Laras dan Rembulan berada di ruang BK. Mereka duduk terpisah. Di depan mereka Buk Santi menghela nafas seperti sudah muak ketemu sama mereka di ruang ini.
"Kali ini apalagi masalah nya sehingga Bu Rahmi melaporkan kalian kepada Ibuk."
Rembulan melirik Laras.
"Rembulan!"
"Ya, Bu."
"Kamu kenapa berkelahi dengan Laras?"
"Kaki saya di jegak saat saya berjalan Bu sehingga saya jatuh. Lalu saya balas mendorong nya."
Bu Santi mengalihkan tatap pada Laras. "Benar begitu Laras?"
"Benar, Bu."
Rembulan mengangkat alis nya. Ia takut salah dengar kalau Laras baru saja membenarkan ucapan nya. Kenapa bisa? Apa ada yang direncanakan si pembully ini? Tidak biasa nya dia mengalah seperti ini. Biasa nya Laras selalu memutar balikkan fakta.
"Alasan kamu melakukan nya?" tanya Bu Santi. Laras melirik Rembulan dari ujung mata nya. "Karena saya membenci Rembulan dan tidak menyukai nya, Bu."
Bu Rahmi kembali menarik nafas. "Laras kamu membenci Rembulan tidak lantas harus membuat kamu menjegal kaki nya. Itu sama saja kamu yang mencari gara-gara duluan."
"Saya begitu karena Rembulan sering kali mencampuri urusan saya, Buk. Ya saya tidak terima lah." ujar Laras sedikit keras.
"Karena lo itu suka bully siswi lain. Mereka nya aja yang takut melapor ke guru karena ancaman lo." balas telak Rembulan.
"Laras ini suka membully siswi lain Buk. Harus nya Laras ini sudah di kasih hukuman Buk. Teman-teman yang kena bully itu tidak berani mengadu karena di ancam sama si Laras, Buk."
"Jangan percaya, Buk. Lo fitnah gue lagi kan? Rembulan bohong, Buk."
"Gue punya bukti dan Saksi nya."
Laras tampak membulatkan mata. "Benar begitu Laras? Ibuk akan usut tuntas masalah ini kalau kamu memang terbukti melakukan pembullyan, Ibuk akan bertindak tegas." Suara Bu Santi terdengar tegas.
"Buk jangan percaya sama Rembulan, Bum dia ini pembohong, Buk."
Tok tok tok
"Permisi,"
Bu Santi menatap keluar ruangan begitu pun dengan Laras dan Rembulan.
"Papa," Laras segera bangkit dan memeluk Seno.
"Pak Seno." Bu Rahmi berdiri dari kursi nya menyapa. Sedangkan Rembulan tetap duduk tanpa menatap drama Ayah dan anak tersebut.
"Papa kok kesini?" tanya Laras tersenyum manis.
Seno melepas pelukan Laras. "Kamu bertengkar lagi Laras?"
"Dia duluan yang cari gara-gara, Pa. Bukan aku." Laras menunjuk Rembulan.
Seno ikut menatap Rembulan yang tidak bergeming sedikit pun.
"Kamu jangan berbohong. Pasti kamu yang mulai duluan."
"Papa kok ngomong begitu sih. Harus nya Papa percaya sama aku." Laras merasa kesal karena Seno tidak mempercayai nya.
Rembulan tersenyum miring. Seno kemudian menatap Bu Rahmi.
"Kalau boleh tahu apa masalah mereka, Bu?"
"Biasa, Pak. Masalah anak-anak. Dari keterangan mereka berdua. Kaki Rembulan di jegal Laras saat lagi jalan dan terjatuh. Kemudian Rembulan membalas dan terjadilah pertengkaran, Pak."
Oh kejadian yang di lihat nya tadi.
"Kamu sudah minta maaf sama Rembulan, Laras?"
"Lho kok aku sih? Nggak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)
Romance"Ma, aku bertemu dengan laki-laki itu." " Siapa?" " Laki-laki yang mirip dengan Papa." Deg Terdiam kaku saat mendengar anak tiba-tiba membawa informasi yang sangat tidak ingin ku dengar. " Kamu sepertinya salah lihat. Itu tidak mungkin." " Tidak, M...