia selama ini. Dia tetap bisa berkeliaran bebas sedangkan kita malah berpisah. Tapi sekarang Mas akan bersikap tegas kalau dia berbuat macam-macam."

Syahdu mengangguk. "Nggak kasihan kamu kalau nanti hidup nya luntang lantung di jalanan. Secara dia terbiasa hidup mewah selama ini."

"Mas nggak peduli sayang. Mas lebih memikirkan kamu sama Rembulan."

Syahdu mengangguk. "Terima kasih, Mas."

"Mas akan lakukan apapun buat kalian berdua. Tidak akan Mas biarkan kamu sama anak kita kenapa-napa. Mas akan berusaha melindungi kalian berdua."
Seno menggenggam tangan Syahdu.

"Terima kasih, Mas."

Syahdu terharu mendengar perkataan Seno. Ia benar-benar tidak merasa sendiri lagi  Sekarang ada tempat nya bergantung. Ada Seno yang akan melindungi nya. Ia percaya Seno mampu melakukan apa saja untuk nya dan Rembulan.

Tbc!
20/06/24

Dinda otw miskin. Sedih nggak kalian gess???

Vote dan komen yaa!!

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang