20

6.7K 462 23
                                    

Arseno termenung memikirkan percakapan nya dengan Syahdu tadi pagi.

Ia tidak percaya sebelum membuktikan nya sendiri bahwa Rembulan memang anak kandung nya.

Tok tok tok

"Masuk!"

Seorang laki-laki tegap berpakaian santai dengan jaket kulit masuk ke dalam ruangan Seno.

"Maaf gue telat. Tadi ada kendala sedikit sebelum ke sini."

"Nggak masalah. Silahkan duduk!"

Laki-laki itu mengangguk. Ia duduk di hadapan Seno di pisahkan oleh meja di tengah mereka.

"Kenapa lo mau ketemu. Tumben sekali. Ada apa nih?"

Seno menatap lekat ke arah teman nya. "Gue butuh bantuan lo."

Azam mengangkat alis nya dengan bibir melengkung. "Well, lo butuh bantuan apa?"

Seno mengangsurkan dua buah plastik yang di dalam nya terdapat rambut.

"Lo mau tes dna?"

Seno mengangguk. "Yap. Betul sekali. Gue mau lo cari tahu. Yang ini rambut gue,"

Azam terbelalak kaget. "Tunggu!" Azam berpikir sejenak. "Jangan bilang lo punya anak lain di luar sana. Secara anak Dinda bukan anak lo. Terus sekarang---"

Seno menghela nafas. "Gue belum bisa cerita sekarang. Lo bisa bantu gue kan?"

"Brengsek lo. Serius sumpah ya. Kalau benar ini anak lo. Fix, bajingan lo Arseno."

Azam melempar tatapan tajam nya kepada Seno. Namun Arseno pun mengangguk pasrah. "Gue memang udah brengsek sejak dulu, Zam. Nggak perlu lo ingetin lagi."

"Sialan lo!" Azam mengambil sampel rambut tersebut dan langsung berdiri.

"Gue mau secepat nya hasil tes tersebut keluar. Gue nggak bisa nunggu lama."

Azam mendelik kesel. Sumpah ia ingin sekali memberikan bogeman mentah sama laki-laki yang merupakan teman nya ini.

"Lo harus nunggu tiga hari untuk bisa mendapatkan hasil nya."

"Satu hari!" ujar Seno membalas tatapan Azam.

Bantingan pintu tersebut menandakan kalau Azam sangat kesal kepada nya. Apa peduli Seno. Yang penting hasil tes DNA itu segera keluar. Itu yang di harapkan nya sekarang.

****

Syahdu sedang berada di belakang toko nya. Ia tampak melamun sedangkan tangan nya sibuk mengaduk campuran pupuk bunga.

Ia kembali mengingat kedatangan Seno ke rumah nya dan pembicaraan mereka di pagi hari.

Syahdu sangat yakin sekali kalau Seno tidak akan tinggal diam begitu saja. Ia tidak akan percaya apa yang di katakan Syahdu pada waktu itu.

Dengan menggunakan kekuasaan nya, ia bisa mencari tahu segala nya. Apalagi mereka sudah bertemu. Sangat mudah untuk seorang Arseno melakukan nya.

Syahdu menghela nafas. Ia merasa buntu sekarang. Apalagi Rembulan terang-terangan berbalik membenci Seno sekarang. Rembulan sangat terluka maka nya ia bersikap demikian.

"Mama,"

Syahdu tersentak dan menoleh ke asal suara.

"Mama ngelamun?"
Rembulan mendekat. Syahdu menatap Rembulan. "Kamu sudah pulang?"

Rembulan mengangguk. "Baru saja sampai. Mama ngapain melamun di sini. Nanti ke sambet hantu gimana?"

"Mana ada hantu siang bolong begini. Kamu ada-ada saja."

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang