46

3.1K 439 27
                                    

Sudah tamat di karyakarsa

Syahdu sudah tiga hari tidak bertemu dengan Seno sejak terakhir mereka pergi ke pesta anak nya Maura dan Maulana.

Seno sedang di luar kota untuk urusan pekerjaan. Syahdu sibuk sekali di toko bunga. Sejak pagi sampai siang ini, ia belum ada istirahat. Ada bunga-bunga baru yang baru sampai dan langsung di packing kembali karena ada pesanan yang datang mendadak.

Sinta dan Syahdu pun bekerja sam agar pekerjaan hari ini cepat selesai.

"Mba ini bunga yang buat Ibu Ros sudah selesai. Mau di taruh dimana Mbak? Ini tempat nya udah penuh semua. Takut nya nanti ke senggol rusak."

Syahdu berpikir sejenak. Taruh di belakang aja kali ya, Sin. Nanti tinggal ambil kalau orang nya datang."

"Baik, Mbak."

Sinta kembali dari belakang. "Sin, seperti nya bunga yang baru datang itu kita pindah ke belakang aja. Sesak di sini, Sin."

"Bagus nya memang begitu, Mbak."

Sinta dan Syahdu segera memindahkan bunga yang baru datang tadi pagi ke belakang.

Saat mereka sibuk memindahkan bunga. Ada pengunjung yang datang. Ternyata Mami Lina.

"Wah lagi sibuk ya?" tanya Mami ketika melihat toko Syahdu penuh dengan bunga.

"Mami." Syahdu terkejut melihat kedatangan Mami Seno.

"Mami ganggu ya?"

"Nggak kok Mi. Mami tadi habis dari tempat arisan. Terus lewat sini. Yaudah mampir."

Syahdu mengangguk. "Yaudah, Mi. Kita ke atas aja, Mi. Lebih enak ngobrol nya di atas dari pada di sini."

Mami Lina mengangguk. "Sin tolong buatin minum, antar ke atas ya!"

"Siap, Mbak."

Syahdu membawa Mami Lina ke ruangan nya.

"Ayo masuk, Mi. Maaf ya, tempat nya berantakan begini."

"Nggak papa, Nak. Santai saja. Sama Mami juga."

Syahdu tersenyum sungkan.

Mami Lina duduk di sofa. Ia mengambil sebuah kertas yang berada di atas meja.

"Ini apa? Punya Rembulan?" Mami menatap kertas yang sudah remuk tersebut.

"Iya, Mi. Punya Rembulan."

"Kok udah remuk gini kertas nya?"

"Salinan Mi. Yang aslinya ada."

Mami Lina memperhatikan nilai-nilai Rembulan. Ia tersenyum bangga melihat angka sembilan yang banyak di kertas tersebut.

"Nilai nya tinggi. Di sekolah juara?"

Syahdu mengangguk. "Juara terus, Mi. Juara umum juga anak nya."

"Wah, benarkah?" Mami Lina tampak berbinar dengan wajah cerah.

"Pintar nya cucu Mami."

"Alhamdulillah Mi. Padahal aku dulu sekolah nilai pas-pas an aja."

"Nurun dari Seno ini. Seno dulu di sekolah itu pintar. Sering juara juga. Tapi akhlak nya minus."

Syahdu terkekeh. Ia sudah tidak terkejut lagi mendengar nya.

Tiba-tiba handphone Mami berdering.

"Seno nelpon. Mami angkat sebentar ya!" Mami berbisik. Syahdu mengangguk.

Syahdu menyuruh Sinta masuk dan menghidangkan minuman.

"Hallo,"

".....,"

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang