40

5.4K 491 51
                                    

Selamat siang semuaa.

Gaess di antara kalian semua ada yang bisa desain nggak?

Ada yang bisa buatin aku cover??

Please komen!!

"Mama serius?" Pekik Rembulan berjingkrak. Syahdu mengangguk.

"Iya. Tapi ingat. Kamu nggak boleh menyalahgunakan ilmu kamu. Kamu nggak boleh berantem lagi di sekolah. Capek Mama dapat telpon dari sekolah kamu."

"Oke, Ma."

Rembulan tersenyum lebar dan memeluk Syahdu dengan senang.

Syahdu tersenyum. Ia mengusap rambut anak gadis nya.

"Terima kasih, Mama. Uhh sayangnya sama Mama," ucap Rembulan.

Syahdu mengurai pelukan mereka. "Bilang terima kasih nya sama Papa. Karena Papa kamu yang udah meyakinkan Mama buat kasih izin."

Terkejut. Ekspresi Rembulan.

"Serius?"

Syahdu mengangguk. "Iya. Mama nggak mungkin bohong lah. Ngapain juga. Kalau nggak di kasih penjelasan yang masuk akal sama Papa kamu. Mama nggak bakal kasih izin."

Rembulan mengangguk.

Akhirnya berhasil juga Bapak itu ternyata. Ah harus nya panggil Papa kan?

Rembulan tersenyum senang. Ia sudah tidak sabar untuk ikut les. Ia bisa semakin mengasah kemampuan nya.

Rembulan sudah berada di kamar nya. Ia mengambil handphone dan tampak mengetik sesuatu.

"Beres,"

Rembulan melempar handphone nya ke atas kasur dan langsung merebahkan dirinya di sana.

*****

Seno sedang sarapan bareng Mami nya. Ia memutuskan pulang kerumah Mami nya sesekali.

"Seno."

"Ya Mi, kenapa?"

"Hhmm, kamu masih ingat sama Syahdu?"

Seno berhenti mengunyah. Ia menatap Mami nya sejenak sebelum kembali fokus kepada makanan nya.

Bukan ingat lagi, Mi. Tapi kami udah sering ketemu juga.

Namun semua itu hanya di ucapkan Seno dalam hati nya. Ia belum bisa memberi tahu Mami nya sekarang.

"Kenapa Mami tiba-tiba nanya begitu? Mami keingat sama Syahdu?"

Bukan jawaban yang di dapat Seno melainkan tatapan lekat Maminya.

Seno pun memperbaiki duduk nya.

"Mami ketemu sama Syahdu." Seno langsung menatap Mami.

"Mami ketemu sama Syahdu?"

Mami Lina mengangguk. "Kami bahkan juga sempat berbicara,"

Seno segera minum air putih.

Kenapa Syahdu nggak pernah cerita. Atau mungkin dia lupa? Tapi rasa nya tidak mungkin.

"Seno...,"

"Ah iya, Mi?"

"Mami berjanji sama Syahdu untuk tidak memberi tahu kamu tentang pertemuan kami. Tapi Mami rasa kamu harus tahu. Mami juga ingin Syahdu bisa dekat lagi sama Mami. Kamu nggak keberatan kan?"

Seno segera menggeleng. "Nggak. Aku nggak keberatan sama sekali. Mami tahu kan kalau selama ini aku terus mencari dimana keberadaan Syahdu."

Mami mengangguk. Seno menjadi bimbang apakah ia harus memberi tahu Mami nya apa tidak. Tapi Mami nya juga sudah bertemu dengan Syahdu.

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang