Gaes yg mau baca cepat bisa di karyakarsa ya. Di sana sudah update bab 54 ya gaes ya.
"Habis ini mau kemana lagi?" Seno menatap Syahdu dan Rembulan bergantian.
"Langsung pulang saja. Pekerjaan udah banyak menanti di rumah." jawab Syahdu.
Seno mengangkat alisnya. "Pekerjaan apa? Ini kan hari libur. Waktu nya istirahat atau me time . Bukan kerja."
Rembulan langsung mengangkat kepala. "Keren ya Bapak tau me time segala." Celetuk Rembulan.
Seno terkekeh. "Itu Akash yang sering bilang me time gitu. Papa tau nya dari dia. Kalau zaman sekarang kebanyakan orang-orang itu suka me time."
"Bukan pekerjaan yang berat. Pekerjaan rutin sebagai Ibu rumah tangga."
Akhirnya Seno mengangguk mengerti.
"Rembulan ada acara hari ini?"
Seno menatap Rembulan dengan lembut."Nggak ada, Rembulan hari ini di rumah. Kemaren-kemaren udah kebanyakan main di luar." Sahut Syahdu melap sudut bibir nya.
Rembulan tidak membantah ia melanjutkan sarapan ala orang kaya versi dirinya.
Ternyata lidah nya lebih cocok sarapan nasi goreng dan sejenis nya di bandingkan sarapan ala orang kaya yang porsi nya sangat sedikit sekali. Tidak mencukupi isi lambung Rembulan. Entah karena ia tidak terbiasa atau bagaimana nya ia juga tidak tahu.
Banyak makanan di atas meja mereka saat ini yang tidak di ketahui namanya oleh Rembulan. Ia tahu nya hanya makan saja.
"Ayo habiskan lagi sarapan nya, ini masih banyak."
Rembulan menggeleng. "Kenapa? Nggak enak?" Tanya Syahdu menoleh.
"Nggak biasa aja lidah aku makan begini an. Ternyata aku nggak cocok jadi orang kaya, Ma. Cocok nya hidup dan makanan nya sederhana saja. Seperti yang kita jalani selama ini."
Seno terdiam. "Lah tadi siapa yang mau sarapan nya ala orang kaya?"
Rembulan meringis. "Ya, aku kan mau coba, Ma. Kita kan nggak pernah coba makan mahal begini."
Syahdu menggeleng geleng kepala mendengar jawaban anak nya.
"Udah Mama bilang juga. Kamu nya yang ngeyel."
"Rembulan mau apa? Biar Papa pesenin yang baru." Ujar Seno cepat.
"Nggak usah lah, Mas. Gegayaan aja ini anak." Jawab Syahdu.
Rembulan merenggut. "Nggak papa,. Mau apa biar Papa pesenin. Mau sarapan apa?"
Rembulan menggeleng. "Udah kenyang."
"Yakin?"
"Hm,"
Seno pun mengangguk. Mereka akhirnya pulang setelah selesai sarapan.
Seni mengantar Syahdu dan Rembulan pulang.
"Mau masuk dulu, Mas?" Tawar Syahdu . Rembulan sudah keluar dari mobil dan menunggu di teras. Karena kunci rumah Syahdu yang pegang.
"Mas sebenar nya mau. Tapi hari ini Mas harus berangkat ke kalimantan. Ada pekerjaan di sana. Berangkat nya hari ini. Sekalian Mas mau pamit juga sama kamu." Seno menyerong badan nya menatap penuh pada Syahdu.
"Oh, begitu. Berapa lama?" Tanya Syahdu setelah terdiam beberapa saat.
"Seminggu kalau urusan nya cepat kelar. Semoga saja nggak sampai seminggu pekerjaan Mas udah selesai di sana."
"Hm, yaudah. Mas hati-hati di sana." ujar Syahdu tersenyum menatap mata Seno.
"Hm, iya." Seno mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)
Romance"Ma, aku bertemu dengan laki-laki itu." " Siapa?" " Laki-laki yang mirip dengan Papa." Deg Terdiam kaku saat mendengar anak tiba-tiba membawa informasi yang sangat tidak ingin ku dengar. " Kamu sepertinya salah lihat. Itu tidak mungkin." " Tidak, M...