Sudah tamat di karyakarsa dengan 70 bab + 7 extra part.
Pdf juga ready. Hub 085271367230. Harga mumer.
****
"Mama mau kemana?" Rembulan tercengang melihat penampilan Syahdu yang sangat berbeda jauh malam ini. Jika biasa nya Syahdu tidak pernah memakai make up, maka malam ini wajah Syahdu jauh lebih cantik dengan sapuan make up. Ibu nya tampak berkali lipat lebih muda karena tampilan nya yang wow menurut Rembulan.
"Ini Papa tadi chat Mama. Minta temani ke pesta anak nya teman Papa. Teman Mama juga sih dulu."
"Terus aku gimana dong?"
"Kan biasa nya kalau malam Mama tinggal sendiri nggak papa. Kok malam ini kayak nggak ikhlas gitu Mama pergi."
Rembulan cemberut. Bunyi klakson mobil terdengar. Ia semakin kesal ketika Syahdu membukakan pintu.
Seno sempat tertegun melihat penampilan Syahdu malam ini. Seno benar-benar mengagumi kecantikan Syahdu yang selama ini tersembunyi di balik kesederhanaan nya.
"Mas,"
Syahdu menjentikkan jari nya. Seno mengerjap.
"Ya,"
Syahdu menggeleng melihat Seno tidak fokus.
"Bujuk dulu anak kamu itu. Lagi kesal."
Seno pun masuk ke dalam rumah. Ia melihat Syahdu yqng duduk di sofa tanpa menoleh.
"Kata Mama lagi kesal. Kenapa hm?"
"Tau," Rembulan menjawab cuek dan jelas kesal. Masih juga di tanya. Harus nya Mama nya kasih tahu penyebab nya sama Seno.
"Lho kok jawab nya begitu?" Seno mengusap rambut Rembulan.
"Anak nya nggak mau tinggal sendiri di rumah."
"Oh begitu. Yaudah ikut sama Mama Papa. Gimana? Mau nggak?"
Rembulan langsung menengok. "Kenapa baru nawarin sekarang. Papa nggak ikhlas bawa aku."
Seno meringis. Anak gadis nya merajuk.
"Papa kira Rembulan nggak bakal mau ikut. Maaf ya, Nak. Sekarang ganti baju. Kita pergi bareng. Papa juga mau ngenalin kamu sama teman-teman Papa. Pasti mereka nanti terkejut melihat kamu idah sebesar ini."
Rembulan menatap Syahdu meminta pendapat. Syahdu pun mengangguk. Ia segera bangkit dari duduknya.
"Tungguin!"
Rembulan segera masuk ke kamar nya.
"Akhir-akhir anak kamu itu manja sekali. Apa-apa semua mau nya harus di turuti." ujar Syahdu.
Seno tertawa pelan. "Udah jangan ngomel terus. Sini duduk!"
Syahdu menurut. Ia duduk di hadapan Seno.
"Malam ini kamu cantik banget loh sayang!"
Syahdu pun sedikit salah tingkah saat mendapatkan pujian. Ia segera mengibas rambut nya ke belakang berusaha mengusir rasa malu dan bahagia nya.
"Kapan aku nggak pernah cantik?"
Seno tidak bisa menahan ketawa nya melihat kepedean seorang Syahdu. Seno tahu kalau Syahdu sedang malu.
"Nggak pernah nggak cantik selalu cantik."
Syahdu mengulum senyum dan berusaha untuk tidak tertawa. Ia pun pura-pura bersikap biasa.
"Udah deh. Jangan gombal. Udah tua juga. Ingat umur!"
"Nggak menggombal sayang. Ini serius."
"Iya, iya. Makasih pujian nya Mas. Tapi aku nggak mau muji kamu ganteng malam ini." Balas Syahdu dengan berani menilai penampilan Syahdu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)
Romance"Ma, aku bertemu dengan laki-laki itu." " Siapa?" " Laki-laki yang mirip dengan Papa." Deg Terdiam kaku saat mendengar anak tiba-tiba membawa informasi yang sangat tidak ingin ku dengar. " Kamu sepertinya salah lihat. Itu tidak mungkin." " Tidak, M...