21

5.4K 420 34
                                    

Selamat pagiiiii...,

Maaf teman² semua baru hadir kembali setelah sekian hari apa bulan ya terlewati. Aku kembalii updatee nihhh.

Ada yang nungguin nggak?? Selamatt membacaa semuanya🤩🤩

Syahdu memarkirkan mobil nya di garasi. Arloji nya sudah menunjukkan pukul enam sore. Syahdu berjalan lunglai menuju pintu rumah. Ia mengernyit ketika pintu tersebut terkunci. Biasa nya pintu tidak di kunci kalau Rembulan sudah berada di rumah.

Apa jangan-jangan Rembulan belum pulang? Pikir Syahdu. Dengan jantung berdebar kencang Syahdu mencoba mengetuk pintu sambil memanggil Rembulan.

Wajah Syahdu mulai panik. Ia mengambil handphone dan mendial nomor Rembulan.

Tidak di angkat. Syahdu mulai cemas, panik dan khawatir. Ia membuka resleting tas nya dan mengobrak abrik isi nya mencari kunci rumah.

Ia bernafas lega saat menemukan kunci rumah dan segera membuka nya. Begitu pintu terbuka ia segera melesat masuk ke dalam dan langsung menuju kamar Rembulan.

"Rembulan," panggil Syahdu keras. Tidak ada sahutan. Syahdu membuka pintu kamar anak nya. Tidak terkunci.

Gelap

Jantung Syahdu sudah bertalu-talu. Tidak biasa nya Rembulan belum berada di rumah idah jam segini. Syahdu menghidupkan lampu dan tidak menemukan keberadaan rembulan.

Rembulan mencari ke dapur dan kamar mandi juga tidak ada. Dengan wajah panik. Syahdu kembali mengambil handphone nya dan mendial nomor Rembulan.

Berdering tapi tidak di angkat. Syahdu menyugar rambut nya . Ia berjalan mondar mandir dan gelisah.

"Kamu dimana nak? Mama minta maaf sayang!" ujar Syahdu menggumam dan kembali menghubungi nomor Rembulan.

Tidak aktif.

Ya Tuhan! Kamu dimana sayang.

Syahdu segera mencari kontak Tari. Sahabat Rembulan.

Syahdu berharap Tari mengetahui keberadaan Rembulan saat ini.

Tut tut tut

Tidak di angkat juga. Syahdu semakin panik. Ia segera berlari keluar setelah mengambil kunci mobil nya. Syahdu mengunci pintu rumah dengan tergesa-gesa.

Ia tidak bisa tenang. Ia sangat khawatir memikirkan keberadaan Rembulan.

Ini semua salah nya. Andai ia tidak menampar Rembulan. Mungkin kejadian nya tidak akan seperti ini.

"Syahdu!"

Syahdu segera menoleh ketika mendapati Seno berdiri di depan rumah nya.

Kapan Seno datang. Kenapa ia tidak tahu.

Seno menghampiri Syahdu dengan penasaran.

"Kamu keqmana? Kenapa tampak terburu-buru dan cemas begitu?" Seno melontarkan berbagai macam pertanyaan.

Syahdu menggeleng. "Saya ada urusan."

Syahdu berjalan menuju mobil nya. Namun tangan nya segera di tahan oleh Seno.

"Lepas!" sentak Syahdu marah.

"Rembulan mana?"

Syahdu tergugu mendengar pertanyaan Seno. Kenapa pula di saat genting begini Seno menanyakan Rembulan. Bola mata Syahdu bergerak. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Kalau ada yang mau di bicarakan besok saja. Saya harus pergi sekarang. Saya tidak punya waktu."

Lagi lagi Seno menahan lengan Syahdu. Ia tidak peduli dengan kemarahan Syahdu. Pasti ada yang terjadi sehingga Syahdu tampak terburu-buru dan panik.

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang