37

5.4K 491 29
                                    

Fyi, mahligai Syahdu udah update bab 67 di karyakarsa. Ada kejutan juga di sana gaess. Kepo bisa meluncur kesana ya!💃💃

Happy reading semua nya. Nanti malam aku update lagi. Ingetin yaa!!😂😂 

"Selamat siang Bu Syahdu," Syahdu menoleh. Ia menatap perempuan dengan pakaian formal yang semakin dewasa dan tidak jauh berbeda dengan perempuan yang di kenal nya dulu.

Perempuan itu menatap Syahdu dengan gugup dan pandangan berkaca. Syahdu tersenyum.

"Apa kabar Lidya?"

Tangis lidya pecah. Ia segera menghambur memeluk Syahdu.

"Mbak....," Syahdu tersenyum. Ia mengusap punggung Lidya. Ia juga merindukan perempuan santun dan baik ini. Dulu sewaktu Seno dan dirinya masih berumah tangga. Syahdu sering mengirim pesan kepada Lidya untuk sekedar menanyakan suami nya.

"Kamu sehat?"

Lidya mengurai pelukan. Ia segera menghapus air mata nya. Ia mengangguk.

"Aku sehat. Mbak gimana kabar nya selama ini? Aku kangen sekali." ujar Lidya penuh haru.

"Seperti yang kamu lihat, Mbak sehat." Syahdu tersenyum. Lidya mengangguk.

"Ayo Mbak! Kita ke atas. Bos sudah menunggu."

Syahdu mengangguk. "Anakku ada di atas kan?"

"Ada Mbak. Aku sangat terkejut saat di kasih tahu kalau Rembulan anak Mbak sama Pak Seno. Masih nggak percaya aki Mbak."

Syahdu tertawa. "Tapi kemudian aku mulai percaya saat anak Mbak mirip sekali sifat nya sama Pak Seno."

"Mirip gimana? Baik apa jelek?" tanya Syahdu mengulum senyum sambil memasuki lift. Ia sadar menjadi bahan perhatian para pegawai yang berpapasan. Ada pegawai lama yang masih bertahan di kantor ini. Syahdu masih ingat sebagian dengan wajah wajah mereka. Namunz ia abaikan saja.

"Maksud nya yang kayak nggak pandai basa basi gitu, Mbak. Suka to the point. Dewasa banget anao mbak itu."

"Keadaan, Lidya. Keaadaan kami yang membuat nya harus cepat dewasa." jawab Syahdu tersenyum tipis.

"Maaf, Mbak. Aku nggak maksud----,"

"Nggak papa santai saja." Lidya menjadi segan secara tidak langsung sudah menyinggung kehidupan Syahdu dan anak nya tanpa Seno selama ini.

Mereka keluar dari lift. Syahdu sesekali melirik interior perusahaan Seno yang mengalami perubahan. Namun ia tidak berkomentar. Namun salam hati ia ikut senang melihat kemajuan perusahaan yang di jalani Seno.

"Mbak langsung masuk aja. Si Bapak sama anak nya pasti udah nunggu di dalam."

"Oke. Makasih ya ,Lidya."

Lidya mengangguk lebar. "Sama-sama, Mbak. Kalau ada apa-apa bisa langsung panggil atau hubungi aku saja, Mbak."

"Nomor kamu masih yang lama?"

Lidya menggeleng kemudian mengambil pena dan kertas lalu memberikan nya kepada Syahdu. Karena ia tidak punya kartu nama seperti pejabat pejabat dan pengusaha kaya raya di luar sana.

"Oke. Mbak masuk ke dalam dulu, ya."

"Iya, Mbak."

Syahdu langsung membuka pintu dan melihat Seno sedang berkutat di balik meja kerja.

"Mas,"

Seno mengangkat kepala dan tersenyum menatap Syahdu.

"Udah datang?"

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang