Ebook ready di googleplay ya gaesss
Laras tersenyum senang saat Seno datang ke rumah sakit menjenguk nya.
"Papa datang?" Laras tersenyum sumringah.
Dinda sedang tidak ada di rumah sakit. Ia tadi pamit keluar. Syukurlah Seno bisa bicara berdua dengan Laras tanpa Dinda.
"Bagaimana keadaan kamu?"
Laras mengangguk. "Udah agak mendingan. Cuma nyeri aja bagian perut nya."
Seno menatap Laras yang pernah di sayangi nya sewaktu kecil. Sampai sekarang pun rasa sayang itu tetap ada untuk Laras walaupun Laras bukan anak kandung nya. Kejahatan Dinda tidak ada sangkut paut nya dengan Laras. Namun mengingat kejadian antara Laras dan Rembulan ia pun tidak bisa tinggal diam.
"Kamu sama Rembulan benar terlibat perkelahian?"
Laras tampak tertegun. Pupil mata nya membesar.
"Papa tahu? Rembulan mengadu?"
"Kamu tahu Rembulan anak Papa?" Seno malah berbalik tanya.
Laras pun mengangguk. Ia sedikit gemetar melihat tatapan Seno.
Seno pun tampak menarik nafas. "Alasan kamu mencari keributan dengan Rembulan apa? Kamu yang memulai?"
Laras terdiam. Ia tidak mau menatap Seno.
"Aku benci dan marah. Aku tidak suka dan aku tidak menerima kalau Rembulan anak Papa. Kenapa bukan aku? Kenapa harus Rembulan. Kenapa?"
Bola mata Laras berkaca. "Papa juga membuat karir Mama hancur. Segitu penting nya mereka di bandingkan aku dama Mamaku."
"Jelas. Mereka lebih penting. Karena mereka orang yang Papa inginkan."
Sakit hati Laras. Ia segera menghapus air mata nya.
"Laras, dengar! Kamu tidak bisa membenci dan tidak suka karena Rembulan anak kandung Papa. Karena mereka ada jauh sebelum kamu dan Mama kamu masuk ke dalam kehidupan Papa. Papa sama istri Papa berpisah karena ulah Mama kamu. Seperti yang kamu tahi selama ini. Mama kamu menjebak Papa dan memfitnah istri Papa. Kamu hatus bersyukut karena Papa masih baik sama kamu dan membiarkan kamu memanggil panggilan yang sama seperti Rembulan. Kamu tidak ada sangkut paut nya dengan kejahatan Mama kamu. Tapi sekarang apa yang Papa dapat. Kamu mulai mengikuti jejak Mama kamu. Kamu mengganggu anak kandung Papa. Kamu mencari keributan dengan Rembulan lantaran karena rasa tidak suka kamu. Kamu tidak bisa menyalahkan terlahir dari rahim Mama kamu dan bukan anak Papa. Kalau kamu protes silahkan protes sama Mama kamu."
Laras terdiam. Air mata nya kembali jatuh membasahi pipi.
"Kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu punya Laras. Jangan sampai kamu berubah seperti Mama kamu. Dan Papa berharap kalau kamu masih mencari masalah dengan Rembulan, Papa tidak akan pernah memaafkan kamu dan jangan pernah memanggil Papa lagi."
"Papa mengancamku."
Seno menggeleng. "Papa bukan mengancam tapi memperingati."
Laras terkekeh. Ia mendongak menatap Seno.
"Aku tidak bisa janji." Hati Laras mengeras. Seno cukup terkejut mendengar jawaban Laras yang berani.
"Kalau begitu siap-siap saja kamu bisa hancur seperti Mama kamu. Jangan lupa sama siapa kamu sedang berhadapan. Seperti nya saya sudah cukup baik sama kamu selama ini. Tapi ini balasan kamu Laras."
Jujur, Seno sangat kecewa dengan Laras. Seperti bya Dinda sudah meracuni otak Laras. Padahal selama ini Laras selalu menurut dengan nya.
"Seperti nya aku sudah tidak punya papa lagi," ujar Laras kepada dirinya sendiri seusai Seno meninggalkan ruangan nya. Laras menangis keras dan tertawa. Ia seperti nya mulai stress.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)
Romance"Ma, aku bertemu dengan laki-laki itu." " Siapa?" " Laki-laki yang mirip dengan Papa." Deg Terdiam kaku saat mendengar anak tiba-tiba membawa informasi yang sangat tidak ingin ku dengar. " Kamu sepertinya salah lihat. Itu tidak mungkin." " Tidak, M...