33

4.4K 407 42
                                    

Udah bab 61 ya gaess di KK. Sedang menikmatii ke uwuann gaess🤭🤭

Syahdu sedang sibuk mempelajari catatan Bunga hidup yang baru masuk hari ini. Sejak pagi dia belum ada istirahat sama sekali.

Hari ini toko nya sangat ramai dengan pengunjung. Syahdu harus turun tangan untuk membantu Sinta.

Syahdu meregangkan tangan dan memukul bahu nya yang terasa kaku.

Mata Syahdu menatap handphone dan menghidupkan layar nya.

Ia mendesah pelan ketika sampai sekarang masih tidak ada kabar dari Seno sama sekali.

"Apa aku duluan ya yang harus menghubungi Mas Seno?"

Syahdu menimbang nimbang. Ia bolak balik melihat nomor kontak Seno.

Akhirnya Syahdu pun berani mengklik nomor tersebut. Baru saja menempel di telinga nya suara operator sudah terdengar kalau nomor nya tidak aktif dan berada di luar jangkauan.

Helaan nafas itu terdengar. "Tidak aktif."

Apa mungkin di sana memang tidak ada signal sama sekali. Apa Seno pergi ke pelosok kalimantan. Pikiran itu berkecamuk dalam otak Syahdu.

Lelah memikirkan kabar Seno, Syahdu bangkit dari tempat duduk nya. Ia turun ke bawah.

Ternyata Sinta sedang sibuk di depan komputer.

"Sudah makan siang, sin?"

"Oh, Mbak." Sinta terkejut dengan kedatangan Syahdu. "Belum, Mbak."

Syahdu berdiri di hadapan Sinta yang terhalangi oleh meja.

"Makan apa ya enak nya, Sin?"

"Mbak mau makan apa, biar aku belikan."

"Makan nasi padang aja kali ya, Sin. Udah lama juga nggak kan. Kangen juga makan nasi padang."

"Tempat biasa, Mbak?"

Syahdu mengangguk. Ada sebuah restoran masakan padang yang memang enak sekali sambal nya di sana. Sudah jadi langganan mereka juga.

"Oke, Mbak. Aku berangkat sekarang ya. Nanti keburu rame juga. Ini kan hampir masuk waktu makan siang."

"Iya. Hati- hati, Sin."

"Siap, Mbak."

Sinta segera  berangkat setelah mengambil kunci motor nya. Syahdu tidak memberi uang karena mereka sudah menyisihkan uang makan siang setiap bulan nya.

Sambil menunggu Sinta, Syahdu memilih untuk merangkai bunga untuk mengisi waktu.

Sinta menoleh saat denting pintu terdengar. Syahdu segera berdiri saat melihat siapa yang datang.

"Aahh jadi ini toko punya kamu?"

Syahdu menaruh bunga nya dengan hati-hati.

"Ada apa? Kamu mau membeli bungaku?"

"Rencana nya tadi iya, tapi setelah tahu ini punya kamu. Aku nggak jadi beli. "

Dinda menyilangkan tangan di dada dengan sorot mata angkuh.

"Oh kalau begitu kamu boleh keluar dari sini. Karena saya sedang tidak mood untuk meladeni pengunjung seperti kamu."

Dinda mengepalkan tangan. Ia menyenggol bunga yang terpajang sampai jatuh dan pecah pot nya.

Syahdu terkejut dengan mata melebar.

"Ups, nggak sengaja," Dinda tertawa. Ia juga menginjak bunga tersebut.

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang