26

5.4K 404 18
                                    

"Mami percaya?"

Mami Lina mengangguk cepat. "Mami percaya. Sekali lihat aja Mami percaya kalau Rembulan ini cucu Mami. Ya Allah sudah sebesar ini ternyata cucuku. Ternyata sudah berapa banyak tahun yang kita lewati tidak bertemu."

Mami Lina mengusap wajah Rembulan.

"Bagaimana bisa? Apa Seno tahu?"

Syahdu menatap Rembulan yang hanya diam mendengarkan.  Rembulan membiarkan apa yang di lakukan nenek kepada nya.

"Saat bertengkar dengan Mas Seno aku sudah mulai merasa aneh dengan tubuhku, Ma. Aku juga mempunyai feeling kalau aku hamil. Tapi ketika itu kami bertengkar. Aku nggak bisa ngasih tahu Mas Seno. Ia tidak akan percaya apalagi alasan yang membuat kami bertengkar karena Mas Seno salah paham sama aku. Jadi, aku diam dan tidak memberi tahu nya."

Mami Lina tampak menutup mulut nya tidak menyangka.

"Jadi, bagaimana cara kamu bisa merawat cucu Mami sendirian. Mami tidak bisa membayangkan apa yang telah kalian lalui berdua. Sungguh Mami merasa ini sangat kejam sekali. Kenapa harus terjadi sama keluarga kita."

"Mas Seno udah tahu, Mi."

Mami Lina spontan menatap Syahdu.

"Kalian sudah ketemu?"

Syahdu mengangguk. "Rembulan yang pertama kali ketemu Mas Seno. Aku baru-baru ini ketemu dengan Mas Seno."

Mami Lina menatap Rembulan. "Kamu sudah ketemu sama Papa kamu, sayang?"

Rembulan mengangguk. "Aku membenci nya."

Deg

Membenci nya. Maksud nya membenci Seno? Kenapa? Bukankah harus nya Rembulan senang karena sudah bertemu dengan Papa nya? Bagaimana kebencian itu hadir. Apakah ada yang mensugesti Rembulan untuk membenci Seno?

Mami Lina terdiam di tempat duduk nya.

"Rembulan jangan ngomong begitu."

Rembulan menatap Syahdu. "Kenapa tidak boleh? Aku memang membenci laki-laki yang membuat aku hadir ke dunia ini."

Lagi lagi Mami Lina terdiam dan terkejut. Ia melihat Rembulan pikiran nya seperti sudah dewasa tidak cocok dengan seragam smp nya.

Mami Lina menatap Syahdu meminta penjelasan. Seakan mengerti Syahdu segera menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Awal nya Rembulan sangat menginginkan Papa nya datang. Dia selalu menunggu kedatangan Mas Seno, Mi. Sampai Rembulan mengetahui alasan aku pergi dan pernikahan Mas Seno dan memiliki anak. Mulai dari sana Rembulan membenci Papa nya. Aku sudah berusaha memberi pengertian dan pemahaman. Tapi mungkin untuk sekarang Rembulan masih terkejut mengetahui fakta yang datang tiba-tiba ini. Mohon di maklumi, Mi."

Rembulan memalingkan muka nya. Ia mendengar jawaban Syahdu. Mami Lina menatap Rembulan dengan sayang. Ia bisa mengerti perasaan cucu nya.

"Kamu tidak perlu khawatir lagi, Papa kamu itu sudah cerai dengan Dinda. Mereka sudah lama tidak bersama. Nenek nggak bisa mengubah masa lalu yang sudah terjadi, tetapi setidak nya ada masa depan yang belum tersentuh dan masih menunggu, Sayang. Jangan terlalu membenci, karena bagaimana pun dia Papa kamu."

"Aku belum bisa, Nek."

Rembulan keras kepala. Mami tampak terdiam menatap wajah Cucu nya.

"Bagaimana tanggapan Seno?"

"Mas Seno terkejut dan mungkin sedang mengalami penyesalan sekarang."

Mami Lina menghela nafas. Tentu saja anak nya itu harus menyesal. Bayangkan bertahun-tahun tidak pernah tahu kalau sudah punya anak. Tiba-tiba anak nya sudah besar. Mami Lina tidak bisa membayangkan bagaimana rasa penyesalan yang di alami oleh Seno saat ini.

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang